1

2.7K 79 3
                                    

Walaupun aku hanya bisa menatapmu dari kejauhan, aku sudah bahagia dengan caraku seperti ini

Lina menggelengkan kepalanya saat melihat Nayra menuruni tangga dengan tergesa gesa. "Hati hati, nih sarapan dulu," Nayra mengambil roti dari tangan mamanya dan memakannya cepat cepat. "Aku berangkat ya ma," Nayra berlari dengan roti yang mengumpul di pipinya.

"Hati hati!" Lina menarik nafasnya dan tersenyum. "Siap ma!" Teriak Nayra yang mulai menghilang dari pandangan Lina.

"Yaelah, lama banget sih. Hari pertama sekolah nih, mau kena hukum lo?" Tanya Laura kesal. Nayra memutar bola matanya dan langsung memasuki mobil Laura.

"Jangan banyak bicara, lebih baik kita langsung berangkat aja ya biar gak telat," Laura menghembuskan nafasnya dan segera melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi agar tidak telat untuk hari pertamanya ia masuk ke SMA barunya.

"Maaf ya Nay nanti gue gak bisa bareng lo, karena pulang nanti gue bareng Aldo," Nayra tersenyum dan tak masalah, "it's okay, aku bisa dijemput orang tuaku."

"Ayo cepat masuk!" Murid murid berhamburan untuk memasuki sekolah yang sebentar lagi gerbang akan ditutup.

"Nayra cepetan dong! Gerbangnya sudah mau ditutup tuh," Teriak Laura kesal dan langsung berlari mendahului Nayra daripada ia harus telat jika masih membuang waktunya untuk menunggui gadis yang super lama.

"NAYRA! CEPAT DIKIT DONG!" Sontak semua siswa siswi menoleh ke sumber teriakan yang arahnya dari Laura. Melihat sekitarnya sedang menatap dirinya, Laura segera berlari masuk dengan perasaan malu.

"Sejak kapan sih aku punya sahabat yang ngeselinnya minta ampun," Nayra menggendong tasnya dan berlari secepat mungkin karena dirinya mendengar bel sekolah barunya telah berbunyi sampai ia tak sadar benda di tasnya terjatuh.

Langkah sosok cowok terhenti saat mengenai gantungan kunci yang terjatuh dari tas perempuan tersebut yang berlari sangat cepat. Ia pun mengambilnya dan berlari menyusul pemilik gantungan kunci tersebut.

"Hey tunggu, gantungan kuncimu terjatuh nih." Teriak cowok tersebut. Tapi Nayra menghiraukan teriakan tersebut tujuannya masih tertuju pada Laura dengan langkah cepat ia menyusul sahabatnya yang jalannya lunayan cepat.

"Astaga tuh cewek jalannya cepat banget sih," Keluh cowok tersebut, ia menaruh gantungan tersebut di saku celananya. Ia berharap bisa bertemu dengan cewek tersebut untuk mengembalikan barangnya yang terjatuh tadi.

"Tumben lo telat? Yang gue kenal itu Varel gak akan pernah telat. Ketua osis kok telat sih? Telat 30 detik lagi, lama banget. Cepat deh, lo dicari sama yang lainnya," Ujar Giaz sambil menutup gerbang sekolah.

Langkah Nayra terhenti saat mendengar obrolan 2 cowok dibelakangnya, "Varel?! Yang barusan aku dengan apakah itu kak Varel, laki laki yang aku cari cari selama ini, walaupun aku gak bisa berbicara dengannya setidaknya aku bisa melihat wajahnya kembali."

"Di lapangan kan? Yasudah gue duluan ya. Kalau urusanmu sudah selesai langsung menuju ke lapangan ya," Varel menepuk bahu Giaz dan langsung bergegas menuju lapangan.

"Astaga Nayra! Masih sempatnya lo berdiam diri di tempat, semua sudah ngumpul di lapangan. Kapan sih lo gak bikin gue kesal," Ucap Laura memutar bola matanya kesal.

"Kenapa masih diam? Ayo dong," Laura langsung menarik tangan Nayra agar tidak terus menerus terdiam ditempatnya. "Tadi seperti ada kak Varel disitu," Telunjuk Nayra mengarah pada gerbang, tetapi Laura tidak melihat seseorang pun disana.

"Ngayal terus, jangan sering sering mikirin kak Varel, karena dia belum tentu mikirin kamu juga," Ujar Laura sambil mengketuk ketuk kening Nayra.

"Jahat banget sih kamu, aku tadi beneran dengar suara kan Varel lagi bicara sama temannya," Laura menghembukan nafasnya kesal dan bergegas pergi meninggalkan Nayra yang masih menatap gerbang sekolah yang sudah tertutup.

Nayra membalikka tubuhnya, "Gara gara lo sih, jadinya..," Nayra kebingungan ketika saat menoleh ia tidak melihat Laura disana.

"Kebiasaan deh ninggalin aku terus," Gumam Nayra berlari kecil untuk menyusul Laura yang tidak begitu jauh darinya.

Hari ini merupakan hari pertama masuk SMA kini aku sudah rapi dengan seragam putih abu abu dan disini aku akan mengikuti serangkaian kegiatan yaitu MOS yang memang dikhususkan untuk semua peserta didik baru. Kini aku dan semua siswa siswi baru berada di lapangan sekolah ini untuk mengikuti kegiatan upacara.

Disini Nayra dan Laura harus mendengarkan sepatah dua patah yang artinya berlembar-lembar pidato dari Kepala Sekolah sekaligus pembukaan MOS.

"Astaga! Kita disini sudah 2 jam tauk, panas banget lagi!" Keluh Laura yang mulai tadi gak mau diam.
"Sabar, palingan bentar lagi sudah selesai, bawa santai aja." Jawab Nayra dengan suara pelan beda dengan suara tinggi Laura.

"Yaelah, gimana mau santai, panas gini dengarin orang ceramah. Bisa bisa gue gosong disini, terus nanti Aldo gak suka sama gue lagi gimana dong?" Ucap Laura semakin menjadi jadi.

Nayra menghembuskan nafasnya, "Aku juga panas, mau gimana lagi?"
"Eh Nay," Ucap Laura memukul mukul pundak Nayra dengan pandangan kearah depan.

"Apaan?" Saking serunya Nayra mengobrol dengan Laura ia tak menyadari jika pembicara didepan berganti, suaranya sangat tak asing ditelinga Nayra.

Nayra kembali melihat kearah depan untuk memastikan apa yang didengarnya. Nayra gak menyangka bahwa seseorang didepannya yaitu sosok yang Nayra kagumi dan sosok yang Nayra cari cari selama ini semenjak 4 tahun yang lalu mereka berpisah. Dia adalah Grissham Varelio Aldrich!

"Nayra lo liat kan! Itu beneran kak Varel?" Tanya Fera kaget yang menggoyangkan lengan Nayra. Nayra hanya mengangguk tanpa bersuara dengan tatapan yang masih tertuju pada Varel.

"Jodoh emang gak kemana, ini kesempatan emas buat lo, gue gak mau tau pokoknya lo harus segera kenalan sama kak Varel, kalau bisa hari ini juga!"

"Yang benar aja, gak ah. Gue gak akan bisa, lo tau sendiri bagaimana kepopularitasnya kak Varel," Fera menghembuskan nafasnya, "Yaelah, gak ada salahnya mencoba, mulai kenalan aja dulu," Nayra tetap menggelengkan kepalanya.

"Coba deh lihat kekanan dan kirimu, terlalu banyak cewek cewek yang menyukai sosok Varel, makin susah untuk aku mendapatkannya,"

Laura melihat ke arah kanannya, "Wow ganteng banget ya, gak nyesel gue sekolah disini," Ucap cewek disebelah Laura, "Iya ganteng banget sumpah. Hari ini aku akan langsung kenalan sama kakak itu," Merasa bosan dengan obrolan beberapa siswi disebelah kanannya.

Laura pun mengubah pandangannya ke kiri, "Duh gue sudah gak bosan lagu nih lihat kakak ganteng, gue betah disini terus," Gak ada bedanya Laura melihat ke arah kirinya, karena didepan, belakang, kanan, kirin, semua cewek membicarakan sosok Varel yang sedang beepidato didepan.

Nayra terkejut saat melihat Varel menatap dirinya walaupun tatapan itu hanya berlangsung beberapa detik.

"Astaga! Dia lihat ke gue, duh gimana ini,"
"Ge-er banget sih, dia itu natap gue!" Teriak cewek cewek disebelah Nayra, membuatnya tersadar bahwa Varel bukan menatap dirinya. Nayra tidak ada bedanya dengan cewek lain, ia hanya merasa kak Varel sedang menatap dirinya padahal sebenarnya tatapan itu bukan untuk Nayra.

"Nay! Lo liat kan, tadi itu kak Varel liat lo, sudah gue ukur tatapannya itu tertuju pada lo Nay. Jangan sia siakan kesempatan ini dong, selagi kalian bertemu kembali apa salahnya kenalan dulu," Nayra mengabaikan ocehan Laura yang berada disampingnya.

ASPETTA [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang