BAB 7: Black Wolf

Mulai dari awal
                                    

Sedikit memiringkan kepalanya bingung melihat gadis itu malah tersenyum melihatnya, dia kembali menggeram keras memamerkan gigi berharap gadis itu mau mundur dan menyerahkan rusa itu untuknya. Karena rusa itu memang miliknya sedari awal, gadis itu hanya beruntung bisa menembaknya ketika hewan lincah itu lari menghindarinya.

Kembali menggeram memberi peringatan untuk kesekian kalinya, nyali serigala itu justru tiba tiba menciut ketika melihat banyaknya senjata api yang sedang gadis itu bawa.

'Sial, apa gadis itu gila?' batinnya bingung juga takut.

Menyadari jika serigala itu menatapnya ketakutan, Erza mengalungkan tali dan menurunkan senapan yang dibawanya. Membiarkannya menggantung dipinggang sementara dia mengangkat tangannya agar serigala itu tidak ketakutan.

Namun setelah beberapa menit berselang dan serigala itu tetap berprilaku aneh kepadanya, Erza pun menyadari sesuatu jika serigala itu bukanlah serigala yang sama dengan yang ditemuinya tadi malam. Warna mata mereka berbeda, dia ingat betul jika serigala yang tadi malam ditemuinya memiliki warna mata sapphire bukan coklat gelap.

Lalu siapa serigala ini dan kenapa mereka terlihat sangat mirip, apakah ini salah satu keluarga atau koloninya. Tetap mengangkat tangan setelah mengedikkan bahunya kecil, gadis itu perlahan melangkah mundur memberi ruang.

"Sepertinya memang bukan serigala tadi malam" ucapnya pelan sambil terus memperhatikan dari jauh, melihat serigala itu perlahan menyantap rusa buruannya saat menyadari Erza sudah menjauh.

Mengangguk anggukkan kepalanya, gadis itu sekarang tau jika rusa itu adalah milik serigala tersebut dan Erza tidak sengaja membunuhnya. Kembali keluar dari persembunyiannya, Erza kembali berjalan pelan mendekati serigala itu dengan rasa penasaran setelah memakai sarung tangan.

Sebagai antisipasi jika serigala itu menggigit ataupun mencakarnya.

"Apa kau tidak mau berteman denganku?" ucap gadis itu bertanya pelan ketika dia sudah berada tepat disamping serigala itu, namun serigala tersebut tampaknya tidak menyadarinya dan masih asik menyantap makanannya.

Katakan saja Erza sudah gila mengajak seekor hewan berbicara, tapi nyatanya melihat serigala itu terkejut cukup menghibur kebosanannya.

Gadis itu tertawa melihat tingkah lucu hewan buas raksasa itu ketika menyadari dirinya sudah berada tepat disampingnya. Serigala itu hampir melompat seperti kucing.

"Tidak" gumannya pelan kembali menjaga jarak, serigala itu kembali menggeram dan tampak siap menerjangnya.

Namun sayangnya sebelum sempat melompat ke arahnya, serigala lain dengan ukuran lebih besar berjalan menyembunyikan Erza dibalik punggung berbulunya. Menyembulkan kepalanya dari balik punggung itu, Erza menatap kedua serigala itu kebingungan.

Warna bulu dan corak mereka terlihat sama persis, hanya warna mata dan ukuran tubuh mereka yang berbeda tidak terlalu jauh. Mungkin memang benar jika mereka memanglah satu keluarga dan satu ras yang sama.

Tanpa pikir panjang Erza memeluk punggung berbulu itu dari belakang, mengusap usap kepalanya gemas. Dia seperti memeluk boneka raksasa dengan bulu super halus. 

.

.

.

Karena sudah kehilangan banyak sekali kawanan tadi malam, Reon tidak bisa memaksakan sisa kawanannya untuk kembali menyerang Red Moon Pack. Terlebih saat dia menutupi fakta jika kawanannya mati ditangan seorang gadis cantik yang kala itu berjalan jalan dihutan sendirian, bukan kawanan warrior milik Alex.

Jika saja ada saksi mata lain selain dirinya disana, mungkin Reon juga akan membunuh kawanannya sendiri agar tidak melaporkan hal itu kepada Javier. Bukan karena dia takut harus melawan gadis itu lagi, dia hanya takut hal keji apa yang akan Javier lakukan kepada gadis itu.

Sniper Mate: Demon BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang