Tiga.0.empat - Wisuda

Start from the beginning
                                    

"Acaranya udah mau mulai nih. Ayo masuk."

"Iya ayo."

Mereka pun mulai beranjak dengan berpasang-pasangan. Harsha dan Arka berada paling belakang. Namun Arka tak bergerak ketika kedua orangtuanya sudah mulai beranjak menuju ke aula.
Harsha yang hendak menarik lengan Arka kemudian menatap Arka dengan mengernyit bingung.

"Kenapa masih diem? Ayo ke dalem." ajak Harsha.

"Kamu cantik deh."

"Haa apaan sih?" Harsha mulai merasa pipinya memanas

"Ya udah yuk masuk, siap-siap sama tatapan iri dari para fans."

"Udah kebal mah."

Arka menawarkan lengannya untuk digandeng oleh Harsha. Harsha menautkan tangannya di lengan Arka dan mereka pun berjalan beriringan.
Kedua orangtua mereka sudah selesai mengisi daftar hadir orangtua namun kedua orangtuanya tak melihat Arka dan Harsha.

"Tuh anak kemana ya kok lama banget?" ujar mama Karin
"Iya tuh, padahal anakmu loh yang mengajak kita masuk." balas mama Nindy
"Bentar lagi juga dateng udah sabar aja." lanjut papa Tama
"Eh itu mereka." balas papa Arsya sambil menunjuk ke arah datangnya Harsha dan Arka.

Kedua orangtuanya terperangah melihat Harsha dan Arka yang berjalan beriringan. Mereka sudah tampak seperti ingin melangsungkan pernikahan saja. Ditambah tatapan dari beberapa wali murid dan anaknya yang terlihat baper melihatnya.

"Bu Nindy, kita nikahin anak kita sekarang aja yuk." tawar mama Karin tanpa melepas tatapannya dari mereka berdua.
"Boleh bu, setelah acara wisuda kita langsung KUA ya."
"Ngomong apa sih ibu-ibu ini hadeh.." papa Tama dan papa Arsya menepuk jidat masing-masing.

Harsha dan Arka kini sudah berada dihadapan kedua orangtuanya.
"Ma ayo masuk." ajak Harsha dan mereka semua pun memasuki ruangan wisuda.

Kedua orang tua Arka dan Harsha duduk berdekatan di kursi khusus wali murid namun berbeda denga Harsha dan Arka. Karena jurusan kelas Harsha yang berbeda dengan Arka, dengan berat hati mereka harus duduk terpisah. Namun jaraknya tak terlalu jauh. Harsha melirik ke arah Arka, begitu pula dengan Arka yang memasang wajah imutnya.

"Harsha, lo cantik banget tau gak?" puji Rara
"Iya gue suka banget sama gaya rambut lo."- Shella
"Ditambah lagi lo gandengan sama Arka yang pake baju formal, udah kek mau nikah aja."- Elsa
"Hehe makasih ya pujiannya, emak gue emang udah rencananya mau ajak gue dan Arka ke KUA setelah wisuda." bisik Harsha

"APAA...." seru Rara,Elsa,dan Shella serempak
"Serius lo?"

"Ya tentu aja itu cuma candaan doang"

"Gue kira serius, gue pengen ikut jadi saksi nih." ujar Elsa dan mendapat anggukan dari Rara dan Shella.

"Masih bocah kali."

Tak berapa lama, acara pun dimulai.
Dimulai dari pembuka, acara inti, dan sudah saatnya berada pada acara hiburan. Harsha mulai merasa bosan dengan acara inti yang terbilang cukup lama, dan ia bersyukur karena sudah saatnya ia butuh hiburan. Ketika ia melirik ke arah Arka, Arka juga tampak bosan karena terlihat dari gaya duduknya yang sudah terlihat lesu.

Harsha mengetik sesuatu diponselnya untuk ia kirimkan kepada Arka. Kemudian ia menoleh ke arah Arka yang sedang membaca pesannya, kemudian Arka juga menoleh ke arah Harsha. Arka memasang wajah lesu dan mengangguk ke arah Harsha, Harsha yang melihatnya terkekeh pelan.

Acara hiburan pertama yaitu menampilkan band sekolah yang membuat semua siswa cukup terhibur beberapa saat. Ketika penampilan band itu selesai, kembalilah rasa bosan menghampiri ketika yang ditampilkan hanyalah paduan suara.

30 menit kemudian...

Tibalah penampilan terakhir yang akan dibawakan oleh seseorang.

"Hadirin sekalian, saksikanlah penampilan terakhir yang ada dibalik tirai ini yaitu dance sebagai penutup dari hiburan kita kali ini silakan." ucap MC seraya pergi dan sedetik kemudian lampu mulai di redupkan. Memang aula tempat wisuda ini sudah disusun seperti bioskop yang ruangannya cukup tertutup namun berAC, membuat ruangkan itu cukup gelap tanpa lampu penerang.

Dengan perlahan tirai dibuka dan betapa terkejutnya Harsha yang melihat seorang yang tak asing dimatanya. Ia menoleh ke arah tempat duduk Arka, yang didapatinya hanyalah Andy dan Dimas yang sedang nyengir ke arahnya. Harsha kembali menatap lurus ke arah Arka yang kini sudah berada di atas panggung.

Entah sejak kapan Arka berganti pakaian menjadi memakai jaket putih dengan kaos hitam didalamnya dan bercelana jeans hitam serta memakai bandana merah bergambarkan bintang dengan rambut yang ditata begitu terlihat keren dimata para wanita yang ada, baik itu siswi kelas XII maupun para orang tua.

Yang paling mencengangkan lagi, tak hanya Arka yang berada di atas panggung tetapi juga ada Zio dan Alfa serta mungkin belasan orang yang menjadi penari latar, yang jelas penarinya cowok:v

Seketika aula riuh dengan sorakan siswa dan siswi terlebih lagi para siswi.
Dance yang dibawakan begitu energik, tampak keringat dari Arka dan yang lainnya. Harsha hanya bisa terpaku dengan mulut yang sedikit terbuka. Ketiga sahabatnya begitu antusias melihat perform dari para temannya.

Setelah semua acara selesai, Arka dan Harsha kembali ke arah parkiran dengan pandangan Harsha yang masih berfokus ke depan. Arka yang menyadari tatapan Harsha, langsung melambaikan telapak tangannya ke hadapan Harsha.
"Heh kenapa? Awas kesambet loh."

Harsha langsung memukul lengan Arka beberapa kali membuat Arka meringis.
"Kenapa gak pernah bilang kalo kamu bisa dance hahh??" tanya Harsha dengan gregetnya.

"Kan kamu gak pernah nanya."

"Seenggaknya bilang dong, kan aku bisa nyuruh dance pas ultahku."

"Dikira aku badut kali ya?"

"Ihhh nyebelin...pengen aku injek deh kamunya." Harsha kembali memukul lengan Arka sedangkan Arka hanya terkekeh sambil mengelus lengannya.

Ternyata gue masih belum tau banyak tentang dia. Batin Harsha

To be continue...💕

My Nerd Boy Is Most WantedWhere stories live. Discover now