Part 15 : Bertemu

6.7K 279 3
                                    

Pak Budi berhenti tepat di depan gerbang sebuah gedung yang cukup besar, mobil kuning yang ia kejar masuk kedalam gedung ini, gedung yang bertertuliskan 'AR FINANCIAL' dengan huruf besar. Hana turun dan langsung memberikan uang lembar Rp50,000 kepada Pak Budi sebagai upah, Hana mengucapkan terima kasih dan bergegas pergi menuju gedung tersebut.

"Ini kembaliannya toh neng" ucap Pak Budi yang melihat Hana bergegas pergi, Hana pun berbalik dan melihat Pak Budi.

"Ambil saja semuanya pak, maaf kalau ngerepotin"

"Gak ngerepotin kok neng, ini ambil kembaliannya" balas Pak Budi dan menyodorkan uang kembalian tersebut kepada Hana.

"Gak usah pak, Hana buru-buru ini" ucap Hana menolak lagi dan berjalan kembali menuju gedung. Pak Budi pun mengiyakan dan memasuki uang kembalian tersebut kedalam tas kecilnya.

"Bapak tunggu atau tidak neng?" tanya Pak Budi setengah berteriak karena jarak Hana yang sudah mulai menjauh.

"Tidak usah pak!"

Setelah menjawab pertanyaan Pak Budi, Hana mempercepat jalannya. Ketika sudah berada di depan sebuah pintu, ia mengucapkan Basmalah dan mendorong pintu tersebut, entah mengapa perasaannya menjadi tidak tenang.

Hal pertama yang dilihat Hana adalah meja resepsionis, ketika ia memalingkan wajahnya ke sisi lain, ia melihat Alvan yang memasuki lift.

Hana pun berlari, tetapi satpam mencegahnya.

"Hanya karyawan yang bisa masuk ke area ini mbak" jelas satpam tersebut.

"Hanya sebentar saja pak, saya ingin bertemu dengan orang yang baru saja masuk ke dalam lift itu" jelas Hana sambil menunjuk salah satu lift.

"Silahkan temui resepsionis dulu mbak, ntar diantar. Jangan asal nyelonong"

"Cuman sebentar aja pak!"

"Aduh mbak, saya gak mau kasar sama ibu hamil. Jadi, temui resepsionis dulu ya. Ikuti peraturan kantor" jelas satpam tersebut dengan nada yang lembut namun tegas.

Hana pun menuruti perkataan satpam itu dengan perasaan sedih. Hana Bun berjalan menuju meja resepsionis.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya resepsionis tersebut.

"Saya mencari pria bernama Alvan" Hana langsung to the point.

"Apakah anda sudah membuat janji?"

"Belum"

"Anda harus mempunyai janji terlebih dahulu jika ingin menemui pak Alvan"

"Hana sebentar saja, mohon mbak. Berikan saya izin bertemu dengan pria itu"

"Maaf! Tidak bisa"

"Saya mohon mbak!" ucap Hana sambil mengangkat tangannya memohon.

"Kenapa?" Tiga pria datang menghampiri mereka dan salah satunya bertanya. Tidak lain adalah Vino, Dani dan Rizal.

"Mbak ini ingin bertemu dengan pak Alvan" jawab resepsionis itu.

Ketiga pria tersebut saling bertatapan, mereka bingung, kenapa ada seorang wanita hamil mencari Alvan.

"Lu tau dia siapa Vin?" Tanya Dani.

"Enggak tau" jawab Vino sambil matanya yang melihat Hana dari bawah sampai atas. Hana yang ditatap seperti itu menunduk dan mengeratkan pegangan tangannya di tali tas selempangnya, Hana merasa sangat tidak nyaman.

"Ayo ikut kita mbak, kita juga mau bertemu Alvan" ucap Vino tiba-tiba, yang membuat Dani memelototi matanya.

"Lu kan belum izin sama Alvan, ntar dia marah"

"Ayo!" Bukannya menanggapi jawaban Dani, Vino malah mengajak Hana untuk mengikutinya.

"Ya udah, serah lu aja deh" ucap Dani pasrah melihat Vino yang mengabaikannya.

"TAPI, NTAR KALAU ALVAN MARAH, GAJI GUE JUGA IKUT KURANG" teriak Dani dan mempercepat langkanya untuk menghampiri Vino dan Hana yang sudah sampai didepan lift. Rizal yang diam dari tadi hanya mengangkat bahunya tidak peduli.

Pintu lift terbuka, Vino diikuti oleh Rizal dan Dani masuk ke dalam lift. Sedangkan, Hana hanya diam mematung. Vino pun melihat Hana, ia mengerti jika Hana tidak nyaman karena hanya dirinya perempuan didalam lift tersebut.

"Siti!" Panggil Vino ketika melihat Siti lewat di depan lift.

"Aaaaa,,,, cieciecie! Manggil gebetan. Aokaokaok" heboh Dani.

"Iya pak, ada yang perlu saya bantu?" Tanya Siti.

"Ikut saya ke atas" jawab Vino singkat, Siti kebingungan tetapi tetap mengikuti perintah Vino.

"Ayo, masuk cepetan" perintah Vino kepada Hana.

Hana pun masuk kedalam lift, ketika Siti sudah berada di dalamnya. Keadaan di dalam lift pun mulai terasa canggung entah alasannya karena apa. Mereka pun hanya diam, sampai pintu lift terbuka di lantai 7 gedung tersebut.

"Makasih! Sekarang kamu bisa kembali bekerja" ucap Vino kepada Siti sebelum ia keluar dari lift itu.

"Ayo! Saya akan mengantarkan anda keruangan pak Alvan" ucap Vino kepada Hana juga.

Hana mengekori Vino dan diiringi dengan Dani dan Rizal membuat dirinya tidak nyaman. Tidak perlu waktu lama, mereka sudah berada di depan pintu yang bertuliskan 'Chief Executive Officer'. Vino membuka pintu tersebut.

"Van, ada yang nyari lu nih" ucap Vino dan mempersilahkan Hana masuk.

"Sia-". Alvan kaget melihat Hana yang hamil tepat berdiri didepannya sehingga dia tidak bisa melanjutkan perkataannya.

Wanita yang selalu ia pikirkan keadaannya akhir-akhir ini, wanita yang ingin ia lupakan tetapi tidak bisa. Ketakutan pada kenyataan yang terjadi pada wanita itu membuat dirinya sulit untuk melupakannya.

Hana hanya membuka di depan Alvan, semua kalimat yang akan ia ucapkan tidak bisa ia keluarkan.

"Siapa yang suruh dia masuk? Gue gak pernah buat janji pertemuan sama cewek ini" ucap Alvan pada akhirnya setelah beberapa menit ia membeku melihat kedatangan Hana yang dalam keadaan hamil.

"Gue tau, tapi kasihan gue liat dia mohon-mohon di resepsionis Van" jawab Vino.

"Biarin aja dia mohon-mohon"

"Anji*g! Mana ada yang tega liat ibu hamil mohon-mohon" kalimat singkat Alvan menyulut emosi Dani.

"Tinggalin ruangan gue, lain kali jangan kasih siapapun masuk tanpa seizin gue" ucap Alvan yang merasa kesal, dia tidak mengindahkan perkataan Dani.

Mereka pun hanya menurut dengan perasaan marah kepada Alvan. Mereka tidak akan pernah bisa melawan Alvan sebagai bawahan kerja atau bahkan sebagai sahabat mereka sendiri.

"Kamu diam" ucap Alvan yang membuat mereka menghentikan langkah.

"Bukankah ada sesuatu yang penting yang kamu mau ucapkan kepada saya sampai mohon-mohon buat ketemu saya" tambah Alvan lagi.

"Tuh mbak di kasih kesempatan buat ngomong, kita tinggalin ya mbak. Maaf kalau Bos saya ngeselin aslinya dia baik kok" kata Dani. Mereka pun meninggalkan Alvan dan Hana untuk berbicara empat mata.

Maaf kalau banyak typo, karena mau segera di publish. Silahkan komentar jika ada yang aneh!
Saya mohon kepada pembaca untuk VOTE + KOMENTAR + SHARE!
TERIMAKASIH!!!

LOMBOK | 22:37 | Minggu, 28 Juli 2019|By : AENUL RISALLAH.

Karena Kesalahan Satu Malam [TAMAT]Where stories live. Discover now