Εννέα(sembilan)(revisi)

30 10 0
                                    

zio masuk kedalam mobil dan duduk di kursi kemudi menengok sebentar ke arah arsya, dia tampak senang dan terharu

"mau pulang kemana?" tanya zio

"kerumah gue " jawab arsya, zio tak menjawab terus melajukan mobilnya kearah rumah yang dia miliki

"lo sama mereka ke rumah gue disana ada bibi yang akan bantuin lo ngurus dua orang anak sekaligus" ujar zio

arsya hanya menghela nafas dia juga sadar pasti akan sangat merepotkan jika mengurus dua orang anak sekaligus

"hm, orang tua lo apa ngak keberatan kalo gue sama mereka tinggal disana?" tanya arsya

"ngak lo tinggal di rumah gue bukan rumah orang tua gue, dan orang tua lo sendiri apa ngak keberatan anaknya yang masih kuliah ngurus dua orang bayi?"

"orang tua gue udah meninggal satu tahun yang lalu, jadi gue cuma sendiri disini" jawab arsya lesu

"oh, sorry"

tak ada percakapan lagi di antara mereka 

<><><><><><><>

pukul 10 malam arsya dan zio sampai di sebuah serumah  minimalis berlantai dua rumah bercat abu abu itu terletak di kawasan elit di salah satu kota jakarta. zio segera turun,keluarlah seorang wanita paruh baya dari dalam rumah 

"aden, tumben kesini?" tanya bi asrah atau yang sering zio panggil bi rah 

"bi rah, bisa siapin kamar buat tamu zio?" tanya zio sambil membuka pintu penumpang dan mengambil satu bayi dari arsya 

bi rah yang masih berdiri di depan pintu itu terbengong majikannya datang dengan seorang wanita yang membawa dua orang bayi bersamanya 

"bi?" tegur zio saat bi rah memandang arsya dengan tatapan aneh 

"nanti aku jelasin mendingan sekarang bi ra siapin kamar buat dia sama si kembar ini" lanjut zio 

"hm, aden kamar yang luas cuma kamar utama" ujar bi rah bingung 

"pake kamar itu aja, nanti aku yang pindah" setelah mendengar perkataan zio bi rah masuk kedalam rumah 

zio masuk di iringi arsya di belakang, zio duduk di ruang tamu sambil menimang nimang bayi laki laki yang ada di gendongannya 

"si kembar belum dikasih nama ya?" tanya zio yang terus menatap bayi itu 

"belum, emang lo mau kasih nama si kembar?" tanya arsya yang balik 

"boleh" respon zio memandang arsya, arsya hanya menggangguk 

kening zio nampak berkerut keliatan berpikir keras dan arsya dapat melihat tubuh zio di kelilingi warna merah jambu 

"merah jambu" ucap arsya tiba tiba 

"hah" zio menatap arsya bingung 

"ya merah jambu, baik hati penyayang dan suka menolong, benar?" jawab arsya 

zio nampak canggung itu jati dirinya yang telah lama dikubur dalam dalam oleh zio 

"hah ngak seru tau, lo bisa liat apa yang gue sembunyiin sedangkan gue ngak bisa liat apa yang lo sembunyiin" zio nampak cemberut 

"warna gue cuma 2 " ucap arsya tiba tiba 

"dua apa saja?" tanya zio penasaran, mulut arsya nampak akan menjelaskan namun suara tangisan bayi menghentikannya 

bayi yang di gendong zio menangis, zio kelabakan bingung apa yang harus di lakukan. arsya mendekat 

"dia ngompol" jawab arsya sambil menunjuk kaus yang dikenakan zio sedikit basah "sini biar gue ganti" arsya sambil mengerahkan bayi perempuan ke arah zio 

bi rah turun dari lantai dua "aden kamarnya udah siap, pakaian bayinya juga udah bibi susun" 

"di ganti ke kamar aja" ujar zio membawa bayi laki laki itu menuju kamar utama 

arsya terbengong sesaat dan langsung menyusul zio ke atas

di kamar bernuansa abu abu putih itu zio menidurkan bayi laki laki di atas kasur. arsya masuk turut meletakkan bayi perempuan yang sedari tadi dia gendong. segera beranjak untuk mengambil pakaian ganti untuk bayi laki laki itu 

"Rhea, gimana dengan alfio  adreas dan althea aenor? " tanya zio kepada arsya yang sedang mengganti baju bayi itu 

"bagus, yunani?" respon arsya 

"iya, alfio yang artinya mampu bertahan, adreas artinya  kuat sedangkan althea artinya penyembuh dan aenor artinya penuh kasih sayang, gimana?" 

"bagus, al sama thea?" saran arsya 

"oke, hallo thea "sapa zio kepada bayi perempuan yang sedang berkedip lucu, zio mencubit pipi gembil itu dan beranjak ke bayi laki laki yang sedang di beri susu oleh arsya " hallo al" 

<><><<><><><>

SELAMAT MEMBACA 

BAGAIMANA MENURUT kalian ?

rintangan akan selalu menghadang menghambat untuk mencapai tujuan 

rintangan akan menjadi kebahagiaan jika kata dapat melewatinya 

tertanda 

ARIENDA

LINEWhere stories live. Discover now