04

101 31 11
                                    

AUTHOR POV

MPLS sudah berlalu semenjak satu minggu yang lalu, dan kelas juga sudah dibagikan. Amel sangat merasa beruntung karena bisa satu kelas dengan Olive, mereka berada di kelas X IPS - 1.

Sementara Widiya dan Rossa mereka berada di kelas X IPS - 3, bersama dengan Ary. Kali ini Amel dan Ary harus berbeda kelas di masa SMA-nya, jujur sebenarnya Amel merasa sedikit takut, karena dulu setiap kali dia kesusahan dikelasnya pasti Ary selalu menolongnya. Tapi sekali lagi Amel harus bersyukur karena dia bisa satu kelas dengan Olive.

"Mel, ke kantin?" Tanya Olive, bel istirahat memang sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Dan sudah satu minggu semenjak kelas dibagikan, Amel mempunyai dua kebiasaan di saat istirahat-- kalo nggak ke kantin dia pasti akan ke perpustakaan untuk membaca buku.

"Nggak ah, aku lagi pengen ke perpus. Nggak papa kan?" Tanya Amel.

"Ya udah deh, gue ke kantin sama Shofi dulu ya. Lo mau titip nggak?" Amel menggeleng menjawab pertanyaan Olive, Olive pun segera pergi keluar kelas menuju ke kantin dengan menggandeng shofi-- teman satu kelas mereka.

Sepeninggal Olive dan Shofi, Amel pun mulai melangkahkan kakinya menuju perpustakaan, perpustakaan di sekolah ini adalah satu-satunya tempat favorit bagi Amel sekarang.

Sesampainya di perpustakaan Amel mulai menjelajahi rak-rak yang ada di sana mencari buku yang ingin dibacanya. Amel berhenti di rak buku paling pojok, tangannya terulur mengambil sebuah buku, dan dia tersenyum saat berhasil menemukan buku yang dicarinya.

Amel melangkahkan kakinya kembali mencari tempat duduk, dia behenti di sofa yang berada di pojok ruangan. Amel duduk di sofa itu dan mulai membaca bukunya dengan khusyuk, namun tiba-tiba kekhusyukannya harus terganggu dengan seseorang.

"Hai." Amel menoleh dan tersenyum menanggapi.

"Kak Vino disini juga?" Tanyanya.

"Hehe, iyaa. Tadi disuruh Bu Sarah buat balikin Buku. Eh nggak sengaja liat kamu, jadi pengen nyamperin deh." Jelas Vino membuat Amel terkekeh.

"Lagi baca apa?"

"Buku." Jawaban Amel membuat Vino gemas, Vino tahu kalau Amel memang sedang membaca sebuah buku. Tapi buku apa?

"Maksud aku, kamu lagi baca buku apa?"

"Hehe, ini kak." Amel memperlihatkan buku yang dibacanya, sebuah buku dengan judul 'Notes myself'

Vino mengangguk. "Ya udah, lanjutin aja dulu bacanya." Ujar Vino.

"Terus Kakak mau ngapain?" Tanya Amel.

"Liatin kamu." Jawaban Vino berhasil membuat muka Amel sedikit memerah karena malu.

"Kok liatin aku sih?"

"Hehe, enggak kok." Vino lalu berdiri mengusap rambut Amel pelan "aku balik ke kelas dulu ya." Ujarnya lalu meninggalkan Amel.

Sepeninggal Vino, Amel kembali melanjutkan membaca bukunya, namun tiba-tiba HPnya bergetar menandakan ada sebuah pesan masuk. Amel meraih HPnya dan membaca pesan tersebut, pesan dari Abangnya-- Renaldi.

Amel mengerucutkan bibirnya membaca pesan dari Renaldi, lalu dengan cepat dia mengetikan balasan 'Oke'

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Amel mengerucutkan bibirnya membaca pesan dari Renaldi, lalu dengan cepat dia mengetikan balasan 'Oke'. Dia tidak tahu bagaimana nanti caranya pulang, hari ini juga Ary sedang ijin tidak masuk sekolah karena ada acara keluarga.

Amel pun menutup bukunya dan meletakkannya kembali ditempatnya semula, ia jadi tidak mood untuk membaca lagi. Amel pun melangkahkan kakinya keluar perpustakaan dan menuju ke kelasnya.

[ A M E L I A ]

Bel pulang sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, Amel memutuskan untuk memesan ojek online saja. Dia melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah, namun saat dia melewati parkiran tiba-tiba ada yang memanggilnya. Amel menoleh dan menemuka Vino sedang berjalan ke arahnya.

"Mau pulang?" Tanyanya, Amel mengangguk. "Bareng siapa? Renaldi ada rapat OSIS kan?" Tanyanya lagi, Amel kembali mengangguk.

"Ini lagi pesen ojek online kak."

"Yah, kok naik ojek online sih. Udah sampek mana orangnya?"

"Udah di depan, ini Amel mau nyamperin."

"Oalah." Vino mengangguk. "Ayuk, aku anterin." Lalu dia berjalan lebih dulu dan diikuti oleh Amel dibelakangnya.

Di depan gerbang seorang Abang ojek online sedang berdiri disamping motornya sambil melihat HPnya dan sesekali menoleh ke kanan dan ke kiri seperti mencari seseorang. Amel dan Vino menghampirinya.

"Bang, atas nama Amelia ya?" Tanya Vino, Abang itu mengangguk.

"Iya Mas."

"Apa bisa dibatalin aja Bang ordernya?" Tanya Vino.

"Eh kak?" Amel membulatkan matanya.

"Maaf, Mas. Nggak bisa, nanti saya rugi." Jawab Abang itu. Vino mengangguk mengerti.

"Gimana kalo, biayanya tadi berapa? Uangnya saya kasih tapi orderannya dibatalin, nggak papa kan Bang?" Tanya Vino lagi.

"Nah, kalo itu nggak papa, Mas." Ujar Abang Ojek Online itu sembari nyengir. "Biaya kerumah mbaknya, Rp. 27. 000,00." Lanjut Abang ojek online. Vino mengambil uang 50 ribu dari dalam dompetnya dan memberikannya ke abang ojek online.

"Ini Bang, kembaliannya ambil aja." Ujar Vino.

"Makasih ya, Mas." Vino mengangguk. "Pacarnya ya Mas?" Tanya Abang ojek online, Vino tidak menjawab. Dia hanya tersenyum dan melirik ke arah Amel.

"Ayuk, aku anter pulang." Ujarnya lalu menggandeng tangan Amel menuju mobilnya di parkiran.

"Kok Kakak malah ngebatalin ojek onlinenya Amel sih kak?" Tanya Amel begitu mereka sudah memasuki mobil Vino. "Terus, malah milih repot-repot nganterin Amel sekarang."

Vino terkekeh mendengar Amel. "Nggak papa, pengen nganterin kamu aja." Ujar Vino. "Lagian aku nggak mau lihat kamu dibonceng Abang-Abang tadi." Lanjutnya.

"Eh?" Sekali lagi Vino terkekeh.

"Kakak nggak ikut rapat OSIS?" Vino menggeleng menjawab pertanyaan Amel. "Kenapa?"

"Tadi, aku ijin lagi nggak enak badan." Jawab Vino.

"Lho, Kakak sakit?" Tanya Amel sedikit khawatir. "Kalau Kakak sakit seharusnya Kakak langsung pulang bukan malah nganterin Amel." Lanjutnya.

"Enggak kok, enggak sakit. Cuma lagi nggak enak badan aja." Jawabnya.

"Emang bedanya apa?" Tanya Amel lagi.

"Yah, beda."

"Apa?"

"Pokoknya beda aja." Amel mengerucutkan bibirnya membuat Vino tersenyum.

"Aku denger-denger kamu orangnya agak pendiem dan sulit buat sosialisasi ya?" Tanya Vino, Amel mengangguk.

"Tapi keliatannya nggak gitu."

"Maksud Kakak?"

"Kamu keliatannya santai aja kalau ngobrol sama aku." Ujar Vino. "Atau emang kamu nyaman ya, ngobrol sama aku?" Lanjutnya bertanya, membuat muka Amel sedikit memerah tanpa sadar. Vino terkekeh.

"Ehm, Amel boleh tidur nggak Kak? Tiba-tiba ngantuk." Vino tersenyum dan mengangguk.

"Tidur aja kalau ngantuk, entar kalau udah sampek aku bangunin."

"Kakak tau kan rumahku?"

"Kamu tinggal satu rumah kan sama Renaldi?" Amel mengangguk, lalu dia pun menyenderkan kepalanya pada pintu mobil dan memejamkan matanya.

******


Hai.

Happy Reading Guys.
angan lupa tinggalkan jejak ya :)

170718 ❤

- V

Hai finito le parti pubblicate.

⏰ Ultimo aggiornamento: Apr 16 ⏰

Aggiungi questa storia alla tua Biblioteca per ricevere una notifica quando verrà pubblicata la prossima parte!

AMELIADove le storie prendono vita. Scoprilo ora