[5]perjalanan/旅行

5.3K 444 18
                                    


Sakura membuka matanya secara perlahan.
Sebilas cahaya mentari masuk menganggu waktu tidurnya.
Ia kaget melihat kondisi tubuhnya yang kini di biarkan terbaring bebas di lantai,bukankah semalam sasuke masih bersamanya?.
Begitu Banyak pertanyaan menerobos masuk ke dalam pikirannya.
Namun sakura berusaha untuk tidak peduli akan hal itu.

Sakura melakukan perengangan otot sebelum beranjak untuk mencari keberadaan sasuke.
"Sasuke-kun?"
Gadis itu sedikit berteriak karna orang yang dicarinya masih belum di temukan.
Sakura mengitari seluruh ruangan yang terdapat di dalam markas,tidak ada satupun ruangan yang terlewat dari investigasinya.

Namun sampai detik ini batang hidung sasuke belum juga terlihat.
Sakura berlari kecil keluar markas,ia menghembuskan nafas pelan.
Hatinya begitu lega melihat orang yang telah membuatnya berkeliling bagai anak kecil yang kehilangan jejak orang tuanya di keramaian ,ternyata sedang duduk santai bersandar di batang pohon.
Sakura menatap sasuke dari kejauhan,entah kenapa tapi ia begitu tertarik untuk terus memperhatikannya.
Sudut bibirnya terangkat membentuk satu senyuman penuh makna,senyuman yang tak akan pernah terhapus dengan mudahnya.
Bagi sakura sumber kebahagiaan nya di dunia ini hanyalah dia,seorang Uchiha sasuke.

Sasuke sadar akan keberadaan sakura,ia setengah melirik perempuan itu sebelum akhirnya menoleh.
"E-h..?" Karna sudah terciduk sakura dengan terpaksa menghentikan aksinya.
"Hoy!kau ingin ikut atau tidak?"
"I-iya..tunggu sebent-tar aku ingin mencucikan jubahmu dulu."
Gugup saat berbicara di depan sasuke sudah menjadi kebiasaan sakura.

"Tidak usah.bukankah sudahku bilang aku masih punya satu lagi?"
Sasuke berdiri,menunjukan kepada sakura jubah berwarna hitam sama persis dengan yang dipakainya kemarin.
"Begitu ya.."
Sasuke memakai jubah hitam itu dengan lihai menggunakan satu tangannya,sakura kagum sehingga pupil matanya membesar.
"Apa lagi yang sedang kau pikirkan?cepatlah bersiap."
Suara berat itu kembali mengagetkannya.
"Eh-i-i-iya baiklah."
Sakura kembali masuk ke markas,mengambil tas selempang dan jubah yang sempat ia tinggalkan di dalam sana.

Selang beberapa detik anak itu segera menghampiri sasuke dengan tas selempang yang sudah mengantung di badan nya.
"Anu..sasuke-kun,apa kau sudah sarapan?"
Sakura merogoh tasnya,berniat memberikan sisa makanan ringan miliknya kepada sasuke.
"Berhenti memikirkan ku sakura,pikirkanlah dirimu sendiri."
Sasuke menjawab tanpa menatap lawan bicaranya.

"Ini ambilah."
Tidak peduli bagaimana reaksi sasuke terhadapnya,Sakura tetap keukeuh memberikan sebungkus daging panggang yang terlihat masih lezat kepada sasuke.
Sasuke mengernyitkan alisnya,kenapa anak ini terlalu keras kepala.
"Aku sudah sarapan.
Simpan saja ini untukmu."

Sakura merasakan aura yang cukup berbeda saat sasuke mengatakan hal itu.
"Jangan kau pikir aku peduli,aku hanya tak ingin kau mati kelaparan disini."
Seolah-olah tahu apa yang ada di pikiran sakura,sasuke membuat angan-angan nya hancur seketika.
Dengan rasa kecewa yang berat,sakura mengembalikan sebungkus daging itu ke dalam tas nya.

Tanpa mengatakan apapun sasuke memulai langkahnya mendahului sakura.
Sakura berdeham pelan namun sasuke tak mengubrisnya.
Rasa kecewa sudah bertubi-tubi menggerogoti hati sakura,entah jutsu kuat seperti apa yang melindungi hatinya.Sehingga saat rasa itu kembali hadir,dengan mudah sakura bisa menepisnya.
namun kali ini berbeda.

Sakura berjalan membuntuti sasuke.
Ia tidak mencoba untuk berbicara,karna kekecewaan nya masih singgah dan tak mau pergi.
Hatinya berulang kali mencoba menendang perasaan itu jauh-jauh,namun tetap saja datang dan mencoba menetap.
sakura tidak akan membiarkan tubuhnya dikendalikan oleh egonya sendiri.
Ia tidak ingin ada kesenjangan antara dirinya dan sasuke karna suatu hal yang kecil.

"Sasuke-kun,apa misi kita kali in—
"Pulau o'uzu"
Sakura mencoba untuk membuka obrolan,namun sasuke bahkan tidak membiarkannya berbicara.
Sakura terdiam dengan segenap rasa kecewa yang masih setia membaluti hatinya.
Matanya mulai memanas,tanda bahwa air yang telah susah payah ia bendung akan tumpah.

Beberapa tetes air mata sudah turun membasahi pipinya.
Sakura mengigit  kepalan tangan nya sendiri supaya isak tanggisnya tidak terdengar oleh sasuke.
Sayangnya Sakura terlalu meremehkan lelaki di hadapanya.
Bahkan dengan suara sekecil semut sekalipun,telinganya masih dapat menangkap dengan jelas.
"Berhenti menanggis!kau sangat berisik."
Kalimat yang terlontar dari mulut sasuke barusan begitu menohok,setelah mendengar nya air mata sakura turun lebih deras.

Isak tanggis sakura mulai samar-samar terdengar.
Tanpa di sengaja bola mata sasuke segera melirik,seperti memastikan jika sakura baik-baik saja.
Bagaimana pun juga ini adalah salahnya.
membuat air mata wanita yang tidak berdosa menjadi terbuang sia-sia.

Sasuke menghentikan langkahnya dengan spontan,membuat sakura hampir tersandung di belakangnya.
Sasuke menatap sakura yang tengah menghapus air matanya dengan tatapan kosong.
Raut wajah dinginnya sangat sukar di artikan.
Sakura menunduk,entah mengapa ia menjadi trauma walau hanya sekedar bertatap.

Sasuke meraih salah satu tangan sakura dan menggengamnya.
Sakura kaget bukan main,melihat tangan kanan nya yang kini berada di genggaman sasuke.
Debaran jantungnya seketika berdetak sangat cepat,seperti mainan rusak yang baru saja diberi baterai.
Rona merah yang kini timbul di pipi sakura tidak dapat lagi ia sembunyikan.

Sasuke tersenyum kecil ketika perbuatan sederhana nya berhasil merubah mood sakura seperti semula.
Sasuke melepaskan genggamanya, menghadap ke arah sakura masih dengan ekspresi datar seperti biasanya.

Dahi sakura berkerut,"a-apa?"

Sasuke memperkecil jarak antara dirinya dan sakura,dengan spontan gadis itu Sedikit memundurkan langkahnya.
Tangan sasuke terangkat menyelipkan poni si rambut cherry blossoms itu ke belakang telinganya.
Green eyes sakura membesar,merasa tak percaya dengan apa yang baru saja sasuke lakukan kepadanya.
Ia seperti dibawa terbang bebas ke langit ketujuh.
Badan sakura spontan menjadi kaku,wajahnya sudah memanas seperti udang rebus.

Badan sakura spontan menjadi kaku,wajahnya sudah memanas seperti udang rebus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Maaf."
Ujarnya dengan nada Ketus.
Tapi sakura yakin sasuke tulus mengatakannya.
"Maaf untuk apa?jika kau berbuat salah,terus terang saja aku tentu akan memaafkanmu sasuke-kun."
Sudut bibir sakura terangkat,senyumannya mengembang sehingga matanya menyipit.
Sasuke memalingkan wajahnya,merasa canggung menatap gadis di sampingnya.
"Lalu kenapa kau menanggis?"
Tanya sasuke dengan wajah yang masih enggan menatap sakura.

"Oh itu..
"Lupakan saja.pulau o'uzu sudah terlihat."
Sasuke menunjuk bagian utara dari tempat ia berdiri.
Ada Dua buah bukit besar berawan yang menutupi sebuah pulau,mungkin pulau itu yang disebut sebagai pulau o'uzu.

Sakura mengangguk,walaupun sebenarnya ia masih belum mengetahui dengan jelas apa tujuan sasuke kemari.

kejadian beberapa menit yang lalu kembali terputar bagaikan kaset di benak sakura.
Melalui peristiwa itu sakura dapat belajar satu hal,
Ia harus lebih mempersiapkan diri.

Tampangnya memang dingin,
berbicara juga seperlu nya saja.
Namun dibalik sikap cueknya,
sasuke mungkin menyimpan banyak hal-hal mengejutkan yang tak pernah di sangka-sangka sebelumnya.
Hanya orang-orang yang dipilih sasuke lah yang dapat merasakannya.

Apakah nanti sakura juga termasuk salah satu di antaranya?semoga saja.

the ineffable bondWhere stories live. Discover now