• Sebelas

2.6K 272 30
                                    

=Galang=

Pagi ini Galang berangkat ke sekolah diantar oleh Lulu. Pak Samin sedang mengambil cuti karena kerabatnya ada yang meninggal, dan sekarang Lulu yang harus mengambil alih tugas Pak Samin—supirnya. Padahal ia bisa membawa motor ke sekolah, tapi ia tidak terbiasa membawa kendaraan ke sekolah. Karenanya ia lebih memilih diantar oleh Kakaknya.

Kakaknya langsung pergi karena harus cepat-cepat ke kantornya, Galang menghela nafas. Sebenarnya ini masih terlalu pagi, ini karena Kakaknya—Lulu sedang buru-buru jadi ia harus mengikuti perintah Kakaknya untuk berangkat lebih awal dari biasanya.

Meskipun masih pagi, tapi di sekolah sudah lumayan banyak siswa-siswi yang hanya sekedar nongkrong atau mengerjakan tugas mereka yang belum selesai. Mungkin, untuk sebagian orang berangkat pukul setengah tujuh itu sudah siang, berbeda dengannya yang akan berangkat lima belas menit sebelum bel masuk terdengar.

Galang memasuki kelasnya yang ternyata masih kosong, belum ada yang datang atau mungkin sedang di luar. Ia menaruh ranselnya lalu mengeluarkan benda pipih yang sejak tadi memendam disaku celananya. Yang dilakukannya hanya membuka media sosial lalu kembali lagi ke menu, sangat membosankan, pikirnya. Galang beranjak dari duduknya dan melangkah keluar kelas menuju perpustakaan, mungkin dengan membaca komik ia tidak akan merasa bosan lagi.

Baru saja hendak membaca komik yang sudah ia ambil tadi, tiba-tiba ponselnya berbunyi menandakan sebuah panggilan masuk. Rupanya Galis. Galang meletakkan komik yang ia ambil pada tempatnya semula, lalu berjalan keluar perpustakaan.

“Lang, lo dimana?”

“Gue di perpustakaan,” jawabnya.

“Oh, yaudah.”

“Ada apa?” tanyanya lagi karena tidak puas dengan jawaban yang dilontarkan Galis lewat sambungan telepon tadi.

“Nggak, gue kira lo kemana. Dikelas cuma ada ransel lo doang, orangnya nggak ada.”

“Oh, gitu. Yaudah, gue mau balik ke kelas aja.”

“Iya,”

Lantas Galang menutup sambungannya, lalu bergegas kembali ke kelas.

“Tumben, jam segini udah datang.” tanya Galis setelah melihat dirinya memasuki kelas.

“Yaaa, nggak apa-apa. Lagi pengin aja,” jawabnya lalu duduk disebelah Galis.

Galis hanya ber 'oh' ria untuk menanggapi jawaban Galang.

=Galang=

Galang tengah menunggu kakaknya datang untuk menjemputnya, Galis sudah lebih dulu pulang sekitar lima menit yang lalu. Siswa-siswi pun sudah mulai sedikit karena sudah pulang, hanya tersisa sekitar kurang lebih tujuh orang. Entahlah, Galang tak tahu pasti.

Galang langsung memasuki mobil begitu Kakaknya datang, tanpa banyak biacara Lulu kembali melajukan mobilnya menuju rumah. Namun, tiba-tiba Galang menyuruhnya berhenti, entah alasan apa yang membuat Adiknya itu menyeruhnya untuk berhenti mendadak.

“Ada apa, sih? Kenapa nyuruh berhenti mendadak gini,” tanyanya.

Galang masih celingak-celingukan mencari apa yang ia lihat tadi, tapi ia tak menemukan apa yang dicarinya. Padahal, Ia dengan jelas melihat seseorang yang begitu dikenalnya tengah berjalan bersama teman-temannya ditrotoar. Tapi, saat ia melihatnya kembali tidak ada yang ada hanya kosong ditrotoar tersebut.

GalangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang