2. Tertawa

1.6K 265 29
                                    

Sepulang sekolah, Archie yang masih dibaluti rasa penasaran, mencoba untuk mendatangi pemakaman lagi guna memastikan apa yang dilihat olehnya dan teman-temannya sama atau tidak. Dengan tergesa-gesa, dia berjalan cepat menuju lokernya untuk meletakkan buku catatan. Hal itu pun dilihat oleh Killian yang langsung menghampirinya.

"Archie, kenapa kau terburu-buru? Kau mau ke mana?"

Archie menutup kembali lokernya setelah selesai melatakkan buku catatan. Kemudian, dia menghadap ke arah Killian dan menatapnya dengan serius.

"Aku ingin kembali ke pemakaman itu untuk memastikan sesuatu."

"Memastikan apa?"

Archie berjalan pergi dan Killian langsung mengikutinya. Keduanya berjalan bersama menuju ke pemakaman. Selama perjalanan, Archie menceritakan apa yang dialaminya semalam kepada Killian.

"Mungkin, apa yang kau lihat dan teman-teman lihat adalah hal yang sama Archie. Hanya saja sudut pandang kalian berbeda, sehingga Kevin melihatnya sebagai sebuah sabit dan kau melihatnya sebagai sebuah sekop."

"Ayolah, Killian. Sekop dan sabit adalah dua benda yang bentuknya sangat jauh berbeda."

Killian seketika berpikir kalau apa yang dikatakan Archie memang benar. Namun, dia juga belum bisa menyimpulkan apa-apa dan masih merasa kalau yang dilihat oleh kedua temannya itu adalah hal yang sama.

Sesampainya di pemakaman, gerbangnya terkunci dengan sebuah gembok persis seperti kemarin malam. Archie mencoba memanggil-manggil nama Ron, tapi tak ada satupun tanggapan.

"Ayo kita kelilingi makam ini untuk mencari keberadaannya, Killian."

Archie langsung berjalan tanpa menjelaskan terlebih dahulu kepada Killian bagaimana ciri-ciri Ron. Killian pun tetap mengikutinya meski tidak memiliki informasi apa-apa.

Satu kali berkeliling, tidak ditemukan keberadaan Ron. Keduanya memutuskan untuk mengitari pemakaman dengan arah yang berbeda. Archie searah jarum jam, sedangkan Killian sebaliknya. Ketika keduanya kembali bertemu di sisi lain pemakaman, mereka sama-sama menggelengkan kepala karena tidak berhasil menemukannya. Karena tidak berhasil, Archie dan Killian kompak memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.

***

Malam harinya di apartemen Archie, Tom, ayah Archie, baru saja pulang dan membawakannya makan malam.

"Ayah pulang, Archie. Aku membawakanmu hamburger dan kentang kesukaanmu untuk makan malam."

Archie yang sedang duduk di sofa dan membaca bukunya pun menoleh ke arah ayahnya.

"Terima kasih, Ayah."

Tom duduk di sebelah Archie setelah membuka sepatu dan juga kaos kakinya. Dia menyandarkan badan dan juga kepalanya, lalu mengembuskan napas lega setelah lelah seharian bekerja. Dia pun menoleh ke arah Archie yang sedang fokus membaca buku.

"Bagimana di sekolah, Archievald. Apa terjadi sesuatu yang menarik?"

"Jangan menjadi orang yang sok asyik dengan memanggilku dengan menggunakan suara seperti itu, Ayah."

Tom tertunduk merenung karena anaknya tidak bisa diajak bercanda, padahal dia ingin sesekali bercanda dengannya. Namun, dia tidak mau langsung menyerah untuk mencoba berkomunikasi dengan anaknya dan berusaha untuk membicarakan topik lain.

"Hmm ... kau selalu mendapatkan peringkat pertama selama hidupmu. Seharusnya kau layak diberikan sesuatu, Archie. Kau mau apa? Aku pasti belikan. Game Console juga boleh."

Tom terlihat sangat antusias. Dia terus menatap Archie seakan sudah tidak sabar lagi untuk mengetahui apa jawabannya.

"Tidak perlu. Berikan saja aku novel baru. Tetapi, yang diperuntukan untuk semua umur atau anak-anak seumuranku. Jangan yang delapan belas tahun ke atas. Aku tidak mau menjadi dewasa lebih cepat."

Funeral [ Wattys 2019 ]Where stories live. Discover now