Let me be your girlfriend

87.9K 1.7K 62
                                    

@Nzadelrey <WARNING. ORANG INI MERUPAKAN ORANG YG TIDAK PUNYA KESOPANSANTUNAN DALAM PERKATAANNYA. SAYA HARAP DIA MENYESAL DENGAN PERKATAANNYA YANG KURANG SOPAN. TERIMAKASIH:) u must learn how to apologize when u're create a mistake dude. one other thing, don't u dare told me that my story was a nonsense and im not mature yet for write this story. see the different between ur readers and mine hun. old just a damn number. think before u speak, we're same as an author, we must know how to used or play with words.

Dibacanya sambil dengerin musiknya ya, makasih hehe^^

* * *

Rei's POV

Aku menjatuhkan diriku diatas kasur lateks-ku begitu saja. Aku menghela napas panjang sekali. Rasanya.. berat.. Kenapa? Kenapa Marsya selalu lebih memilih David daripada aku? Kenapa aku tidak pernah bisa menang darinya? Kenapa? Bahkan setelah semua yang sudah terjadi.. Kupejamkan mataku rapat-rapat, satu tanganku menutupi kedua mataku agar terhindar dari cahaya lampu kamarku yang menyilaukan. Hanya untuk mematikan lampu aku merasa lemas.

Bagaimana jika nantinya David kembali memilih Marsya? Apakah Marsya akan kembali pada David dan meninggalkanku begitu saja? Crap! Hanya memikirkannya saja, hatiku terasa ngilu.. Tidak! Aku tidak boleh begini, aku yang sudah membuat keputusan untuk kembali pada posisi awalku, melindungi, hanya itu, tidak lebih. Tapi, tiba-tiba satu pertanyaan yang selalu keluar di otakku, sesaat kembali muncul, apakah suatu saat nanti Marsya juga akan memiliki perasaan yang sama denganku? Jawabannya, hanyalah tanda tanya besar.

Ketika aku kembali membuka mataku, waktu sudah pagi. Aku membalik posisi tidurku kearah kanan dan sekejab jantungku nyaris berhenti berdetak. Gadis yang hampir selalu menghiasi seluruh mimpi-mimpiku tiap malamnya, tiba-tiba saja muncul disampingku. Lalu, dia tersenyum padaku.. Entah karna nuansa pagi hari ini atau apalah, tapi sedetik kemudian, aku menyadari kami mulai berciuman. Begitu hangat dan basah. Lidahnya, bibirnya, hangat nafasnya, aduh belum apa-apa kuyakin juniorku sudah bergejolak meminta lebih. Aku meremas rambutnya dan Marsya mengambil posisi diatasku. Kemudian, dia mulai menggesekan miliknya pada milikku.

"Ehmm, ahh... hhh, hahh.." Erangku nikmat, sial ini benar-benar menggairahkan.

"Rei, ahh.. Rei.. ahhh, ehmm, hhh..."

Mendengar desahannya yang begitu seksi dan memikat, aku langsung membalikkan tubuhnya agar berada dibawahku. Perlahan tanganku menjelajahi tengkuknya, begitu pula bibirku. Aroma tubuhnya benar-benar menggugah hasratku. Setiap kali aku menghisap lehernya dan meninggalkan hickey, Marsya selalu semakin mendesah. Tanganku turun kearah dadanya, begitu kenyal dan pas ditanganku. Bulat dan lembut. Aku meremasnya penuh gairah dan memainkan kedua putingnya bersamaan.

"Ahh, hmm, ah! Rei! Ahh, hhh.." Erangnya begitu aku mulai mengulam kedua putingnya bergantian. Satu tanganku yang lain sudah mengarah kearah miliknya, begitu juga jemari Marsya yang juga tiba-tiba sudah sibuk menggoda dan memainkan juniorku. Sial! Aku sudah tidak tahan! Jadi tanpa menunggu lebih lama lagi, aku menggesekan milikku pada miliknya dengan sedikit kasar. Oh, Crap.. Kami berdua telah sama-sama basah dan siap sekarang..

Sesaat sebelum aku memasukan juniorku yang sudah basah dan keras, kami berpandangan. Aku menunggu jawabannya, dan dia tersenyum. Senyum yang membuatku nyaris kehilangan seluruh tenagaku. Kenapa aku melakukan ini padanya? Kenapa aku tidak melindunginya?

"Sya, sori.. Maaf.. Gue.." Ucapku serak, tapi Marsya malah menutup mulutku dengan ciumannya dan mengambil posisi diatasku, lalu mulai memasukan milikku kedalam miliknya yang teramat panas dan lembab.. Kemudian, dia mulai bergerak turun naik, begitu juga kedua dadanya yang bergerak seirama.

From benefit to loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang