chapter 17. stalker.

2.2K 514 143
                                    

17.12



"ini gue juna, ayo pulang bareng?"







kaki esa rasanya mau copot.
dengkul nya melemas.









"hei? esa, are you still there? masih ngantuk ya?"



juna melambaikan tangan nya di depan mata esa.
esa langsung menggeleng pelan dan menggaruk tengkuk kepalanya,



"bㅡboleh . . ?"








"nih helm nya, bisa naik nya kan? ga perlu gue bantuin?"









esa dengan mimpi yang memerah mengambil helm dari tangan juna dan duduk pas di belakang juna.







kebayang gak hati dan jantung esa udah seberisik apa sekarang?










"udah siap?"




"eㅡeh iya . . udah kok juna . ."

















"kalo masih ngantuk pegangan ya, biar ga jatoh."


















sial,
sepertinya . . .















esa jatuh cinta lagi.















taman kota, 16.55






"dim, ini bukan jalan kerumah gue anjir."








rian yang merasa asing dengan jalanan yang ia lihat mulai protes.





"sstt. udah ikut aja, lo pasti suka kok."








rian pun memilih membuka hp nya,
dan . . .





ternyata hp rian seharian di mute, pantes aja line dari esa ngga masuk.





pas rian buka line nya, udah ada 20 pesan belum terbaca dari esa.

"eh dㅡdim! gue lupa harusnya balik sama esa, gimana dongggg?!"









"udah ada juna kok yan,"




"eh? kok lo tau?"





"tadi pas nemenin gue ganti baju katanya dia mau pulang bareng esa."





"astaga . . bikin panik aja sih."






















"eh? mas? ini dimana? kok gue ga pernah liat?"

mata rian berbunga bunga,
mood rian langsung naik beberapa tingkat menjadi jauh lebih baik.








dear juna | junho, eunsangWhere stories live. Discover now