Jeda, "gue bakalan ungkapin perasaan gue ke kak Edgar nanti, pas mereka konvoi," lanjut Anya lagi.

Dean memang mengajak Starla, Donita dan Anya untuk ikutan konvoi, makanya dua bocah ini juga ada di sekolah.

"Seandainya Doni ikut, pasti dia diboncengin kak Galak." Starla menyayangkan. "Kalo gitu semangat deh buat lo, Nya. Gue doain tembakan lo tepat sasaran."

"Aamiin," sahut Anya senang. "Makasyi zeyengkuuu" ia memeluk Starla erat.

Tak lama, terdengar suara sorak sorai anak-anak kelas XII, sepertinya hasil pengumuman kelulusan sudah dipajang di mading.

🌟🌟🌟

Benar kata Starla tadi, tentu saja Ia dibonceng oleh Dean dengan vespa cokelat susunya. Anya yang dibonceng oleh Edgar dengan vespa hitam mengilapnya terlihat sibuk menahan senyumnya, dia pasti bahagia sekali sekarang. Galaksi hanya duduk sendirian di vespa biru mudanya, berkendara paling belakang, mencuri pandang ke arah Starla dan Dean diam-diam.

"Sebentar lagi kita nggak akan ketemu lagi, Starla..." batin Galaksi.

Dean tampak sedang berbincang-bincang dengan Starla sambil sesekali menunjuk-nunjuk pemandangan indah di kiri-kanan mereka.

🌟🌟🌟

Tiga vespa itu berhenti di tepi pantai, mereka berlima turun dari motor sambil menenteng kantung plastik berisi pilox dan spidol permanen.

Dean mulai usil duluan, menyemprotkan pilox hijau stabilo ke seragam Starla membuat pacarnya itu berteriak histeris.

"Aaa!! Starla belom lulus!!! Jangan semprot-semprot kak!!" protes Starla sambil berlari menjauhi Dean, Dean terus mengejar gadis itu kemanapun Starla berlari.

Yang lainnya hanya tertawa, Galaksi menikmati kopinya sendirian, duduk di tepi pantai sambil memperhatikan tingkah Dean dan Starla. Starla berlari ke arahnya, mencari perlindungan.

"Kak Galaksi, tolongin!" Starla bersembunyi di balik punggung Galaksi, Galaksi tertawa.

"Udah Yan, udah. Si Starla masih sekolah besok. Gimana sih lu!" cegah Galaksi.

"Ntar gue ganti beliin seragam baru selusin!" Dean tak mau mendengarkan sambil terus berusaha menyemprotkan pilox ke arah Starla, kena Galaksi sedikit membuat cowok dingin itu marah dan bangkit dari duduknya. Galaksi mengambil pilox lainnya dan mengejar Dean sampai dapat.

Starla, Anya dan Edgar tertawa melihat dua sejoli sednag kejar-kejaran bak film India.

Anya dan Edgar memisahkan diri, mereka duduk di pasir berduaan, menikmati sunset yang sebentar lagi akan turun.

"Hmm, kak." Anya memulai pembicaraan.

"Kenapa, Nya?" tanya Edgar santai, dia menyalakan rokok, namun selalu gagal karena angin bertiup kencang.

"Anya... Suka sama kakak," lanjut Anya, membuat Edgar menatapnya lekat-lekat, rokoknya kembali disimpan di saku seragam sekolahnya yang masih bersih tanpa noda pilox.

"Sorry, kamu bilang apa?" tanya Edgar berusaha untuk tidak kegeeran.

"Anya suka sama kak Edgar," tegas Anya sambil memejamkan mata, tak berani menatap Edgar.

Edgar jadi bingung mau menjawab apa karena ternyata ia tak salah dengar. "Anya, maaf," katanya.

Anya membuka kedua matanya.

"Kak Edgar udah jadian sama kak Kezya. Seminggu lalu," jelas Edgar. Ia jadi merasa bersalah karena wajah Anya yang tadinya terlihat ceria sekarang berubah murung.

"Anya... telat?" tanya Anya dengan mata berkaca-kaca.

"Maafin kak Edgar, ya?" Edgar menyentuh pundak Anya.

Anya menggeleng. "Gapapa kak. Anya senang udah berani jujur sama kak Edgar," sahut Anya lemah.

Edgar tersenyum. "Maafin kak Edgar udah ngeprank."

"Hah?"

"Kak Edgar justru mau nembak kamu, kenapa kamu duluan sih?!" tanya Edgar kesal.

"Maksudnya kak?" Anya menghapus air mata yang hampir saja meluncur ke pipinya.

"Kak Edgar nggak jadian sama kak Kezya. Justru kak Edgar mau ngomong gitu sama kamu beberapa hari lagi. Tapi kamu udah ngomong duluan," protes Edgar.

"Iiih, kak Edgar ngerjain Anya?!" Anya memukul-mukul dada Edgar kesal, Edgar tertawa.

"I love you," ucap Edgar serius.

Anya terus tertunduk.

"I love you," ulang Edgar. "Kok nggak dijawab sih?"

"Nggak mau, nggak romantis!" Anya menggeleng sok jual mahal. Edgar tertawa.

"Yaudah, nggak jadi. Besok kak Edgar nembak Kezya aja." Edgar melemparkan pandangan ke arah pantai.

"Iya! I LOVE YOU TOO!!" jawab Anya dengan kesal, dia melipat tangan di depan dada.

"Hahahah, kok gitu sih jawabnya. Yang manis napa." Edgar menatap Anya.

"Nggak mau. Males. Pengen beli truk!" jawab Anya ngambek.

"Asik, prom night udah ada pasangan buat dansa." Edgar merangkul Anya, Anya tersenyum malu.

🌟🌟🌟

Starla pulang ke rumah pukul sepuluh malam, Dean yang mengantarnya pulang. Dean masih duduk di atas vespanya, Starla sudah turun dan melepas helmnya.

"Star," panggil Dean.

"Iya kak?"

"Kamu udah tau belum kalo Galaksi bakalan kuliah di Harvard?"

"Hm? Serius kak?"

Dean mengangguk. "Galaksi tadi minta izin ke aku, mau ngajak kamu jalan-jalan sebelum dia berangkat."

"Terus, kak Dean ngizinin?" tanya Starla hati-hati.

"Mau gimana lagi, Galaksi kelihatan murung terus selama ini. Mungkin karena Ayana belum balik ke Indonesia, dan juga... Kamu udah jadian sama kak Dean, dia ngerasa kesepian. Temen-temennya sibuk sama pacar masing-masing."

"Kak Galaksi kenapa nggak nyari pacar aja kalo gitu?" tanya Starla kepo.

"Galaksi trauma pacaran. Ayana kan pernah selingkuh. Dia nggak mau pacaran lagi, takut nanti diselingkuhin lagi."

"Pantesan..." gumam Starla.

"Pantesan apa?"

"Eh, nggak, nggak apa-apa kak."

"Yaudah, masuk gih. Kalo besok Galaksi jemput kabarin aku ya. Aku percaya sama kamu." Dean tersenyum.

Starla mengangguk. "Iya kak. Hati-hati ya pulangnya. Kalo udah sampai rumah jangan lupa kabarin."

"Oke. Bye bidadari." Dean tersenyum, lalu mengengkol vespanya.

🌟🌟🌟

(A/N)

Haloooo!

Part ini sedikit lebih pendek tapi aku harap kalian senang karena Anya udah jadian sama Edgar. Udah, jangan nikung-nikung Anya ya, Edgar udah ada yang punya! 😂

Vote dan Komennya ditunggu! 💗😘

Galaksi & Starla [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now