Bagian ke 6 : Nasi Goreng

235 45 57
                                    

Aduh! " Kinar tertidur sekejap ia bermimpi. Mimpi yang menyedihkan.

Prof. Handoko memasang kerah yang dipasangi jarum dilehernya. Dia wajib memakainya saat sesi meditasi untuk mencegah tertidur yang terbukti sangat efektif.

"Prof ... " Profesor tidak bergeming. "Prof!"

"Belum selesai. Lanjutkan meditasimu," ujar Prof. Handoko dalam keadaan mata tertutup.

"Prof untuk apa kita lakukan ini?"

"Untuk sinkronisasi."

"Jelaskan ... "

"Hmhh ..." Handoko mengeluh kemudian membuka matanya.

"Kau tahu daya pikir manusia itu kompleks bukan? Kekompleksan itu yang membuat kita bertahan di lain pihak menghancurkan baik diri sendiri ataupun sekitar disadari atau tidak. Kecoa di lain pihak berhasil bertahan juga melalui kesederhanaannya. Kita melaraskan pikiran kita yang kompleks ini ke dalam otak mereka. Kita akan menghancurkan semua hal tak penting."

Raut muka Kinar berubah. "Lalu bagaimana dengan semua kenangan. Skill. Dan lain-lain?"

"Data dibawa terpisah. Makanya aku dulu yang akan kesana."

Kinar melihat tajam Handoko.

"Aku ada disini. Apa kau tidak percaya aku mampu membawamu kesana?" Handoko membalas tatapan tajam Kinar.

Haruskah aku kabur dari sini?
Krruyuk! Tiba-tiba perutnya berbunyi. Kinar langsung membuka tali dan kerangka berbentuk helm yang menutupi kepalanya. Kabel tersebut terhubung ke monitor untuk pemantauan gelombang otak.
Setelah lepas ia berlari menuju pintu tangga keluar dari lab.

"Mau.. kemana kamu?!" teriak Handoko. Handoko mengejar Kinar dan berhasil menariknya di tangga.

Krruyuk! "Ah ... " Wajah Kinar menunjukkan ketidaknyamanan dengan apa yang terjadi dalam perutnya. "Aku mau beli nasi goreng."
Dia lalu berlanjut berlari ke lantai atas.

"Hei! Hei!" Handoko berlari mengejar lagi. "Tidak boleh ... Kau harus diet!"

"Aku muak makan jelly terus. Lihat tumpukan wadah jelly itu." Dia menunjuk tumpukan plastik menggunung di pojok ruang makan. "Kenapa kau melarang untuk membakarnya di tungku."

"Efisiensi listrik. Hei ... Makanan padat itu memicu lambung bekerja keras. Mengarungi waktu butuh efisiensi energi. Otak jadi punya kesadaran penuh. Makanya kita melakukan meditasi. Kita harus mampu mengontrol semua indera."

"Pada kecoa." Kinar menebak pikiran Professor.

"Pada kecoa."

Krruyuk! Perut Kinar berbunyi lagi.

"Okelah sekali ini saja. Lagipula kalau aku menolak. Di otakmu terjadi pertentangan. Semua pembelajaran akan percuma." Professor mengalah.

Kinar tersenyum lega. "Daripada beli bagaimana kalau aku membuatnya untukmu."

"Untukku?"

"Iya. Jenis yang terenak di dunia."

"Hmph ..." Handoko tertawa mengejek.

"Kenapa?" tanya Kinar tersinggung.

"Aku sudah mencoba semua makanan di dunia. Termasuk itu. "

"Kamu belum coba buatanku. "

"Apa bedanya?"

"Tentu saja beda. Nasi goreng berbeda-beda. Ada nasi goreng seafood, nasi goreng pedas, nasi goreng mentega, nasi goreng gila, nasi goreng Jawa. Kau sudah coba yang mana? "

Raising meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang