Bagian 15

6 1 0
                                    

"Gilang usaha kita semakin besar tapi usaha ini harus punya penerus. Tidak mungkin kita selamanya yang mengurus. Lama kelamaan kita akan tua, Lang" Ujar Farhan pada Gilang

"Iya, Han. Kamu benar juga. Aku setuju kalau anak kita dijodohkan. Tapi ini bukan semata-mata karena penerus usaha kita saja. Ini juga karena kita sudah bersahabat sejak seumuran mereka, Han. Kamu ingat gak dulu kita suka sama perempuan yang sama di sekolah. Dan akhirnya kamu yang ngalah, trus aku bilang "nanti kita jodohin anak kita aja ya, Han". Ingat gak?" Jelas Gilang dengan sedikit tertawa

"Iya, Lang. Aku sangat-sangat ingat. Tapi biar bagaimanapun kita harus tanya pada anak kita masing-masing karena keputusan ada pada mereka" Ucap Farhan

Gilang sedang berada di ruang kerja di rumahnya. Ibunya Reno mengantarkan kopi ke ruangan Ayahnya Reno. Kemudian Gilang minta tolong kepada istrinya itu untuk memanggilkan Reno agar ke ruangannya. Reno menemui Ayahnya di ruang kerja.

"Ayah manggil Reno?" Tanya Reno

"Iya. Ayah ingin bicara serius sama kamu" Jawab Ayahnya

"Kamu tau usaha Ayah ini kan, Ren. Ayah mau kamu bantu Ayah untuk lebih mengembangkan usaha ini. Ayah juga akan tua Ren, dan Ayah pasti butuh kamu." Lanjut Ayahnya

"Iya, Yah Reno tau. Reno juga ingin membantu Ayah semampu Reno. Reni ingin menjadi pengusaha seperti Ayah." Jawab Reno

Gilang tersenyum dan mencoba menjelaskan maksud obrolan selanjutnya kepada anaknya itu.

"Reno. Kamu sudah dewasa, ketika kamu terus mengurus perusahaan, kamu juga pasti butuh seseorang untuk mengurus kamu" Kata Ayahnya Reno

"Maksud Ayah apa?" Tanya Reno

"Ayah ingin kamu segera menikah, Ren" Jawab Ayahnya

"Menikah? Tapi Reno belum kepikiran ke sana, Yah. Lagi pula Reno belum ada calon istri" Ujar Reno

"Reno, Ayah akan menjodohkan kamu dengan anak sahabat Ayah" Jelas Ayahnya Reno

"Enggak Yah. Reno gak mau, sejak Reno lulus sekolah, Reno sedang mencoba mencintai orang yang sejak lama mencintai Reno, Yah" Jqwab Reno

"Tapi apa sekarang dia masih cinta sama kamu?" Tanya Ayahnya Reno

"Reno emang gak tau soal itu, Yah. Tapi apa Ayah tega menikahkan Reno dengan orang yang sama sekali tidak Reno kenal" Kata Reno

"Kamu tidak perlu mengambil keputusan secepat ini, Ren. Ayah akan tunggu jawaban kamu" Ujar Ayahnya Reno

"Reno permisi dulu. Assalamualaikum" Ucap Reno

"Waalaikumsalam" Jawab Ayahnya Reno

Reno langsung pergi keluar dari ruang kerja Ayahnya. Reno masuk ke dalam kamarnya lalu membantingkan tubuhnya ke atas kasur.

"Citra, setelah aku bertekad untuk mencoba mencintai dia. Kenapa Ayah minta aku untuk segera menikah. Kalau bisa nanti setelah aku bisa mencintai Citra, mungkin aku akan ke Bogor untuk melamar dia. Tapi sekarang, aku belum bisa cinta sama dia" Gerutu Reno dalam hatinya

Sekitar tiga hari Ayahnya Reno bicara soal perjodohan. Saat Ayahnya di kantor, Reno membawa tas berisi pakaian. Berniat untuk kembali ke Bogor, tinggal bersama Om dan Tantenya.

Baru saja satu langkah Reno akan keluar pintu rumah, Ibunya Reno memanggil Reno dari arah belakang. Sambil melihat-lihat penampilan Reno.

"Reno, kamu mau kemana, Nak?" Tanya Ibunya

"Reno mau ke Bogor, Bu. Biarrin Reno tinggal sama Om dan Tante aja" Ketus Reno

"Emangnya kenapa, Nak? Ada apa?" Tanya Ibunya

Cinta NaraWhere stories live. Discover now