Part 31 : Antara Hidup & Mati.

5.9K 254 11
                                    

Bruuhh..

Terdengar suara keributan, Alvan yang sedang bersama Vino, Rizal, dan Dani yang juga membawa Rina langsung menuju sumber suara.

"Ahkkkk..!" Rina yang terkejut melihat kolam yang sudah berwarna merah itu teriak sampai terjatuh.

Alvan langsung berlari dan melompat ke kolam ketika menyadari perempuan yang berada didalam kolam itu adalah Hana.

"Vin, cepet telpon ambulans." kata Dani panik.

"Lama kalau panggil ambulans, gue siapin mobil kalian bantuin Alvan."

Alvan menggendong Hana dan berusaha naik dari kolam, "Mas, sakit." ucap Hana dengan suara lemahnya, air mata terus mengalir dipipinya.

"Sebentar. Kita pergi ke rumah sakit." Mata Alvan sudah memerah melihat keadaan istrinya itu.

"Van, aku benaran gak sengaja." ucap Nadya dengan wajah pucatnya, ia juga menangis karena terkejut.

"Mas, aku takut." Hana terus mengucapkan kalimat-kalimat yang aneh, Alvan yang sedari tadi menahan tangis dan pada akhirnya tangisnya pun pecah juga.

Rizal yang sudah menunggu di depan hotel dengan mobilnya, ia membukakan pintu mobil ketika Alvan datang dan langsung mengendarai mobil dengan kecepatan penuh.

Ketika sudah di mobil Hana tidak sadarkan diri,

"Zal, lebih cepat lagi."

"Kita sudah cepat Van."

Masih di hotel, Dani menelepon polisi. Acara tersebut langsung dihentikan.

"Dan, lu gak usah telpon polisi gini dong. Nadya gak sengaja, kita bisa selesaikan secara keluarga." ucap Devano, kakak dari Nadya.

"Kakak jelasin saja ke polisi." Dani, Rina dan Vino meninggalkan tempat itu dan menyusul Alvan.

"Rina sudah kabarin Bunda sama Azi, mereka langsung kesana kak."

"Apakah kak Hana bakal baik-baik saja?" tanya Rina ketika mereka sudah berada didalam mobil.

"Gak usah mikirin yang aneh-aneh Rin, semuanya bakal baik-baik saja."

*

Alvan duduk dilantai depan ruang operasi dengan tampak hancurnya, dan Rizal yang berada di samping untuk menenangkan Alvan. Kalsum yang baru datang langsung berlari menghampiri anaknya itu, ia langsung memeluk Alvan.

"Semuanya bakal baik-baik saja" ucapnya sambil mengusap lembut punggung Alvan.

"Tapi Bun, Hana banyak berdarah."

Kalsum mengusap-usap lembut punggung putranya itu, Rina yang baru sampai tak tahan menahan tangisnya lagi.

5 jam sudah berlalu, tetapi satu dokter pun belum keluar dari ruang operasi, hanya perawat yang keluar masuk mengambil stok darah.

7 jam berlalu...

8 jam...

9 jam...

10 jam...

11 jam...

12 jam....

Setelah 12 jam lamanya, akhirnya dokter keluar dari ruang operasi itu, Alvan yang menyadari itu langsung bangun.

"Alhamdullilah, ketiganya selamat. Anak kembarnya sehat. Tetapi untuk ibunya masih melewati masa kritis, kami belum tahu kapan dia akan sadar kembali." Dokter menjelaskan keadaan Hana dan bayi kembarnya.

"Terima kasih."

Setelah dokter menjelaskan keadaan Hana dan si kembar, perawat keluar sambil membawa si bayi kembar. Salah satu perawat menjelaskan kepada Alvan.

"Kami akan membawanya ke ruang NICU, kami akan membawanya kepada Anda ketika tubuh mereka cukup kuat." jelas si perawat.

Note : NICU (Neonatal Intensive Care Unit) adalah rumah sementara bagi bayi yang baru lahir sampai tubuhnya cukup kuat menghadapi dunia luar dengan kekuatan sendiri. (Sumber : Motherandbaby)

Hana sudah di pindahkan ke ruang perawatan intensif, Alvan selalu duduk disamping ranjang Hana, memandangi wajah pucat istrinya.

*

Sudah 1 minggu Hana koma dan belum sadarkan diri, Alvan tak pernah seharipun meninggalkan rumah sakit maupun ruangan Hana.

"Kak, mau liat dedek bayinya gak?" ajak Rina, ia sangat sedih melihat kakaknya yang hanya mengurung diri di ruangan itu, sesekali keluar ruangan tak masalah, Alvan juga harus menghirup udara segar.

"Ayo kak, dedek bayinya pasti kangen sama ayahnya." Paksa Rina.

Alvan pun bangun dan berjalan menuju ruang NICU, ruangan tersebut ditutupi dengan kaca transparan jadi orang tua bisa melihat bayinya yang berada diruang tersebut.

"Imut banget, mirip kak Alvan padahal yang ngelahirin mereka kak Hana." ucap Rina dengan senyum lebarnya.

Mereka memperhatikan box bayi yang bertuliskan nama Alvan & Hana. Bayi kembar dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki yang sangat mirip dengan Alvan itu sedang tertidur pulas. Mereka mengalihkan pandangan ketika mendengar suara orang berkelahi,

"Kak Devan gak malu kesini, perempuan yang didorong sama adek kakak belum sadarkan diri sampai sekarang."

Kalimat itu terdengar jelas sampai ruang NICU,

"Kak, bukannya itu suara kak Dani?" Alvan tidak menjawab Rina, ia langsung menuju ke sumber suara.

"Nadya gak pernah mau makan Dan, setidaknya Alvan ngunjungin dia satu kali atau gak cabut surat penahanan Nadya. Penjara bukan tempat Nadya." jelas Devano yang datang ke rumah sakit untuk menemui Alvan.

Alvan yang mendengar penjelasan Devano itu membuatnya kesal, ia langsung memukul Devano dengan bogemannya dan ia mengangkat kerah Devano.

"Gak tau malu, Hana juga belum bangun kak. Sudah seminggu Hana belum bangun."

"Sudah Al lepas, biar sekuriti yang urus dia." Vino melerai Alvan dan sekuriti datang untuk membawa Devano keluar.

"Sebelum Hana sadar, jangan harap Nadya dapat maaf dari Alvan sama Hana." ucap Alvan kepada Devano.

"Nih, gue bawain ayam geprek kesukaan lu. Gue tau lu belum makan." kata Dani.

Dani, Rizal dan Vino menemani Alvan sampai jam 10 malam, Dani juga mengantarkan Rina pulang. Jadi, hanya Alvan seorang yang menjaga Hana.

Alvan menaiki ranjang yang ditiduri Hana dan dia tidur di samping Hana lalu memeluk tubuh istrinya dingin istrinya itu. "Kapan kamu bangun? Kamu gak pengen liat anak kita?" bisik Alvan.

NEXT>>>>>

Part terakhir nanti di up ya, author mau ke Indomaret mumpung banyak promo ;)

Jangan lupa klik vote + komentar + share ke teman-teman kalian.

Follow juga akun wattpad ini karena akan ada cerita baru yang di up. TERIMAKASIH.

Karena Kesalahan Satu Malam [TAMAT]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin