18

24.9K 3.5K 372
                                    


Menarik nafasnya sekali lagi, Jungkook mengecek peluru yang ada didalam senapan nya— 20 butir dan itu mungkin akan cukup baginya. Berdiri lalu berjalan mengendap menuju pintu keluar walking closet. Namun berhenti kala suara pintu kamar terbuka dan derap langkah kaki terdengar.

"Kau yakin ini kamarnya?"

Meletakkan tangan pada pintu sembari memejamkan matanya, memberi aba-aba pada diri sendiri untuk bersiap membuka pintu tersebut.

"Tentu, bos bilang ka—"

Dengan cepat, Jungkook membuka pintu kemudian menembaki mereka secara acak. Ia seakan tidak perduli jika ruangan kamarnya nanti akan hancur seperti apa, yang terpenting— ia dan calon anaknya harus selamat.

"Brengsek!" teriak salah satu dari mereka ketika pundaknya tertembak, melirik kedua teman nya yang kini sepertinya sudah tidak bernyawa.

Tubuh Jungkook bergetar ketika menyadari kebodohannya membuang seluruh peluru yang ada di senapan nya, dan tidak memungkinkan untuk kembali mengisi nya.

Pria tersebut hampir mengeluarkan senjatanya dari jas yang dikenakan, namun Jungkook lebih cepat dan memukulkan senapan yang ia genggam pada kepala pria itu.

"Argghh!"

Mendekat pada pria yang kini tersungkur sembari menyentuh kepalanya yang berdarah akibat hantaman nya, bermaksud untuk mengambil senapan pria tersebut.

Namun terkesiap ketika lengan nya di sentuh dan rahangnya yang di pukul keras sekali oleh kepalan tangan pria tersebut hingga kini Jungkook yang tersungkur pada lantai.

"Shit—" erang Jungkook kala kepalanya berkedut nyeri dan juga pemandangan nya berkunang akibat menghantam lantai.

"Mantan pembunuh bayaran— ternyata benar ya? Tetapi untuk ukuran seperti mu, skill mu sangat payah." olok pria tersebut sesekali mendesis nyeri akibat tembakan di pundaknya.

"Kau beruntung hanya bertemu denganku dan mendapat luka kecil— aku menjamin tubuhmu akan hancur jika suamiku yang kau hadapi." balas Jungkook menyeringai dengan mencoba mendudukan diri.

"Well, kau sekarang sendirian disini sayang."

Jungkook menendang tungkai kaki pria tersebut hingga kembali terjatuh, menahan pundak nya dengan satu tangan sementara tangan lain nya mencoba meraih pistol. Namun tiba-tiba perutnya ditendang oleh lutut pria tersebut hingga membuat Jungkook menjerit kesakitan.

Pria itu kembali berdiri, dan Jungkook tahu jika perutnya akan kembali menjadi sasaran tendangan tidak main-main. Jadi, ia menggunakan satu lengan nya untuk melindungi perutnya— melindungi calon malaikatnya.

"Tolong— berhenti.." erang Jungkook.

Pria tersebut seakan tuli, kembali menendang Jungkook dengan begitu keras dan kini dada pria manis itu adalah sasaran nya. Benar-benar menyakitkan hingga mulut Jungkook kini mengeluarkan darah kental.

"Katakan selamat tinggal pada suami—" pria tersebut menghentikan perkataan nya ketika menyadari bahwa pistolnya tidak ada di saku jasnya.

"Bodoh." Jungkook terkekeh, seringainya terlihat mengerikan dari belah bibirnya yang kini penuh darah.

Menodongkan pistol yang berhasil ia ambil tadi sebelum dirinya terjerembab pada pria tersebut yang kini berwajah panik

"Welcome to the hell, bastard."

Melesakkan 2 peluru tepat pada jantung pria itu hingga jatuh dan mati tergeletak mengenaskan.

Jungkook tersenyum, namun air matanya mengalir pada sudut mata. Tubuhnya terasa sakit luar biasa, bahkan untuk bernafas saja rasanya sulit. Tetapi yang lebih menyakitkan adalah— apa ini akhirnya?

Jolly » Taekook [ Complete ]Where stories live. Discover now