Dua belas

2.4K 154 14
                                    

Pagi-pagi sekali Yoon Myeong Ju pulang dari rumah ayahnya. Dia harus segara bersiap untuk bekerja. Dia tidak membawa seragam atau barang apapun kemarin. Dia memang sengaja tidak mau repot.  Di depan gedung berlantai empat tempat tinggalnya, Yoon Myeong Ju melihat jendela pada lantai ke tiga tempat huniannya berada. Jendala yang tertutup gordyn itulah tempat yang ia sebut sebagai rumah.

Yoon Myeong Ju berlari menaiki 3 anak tangga di depan pintu masuk bangunan itu dengan sekali lompatan. Dia berlari menuju lantai tiga. Ini adalah olahraga paginya hari ini. Senyum Yoon Myeong Ju tersirat.

Telunjuknya siap memasukkan passcode pintu rumahnya. Masih menekan satu angka dan dia menyadari ada yang salah. Pintunya tidak terkunci. Perlahan dengan penuh kewaspadaan, Yoon Myeong Ju membuka pintunya. Sepi. Terkejut, Yoon Myeong Ju buru-buru masuk.

'Apakah perampokan?'

Yoon Myeong Ju khawatir dengan barang-barangnya. Dia mengecek semua barang-barangnya. Ruang tamunya benar-benar berantakan. barang-barangnya terjatuh. Mejanya terbalik. Kaca pecah berserakan. nakasnya terbuka dan barang-barang di atas rak-nya semua telah terjatuh. Termasuk beberapa koleksi buku-bukunya yang disimpan di rak khusus.

Kamar tidurnya juga berantakan walaupun tidak separah ruang tamu. Nakasnya terbuka. Lemari bajunya juga terbuka. Tapi tidak ada yang hilang. Setelah dia lihat lagi, barang-barang di ruang tamu juga tidak ada yang hilang.

"Mereka tidak mengambil apapun?"

Lalu apa maksudnya ini. Kenapa mereka mengobrak-abrik rumahnya. Dia merasa tidak memiliki musuh. Selama ini dia tidak pernah menganggangu hidup orang lain.

"Tapi ini.."

Ada apa ini. Dia ingat tadi malam juga ada yang menguntitnya. Dia tidak berpikir terlalu jauh tentang itu. Apakah cuma kebetulan saja kejadiannya nyaris bersamaan.

"Apa ada hubungannya?"

Yoon Myeong Ju masih tidak bisa menebak tentang kejadian ini.

***
"Kopral Kim Ki Bum."

Sersan Kim Boem Rae menerima hormat. "Ada apa?"

"Aku mencari Letnan Yoon. Ada paket untuknya."

"Kau menjadi penerima paket?" Canda Kim Boem Rae. "Letnan Yoon akan terlambat hari ini. Dia baru saja menghubungiku. Kau bisa meletakkanya disana. Nanti akan kuberikan."

Kim Boem Rae memperhatikan box berwarna pink pastel yang di bawa Kopral Kim. Sangat imut dan cantik. "Apakah mungkin dari pengaggumnya?"

Seperti diajak bergosip, Kim Ki Bum menanggapinya dengan senyum jahil. "Aku berpikir juga begitu. Pasti ada yang mencoba untuk mengambil hati Letnan Yoon." Bisiknya.

"Sejak di akademi militer dia sudah banyak yang mengagumi."

"Benarkah?"

"Tapi kebanyakan mereka tidak berani mendekatinya."

"Kenapa? Apa karena Letnan Jenderal Yoon?"

Kim Boem Rae memikirkan pendapat rekannya. Bukan itu alasan yang dia maksud. Tapi jika di pikirkan mungkin juga. "Karena Letnan Yoon orang yang galak. Dia seperti mengajak berkelahi orang yang mencoba mendekatinya."

"Wah." Kopral Kim sedikit merasa takut.

Kopral Kim tahu jika Letnan Yoon orang yang tegas, tapi dia tidak tahu bahwa atasannya itu ternyata cukup mengerikan. Akan lebih baik jika dia tidak ketahuan sedang membicarakannya dibelakang. Sebelum itu terjadi, dia lebih baik segera menyelesaikan niatnya kemari.

***
"Sersan Im Gwang Nam."

Yoon Myeong Ju menoleh pada sumber suara. Sersan Im yang sedang hormat. Yoon Myeong Ju mengangguk membalasnya lalu meneruskan jalannya. Dia sudah cukup terlambat hari ini karena mengurus rumahnya, dan dia ingat masih banyak pekerjaannya yang tertunda. Hari ini akan sangat melelahkan pikirnya.

DOTS 2: Everytime Is You (End)Where stories live. Discover now