8- Urusan Hati

327 22 0
                                    

Tentunya aku tidak ingin salah paham, apalagi besar kepala. No! Saat itu aku hanya berpikir—berusaha tetap berpikir ke satu hal, urusan kuliah. That's it! Sistem otakku tidak pernah memerintah untuk memasukkan urusan percintaan dengannya. Itu gila. Hidupku cukup tentram sekarang, tidak perlu kubuat rumit karena asmara, apalagi dengan si populer itu.

[Nona Cumlaude]
No problem, buat urusan kuliah

[Pak Sukamuljo]
Kalo buat urusan lain?

[Nona Cumlaude]
Misalnya?

[Pak Sukamuljo]
Jalan-jalan?

[Nona Cumlaude]
Boleh, tapi kita harus tahu waktu

[Pak Sukamuljo]
Makan-makan?

[Nona Cumlaude]
Ngga perlu bilang pura-pura mau ke warung makan, ngeselin

[Pak Sukamuljo]
Haha. Jetski?

[Nona Cumlaude]
Aku ngga yakin

[Pak Sukamuljo]
Hati?

Aku butuh waktu lebih banyak untuk mencerna satu kata ini. Hati? What did he mean? Kevin membahas tentang hati? cinta? Itu ngga mungkin kan....

[Nona Cumlaude]
Pardon me?

[Pak Sukamuljo]
Suatu saat nanti kamu akan mengerti

[Nona Cumlaude]
Bukankah membahas ini lebih susah dari Akuntansi?

[Pak Sukamuljo]
11-12 lah

[Nona Cumlaude]
Haha...
Why do you not take sleep now?

[Pak Sukamuljo]
The only girl who let me sleep soon...
I guess, this will harder for me than badminton...

[Nona Cumlaude]
No idea, kalimat barusan harus pake rumus mana agar aku bisa mengerti

[Pak Sukamuljo]
Haha. Kita butuh tidur, sama2 linglung...

[Nona Cumlaude]
Haha...
Yaa, kamu harus latihan, aku kerja...
Let's sleep tight

[Pak Sukamuljo]
Night!
Nice today with you. Thankyou

[Nona Cumlaude]
Me too.
Night.

Meski kini bermil-mil jarak kami, tapi tiap kenangan kejadiannya bagaikan terputar di depanku. So pain, but happy to remember. How can I feel like this...

Aku hanya bisa berserah pada waktu... atau mungkin hanya bisa bertanya pada salju, kapan saat kau datang dan dia juga datang...

Hujan salju yang indah, kutatap dari langit Britania Raya.... Kukira aku bisa lupa, tapi tidak, aku masih mengingatnya.... Langit Indonesia masih yang terbaik karena kehadirannya....

Belum ada selucu dirinya dengan tingkah khasnya. Si juara tengil itu... funny guy and unpredictable, yes, he is.

Kupotret keindahan suasana hujan salju dari balik jendela apartemen – miniku – dan kuselipkan kata-kata sederhana yang tidak bisa terbendung lagi di dalam hati. Sudah melimpah... terlalu melimpah.

"Kamu pernah rindu?
Aku berharap aku tidak,
tapi ternyata iya,
sekarang."

Secangkir capucinno panas menemaniku bercengkrama dengan bulir-bulir salju yang berjatuhan membuat gumpalan putih-putih menebal di atas atap rumah, jalanan, dan pepohonan.

Aku menghela nafas panjang dan menghembuskannya dengan lepas. Kuharap rindu ini berkurang. Cukup perih tersimpan banyak dalam hati.

Kualihkan diri pada buku-buku yang tertata rapi tepat di bawah aku terduduk berselonjor kaki dan bersandar pada bantal membelakangi dinding. Best place that I ever have. Aku bisa membaca buku selama mungkin dan sesekali melihat keindahan alam Britania.

Kuambil sebuah buku secara acak. Akuntansi. Senyumku merekah masam. Kumasukkan lagi ke dalam rak. Pilihan buku yang kurang tepat.

Kuambil yang buku lain. Novel fiksi. Better choice for now. Cukup ampuh mengalihkan perhatian. Bahkan kubaca hingga tuntas dan mengabaikan notification yang masuk di akun Instagram-ku.

Baru kuraih ponselku dengan gontai. Lalu membaca secara cepat list notification yang masuk. Mataku terhenti pada satu nama dan tepat di satu nama itu yang membuat jantungku serasa terjun.

@kevin_sanjaya: bulan depan ada All England Badminton, aku ikut

Aku tergelak. Lalu memandang ke arah luar jendela. Angin dan salju sedang menari menyapaku.

Salju.... Dia menerima rinduku!

###

Another Crazy Rich Asians (ACRA)Where stories live. Discover now