Part 2 : Sahabat yang Selalu Ada

10.9K 385 5
                                    

VOTE....!!!!

"Ya Allah! Na, aku mohon angkat telponnya" gumam seorang wanita dengan wajahnya yang di penuhi rasa kekhawatiran.

"PUTRI! Gimana? Hana ngangkat telponnya gak?" seorang wanita dengan jilbab compang-campingnya menghampiri wanita yang bernama Putri tersebut.

"Belum lis gue khawatir banget sama dia, kemana dia pergi coba? gak biasanya telat banget kek gini" jawabnya dengan nada khawatirnya.

"Gue telpon Ledya dulu mungkin acara keluarganya udah selesai" jawab wanita yang bernama Sulis itu.

Setelah bunyi tutt yang ke-3 terdengarlah suara Ledya.

Ledya : "Ada apa lis?"

Sulis : "Acara keluarga lu udah selesai?"

Ledya : "Belum, masih ngumpul-ngumpul nih. Emangnya kenapa?"

Sulis : "Hana belum pulang ampe sekarang."

Ledya : "Lahk, pan dia bilang udah mau pulang pake taksi"

Sulis : "Iya, dia bilang kek gitu. Tapi dia belum pulang sampai sekarang, lu bisa kesini kagak ke kost-annya Putri? Kita cari ke warungnya pak Usman, mobil gue dipake sama Bang Ardi, gue khawatir banget sama tuh anak ntar takutnya kenapa-kenapa"

Ledya : "Positif thingking lis. Okeh gue mau jalan nih"

Sulis : "Cepetan gih"

Setelah Ledya menutup panggilan sepihak, Sulis bersama Putri menunggu dengan perasaan khawatir mereka.

Menit demi menit berlalu, datanglah sebuah mobil putih di depan gerbang kost-annya Putri. Tanpa aba-aba maupun perintah dari si pemilik mobil Sulis bersama Putri langsung memsuki mobil.

"Cepetan led!" perintah Putri ketika sudah berada di dalam mobil.

"Tenang put, semuanya bakal baik-baik aja. Pasang seatbeltnya dulu gih!" jawab Ledya si pemilik mobil.

Mobil melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi dengan keadaan jalanan yang sepi memudahkan Ledya melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Detik demi detik berlalu, menit demi menit berlalu sampailah mereka di depan warung pak Usman, mereka keluar dari mobil namun yang mereka lihat adalah pak Usman bersama Istri dan putranya yang sedang membersihkan warung untuk segera mereka tinggalkan karena dagangan mereka yang sudah habis.

"Assalamua'alaikum Pak Bu!" Ledya menyapa dengan salam.

"Wassalamu'alaikum! Nak Ledya dan teman-teman, mengapa datang ke warungnya larut malam begini?" tanya pak Usman

"Gini pak, Hana belum pulang sampai sekarang tadi di telpon dia bilang mau nunggu taksinya disini di warung ini pak Usman lihat tidak? Ada tidak Hana kesini?" tanya Sulis tanpa koma maupun titik.

"Tidak nak, bapak tidak melihat Hana kesini. Ibu lihat tidak?" tanya pak Usman kepada istrinya

"Tidak juga pak."

"Adit juga tidak lihat kak" jawab anaknya pak Usman juga.

"Astagfirullah na! Kamu kemana?" ucap Putri dengan air matanya yang mulai berjatuhan.

"Apa dia balik ke kampus lagi?" kini Ledya yang bertanya.

"Ya gak mungkinlah Led, ngapain coba Hana balik lagi?! Kalau emang iya dia balik kekampus buat ngambil sesuatu, dia pasti udah balik. Pak satpamkan gak ngezinin siswa di kampus sampai tengah malem gini" jelas Sulis.

"Kita balik aja mungkin aja Hana nunggu kita dirumah" tambah Sulis lagi.

Sulis menghampiri Putri Kita pulang "yuk Put tunggu Hana di rumah" ucapnya dengan tangannya yang menuntun Putri masuk mobil.

Karena Kesalahan Satu Malam [TAMAT]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum