GARKANO ARTHURE VIRGAMA

Start from the beginning
                                    

Garkano terpaksa berhenti ketika rombongan cewek-cewek itu datang menghampiri nya. Cowok itu menatap datar wajah-wajah di depannya. Seperti tidak punya ekspresi di dalam dirinya sebagai bahasa untuk menyuarakan perasaan nya senang atau sedih cowok itu hanya berekspresi datar.

"Eist!" seorang cowok dengan seragam basket yang sama dengan Garkano tiba-tiba datang. Cowok itu adalah Arjuna Dirgantara, teman dekat Garkano. Saat ini Juna tengah merentangkan tangannya di depan Garkano. "Lo semua gak bisa grepe-grepe teman gue," ujar Juna.

"Apasih Juna! Orang cuma mau ngasih minum doang," jawab cewek bertubuh bongsor mewakili teman-teman nya.

Juna menurunkan tangannya. Ia menatap semua botol minum yang ada di tangan cewek-cewek itu lalu di ambilnya. Membuat mereka semua melotot dan protes.

"Harus gue coba dulu, siapa tau beracun." Juna membuka satu per satu air mineral itu kemudian dia minum.

Garkano hanya menggeleng pelan melihat kelakuan Juna yang sudah mencobai empat botol air mineral itu. Garkano memilih mundur dan beranjak dari sana ketika protesan cewek-cewek itu karena Juna meminum air yang seharusnya untuk Garkano semakin tidak terkondisikan.

Garkano terus berjalan saja ketika Juna berteriak-teriak meminta tolong karena rambutnya di jambak-jambak oleh beberapa cewek itu. Bahkan untuk sekedar melirik saja tidak. Garkano seolah menulikan pendengaran nya.

Salah siapa cari masalah sama kaum betina. Rasakan saja dampaknya. Garkano tidak mau ikut campur. Berurusan dengan kaum wanita adalah hal yang selalu ia hindari.

Sesampainya di parkiran Garkano langsung memakai helmnya dan mengeluarkan kendaraan beroda dua itu dari jajaran motor-motor yang masih ada di sana. Baru saja Garkano ingin melajukan motornya dari area Parkir, mata elang nya menangkap kehadiran Juna dengan keadaan yang cukup memprihatinkan. Rambut cowok itu berantakan, di pipinya terdapat satu goresan, sepertinya sebuah cakaran. Memang ganas sekali kaum perempuan ini.

Garkano menaikan kaca helmnya. "Kenapa lo?" tanya nya berpura-pura tidak tau.

"Nanya lo! Udah tau gue abis di cabik-cabik para betina . Lo bukannya bantuin gue malah kabur, teman macam apa lo?" Juna mulai mengomel sambil memakai helm nya.

"Emang kita temen?"

Juna menendang kuat ban motor Garkano yang membuat cowok itu malah memekik keras sambil mengangkat satu kakinya. "Ku kira hubungan kita spesial ternyata kari ayam."

"Pinter!" umpat Garkano lalu menutup kaca helmnya dan berlalu dari sana. Lagi! Garkano tidak mempedulikan teriakan Juna.

∆∆∆

Motor Ninja merah milik Garkano berhenti di garasi rumahnya. Cowok itu turun dan melangkah ke dalam rumah sambil menenteng tas nya.

"MAMA!! BANG FAJAR CURI COKLAT SENJA! HUA!!"

Sebuah teriakan melengking itu menyambut kepulangan Garkano dari sekolah. Cowok yang masih memakai seragam basket itu hanya bisa menghela napas sejenak.

"ABANG! BALIKIN COKLAT ADEK!"

"UDAH SAMPE PERUT MAH! TINGGAL BELI LAGI SIH!"

"ADEK NANTI BELI LAGI AJA YA!"

"GAK MAU! SENJA MAU NYA YANG ITU!"

"ABANG, ADEKNYA MAU NYA YANG ITU."

"YA GIMANA UDAH SAMPE PERUT!"

GARANCAWhere stories live. Discover now