δεκατέσσερα(empat belas)(revisi)

23 7 0
                                    

"oke,hmm abang nanti temenin cia tidur ya bareng mama sama adek boleh?" tanya zia

zio bingung lagi harus menjawab apa, kenapa pertanyaan zia selalu memusingkan untuk di jawab, zio mendesah lelah

"nanti sama abang aja ya, kan mama nidurin adeknya, oke?" bujuk zio

"iya" jawab zia lesu

malam ini kan menjadi malam penuh kehangatan, zio yang kaku dan cuek langsung tersentak bahagia saat thea yang berada di pelukanya mengucap kata yang tak terduga

"paaapppaa"

kata pertama yang meluncur dari bibir manis milik putri kesayangannya, zio nampak terharu begitupun dengan arsya yang langsung mengecup kening thea dengan bangga

"lagi sayang, tadi bilang apa PA PA" ujar zio penuh semangat

"apppappaa" lagi kata itu menimbulkan perasaat bahagia dan hangat di hati zio  

<><><>

tadi ini pagi yang sangat spesial bagi zia sudah lama dia ingin tidur dengan sang kakak namun jika dulu zio akan membuat seribu alasan untuk tidak menyanggupinya namun tadi malam dengan entengnya dia mengiyakan 

tokk tokkk 

"cia ayo bangun katanya mau jalan jalan" ucap arsya membangunkan zia yang masih setia di alam mimpinya di pelikan sang kakak 

"zio bangun udah siang" sekarang arsya berganti menggoyangkan lengan zio pelan 

"zio, cia ayo bangun katanya mau ke gereja kok masih tidur" lanjut arsya yang terus menggoyangkan lengan keduanya 

zio menggeliat sedikit membuka matanya yang langsung tertutup lagi, arsya menghela nafas begini susahnya membangunkan dua saudara yang gemar tidur

"zio, zia bangun ini udah siang kalian mau ke gereja enggak nanti tuhan marah baru tau rasa "ujar arsya tegas yang langsung menutup pintu kamar 

"abang bangun nanti tuhan marah" panik zia yang mengguncangkan kasar lengan zio 

"ABANG BANGUN NANTI TUHAN MARAH "pekik zia kencang 

zio yang merasa terganggu dengan suara keras zia lantas membuka matanya menyipit menyesuaikan intensitas cahaya ruangan 

"iya iya ini bangun zia" jawab zio dengan suara serak khas orang bangun tidur 

"ayo mandi ke gereja cepetan, jangan tidur lagi abang" heboh zia yang melihat zio hendak kembali ke posisi tidurnya 

arsya yang mendengar keributan dari kamar hanya tersenyum geli, kakak adik yang lucu 

<><>

"mama nanti tuhan marah enggak ya?, kan zia kesiangan" tanya zia khawatir 

"nanti minta maaf sama tuhan ya, biar ngak barah " ujar arsya menenangkan 

setelah bangun dan mandi zia nampak sangat panik dan khawatir, meneriaki zio yang sangat santai padahal mereka telat misa pagi 

sesampainya di gereja zia langsung berlari masuk kedalam, sedangkan zio berjalan dengan tenangnya 

"zio, kejar zia dong nanti kalo ilang dimana" geram arsya

zio hanya menghela nafas dan berjalan cepat masuk ke gereja sedangkan arsya duduk di dalam mobil dengan si kembar yang tengah anteng di pangkuannya 

setelah sedikit lama arsya menunggu zio nampak berbincang dengan seseorang sambil berjalan ke luar gereja dengan zia di gendongannya 

"udah lama banget itu, masih di inget aja cia mah" cibir daniel 

"kan lucu abang jadi cia enggak lupa lupa" jawab cia sambil cengengesan 

arsya menurunkan kaca mobilnya saat ketiga orang tersebut sibuk berbicara di samping badan mobil 

"wah ada arsya, kok enggak masuk tadi ?" tanya daniel heran 

arsya hanya tersenyum tipis 

"mama enggak ke gereja abang tapi ke masjid " sahut zia polos 

"mama?" tanya daniel 

"iya mama arsya mamanya zia,al dan thea" jawab zia mantap sambil mengulurkan tangganya minta di gendong zio

"wah mama udah punya tiga anak ya?, papa nya siapa cia?, mama lia sama papa darius di kemanain ?" berondong daniel 

"mami sama papi ngak di kemana kemanain, papa nya al sama thea abang zio" jawab arsya 

"auah ngobrol sama abang dani ngak selesai selesai kapan berangkat pikniknya kalo begini" lanjut zia cemberut 

arsya dan zio terkekeh geli 

"gue pergi dulu mau piknik lo ikut ngak ?" tawar zio kepada daniel 

"enggak deh nanti ganggu quality time keluarga lo lagi" kekeh daniel 

"serah lo lah, gue pergi dulu titip kafe ya!" pamit zio 

"pergi dulu daniel, sampai nanti" arsya juga terut pamit kepada daniel 

"bye bye abang dani" 

"ini mah kelewatan gue yang pengen nikah kenapa jadi zio yang punya anak, heh mereka nikah ngak ya secara kan mereka beda, tapi kan ada tuh yang nikah tapi beda, ihh pusing pala aing mending jalan jalan cari calon istri" gumam daniel tidak jelas 

<><><><>

gimana kabarnya? 

baik ?

maaf ini tentang agama aku ngak berani terlalu, aku masih mau belajar jadi tolong beri masukan dan saran 

Tertanda

Arienda 

LINEWhere stories live. Discover now