7. Blue Blood

2.4K 340 46
                                    

BLOOD BOUND

Blue Blood

Dalam dua puluh empat jam terakhir ini, berbagai kejadian muncul seperti Rollercoaster dari neraka. Pertama, Taeyong telah diserang oleh Carlisle, sepupu vampir jahatnya, dan sebagai akibatnya Jisoo dikurung seminggu lagi di Salvatore Manor.

Tapi kemudian, Taeyong telah menunjukkan sisi lembutnya dan membawa Jisoo melewati badai. Kenangan indah itu terasa sia-sia ketika Ten muncul dalam keadaan terluka parah dan insting pemangsa-nya keluar.

Ketika Jisoo terbaring di lantai, gadis ini menatap wajah-wajah vampir yang melihatnya dengan pandangan peduli padanya. Jisoo bertanya-tanya bagaimana ini bisa terjadi di hidupnya.

"Apakah dia akan mati?" Tanya Kento, nada khawatir keluar dari suaranya yang berubah pelan. Kento menatap Jisoo yang sekarang sudah terbaring di ranjang.

"Aku tak akan membiarkan itu terjadi!" Sahut Taeyong dengan geraman yang tak bisa ia tahan. Tangannya mengepal keras.

"Diamlah dan biarkan aku memasang kantung darah ini. Kalian mengangguku." Ujar Dilraba seraya berdecak kesal. Dengan buru-buru, dia memasang cairan infus berisikan darah pada Jisoo.

"Aku serius. Aku akan mengubahnya sebelum dia mati." Kata Taeyong, ia frustasi dan memegang kedua sisi kepalanya sambil berjalan mondar-mandir. Tiba-tiba saja ide tentang mengubah Jisoo menjadi Vampir muncul di otaknya.

"Taeyong jangan konyol. Kau tahu itu melanggar hukum." Kento menyahuti perkataan Taeyong.

Taeyong mendelik tajam kearah Kento. "Kau sendiri melakukan itu." Sahut Taeyong, menyindir Kento.

Jisoo berkedip, mencoba mengingat apa yang terjadi setelah Kento masuk ke dalam kamar dan memerintahkan Ten untuk berhenti makan. Ingatannya kabur. Yang Jisoo ingat hanyalah Vampir-vampir ini berlari dan berteriak. Banyak darah beterbangan, dengan pukulan dan dengusan keras.

"Apa yang terjadi?" Suara Jisoo terdengar goyah dan pelan.

"Dia bangun!" Dilraba memekik senang melihat Jisoo sudah sadarkan diri. Walaupun gadis itu masih berusaha memperjelas penglihatannya.

"Jisoo kau bisa mendengarku?" Tanya Kento pada Jisoo. Kerutan di dahinya bertambah dalam.

"Dia terluka, dia tidak tuli, idiot." Taeyong berdecak kesal pada Kento.

"Di-dimana Ten?" Jisoo bertanya pada ketiga Vampir Salvatore yang berdiri di kedua sisi ranjangnya.

"Ten dibawa ke ruang bawah tanah. Kita memiliki tempat disana, dia akan aman sampai waktu persidangan tiba." Jawab Kento.

Jisoo terkejut. "Persidangan?!"

Ketiga Vampir itu memegang bahu Jisoo ketika Jisoo mencoba duduk diatas ranjang.

"Tunggu..Ini bukan salah Ten. Dia terluka. Dan dia tak mau melukaiku."

Memori dimana tubuh Ten yang babak belur dengan mata yang ketakutan membuat Jisoo merasa ngeri.

"Ya, kami menyakitinya setelah dia melepaskanmu. Aku tidak percaya Ten akan melakukan ini! Dia seharusnya tahu." Jelas Taeyong, emosi masih meluap-luap di dirinya.

"Apa kau sudah gila? Apa kau bahkan bertanya padanya dulu?" Tanya Jisoo, ia jauh lebih tidak percaya kalau Ten disakiti dua kali.

"Dia hampir membunuhmu, Jisoo. Aku tidak memberinya keuntungan dari keraguan itu." Jawab Taeyong.

"Ten terluka sebelum dia menyerangku. Menurutmu mengapa dia diserang?" Jisoo melawan Taeyong.

Taeyong memalingkan muka, keraguan muncul di raut wajahnya.

Blood Bound ☞Taesoo☜ {COMPLETE}Where stories live. Discover now