"cari sekarang kasihan" ucap zio menyisir rambutnya ke belakang dia tampak lelah
Arsya,gadis itu hanya diam mematung saat zio masuk ke dalam mobil nya. Zio yang melihat arsya diam ditempat berdecak mengisyaratkan kepada arsya agar masuk ke dalam
Arsya mengerti dan duduk gelisah di samping zio. Arsya baru ingat bagaimana mereka bisa menemukan pencurinya, mereka hanya mendapat plat no motor saja
Dengan ragu arsya duduk menyamping menghadap zio "mm gimana lo bisa tau tempat pencurinya sedangkan kita cuma tau nomer motornya?"
Zio hanya melirik kearah depan samping kemudi disana ada layar menujukan satu titik merah yang diam dan satu titik biru yang sedang bergerak
Melihat itu arsya mengangguk dan berputar arah menghadap jendela. Sungguh hari ini dia lelah otaknya terbayang hukuman hukum yang akan diberikan dosen hukum nya besuk.
Zio,laki laki itu hanya diam sesekali melirik ke arah GPS dan wanita disampingnya. Sebenarnya dia hari ini sangat lelah tadi pagi dia harus pergi kuliah, siangnya mengurus bisnis bisnisnya dan sekarang harus mencari pencuri sialan itu.
Jam tangan zio menunjukkan pukul 00:30 WIB mereka baru sampai di tempat markas pencuri itu,
Dia segera turun di ikuti gadis itu mereka berjalan beriringan memasuki sebuah gedung serbaguna yang nampak telah lama tidak di gunakan. Zio membuka pintu utama berjalan masuk hal yang pertama di lihatnya ruangan kosong dan gelap tak ada pencahayaan. Gadis yang tadi disampingnya kini meringkuk ke belakang tubuhnya memegang erat tas kecil milik gadis itu.
Zio terus berjalan sampai menemukan suara percakapan yang gaduh. Disana disalah satu ruangan ada dua orang laki laki sedang berdebat merebutkan dua benda yang sedang ia cari.
Dengan langkah santai zio masuk kedalam ruangan itu menepuk salah satu dari mereka. Mereka tampak terkejut dan reflek memukul rahang zio sehingga kelapa zio miring kesamping.
Pencuri tersebut tampak panik dan memasukkan hasil curian mereka kedalam tas punggung mereka.
Dengan gerakan cepat zio menghadang mereka memukul mereka dengan membruntal menyalurkan kelelahan nya. Tak lama keduanya terkapar dilantai, zio membuka tas punggung yang ada di meja mengambil laptop dan handphone milik gadis yang ada di luar ruangan.
Setelah mendapatkan apa yang dia cari, zio segera keluar dari ruangan tersebut menyempatkan menendang kecil perut salah satu pencuri disana.
Sekarang zio bingung harus bagaimana memanggil gadis yang sedang berjongkok dengan menutup kepalanya dengan tangan. Nama yang dia ingat dari gadis itu hanya Rhea, nama dari salah satu ratu dalam motologi yunani
Dengan ragu zio memanggilnya "rhea?"
Gadis tersebut tampak mengangkat kepalanya disana ada sisa air mata yang mengalir di pipinya
"ayo pulang laptopnya udah ada di gue"
Arsya berdiri menghapus air matanya berjalan di belakang zio yang sesekali menengok kebelakang memastikan bahwa gadis itu mengikutinya
<><><><>
jangan lupa tinggalkan jejak
tertanda
ARIENDA
BẠN ĐANG ĐỌC
LINE
ChickLitGaris takdir tidak ada yang tau. Kita sebagai manusia yang berTuhan harus taat mengikuti perintahNya dan percaya bahwa takdir yang diberikanNya adalah yang terbaik dari yang terbaik.