V . 01

1.1K 149 19
                                    


Suara derap langkah kaki tak beraturan terdengar dari ujung koridor utama lantai dasar. Tak hanya itu, suara teriakan dan juga gelak tawa bersahutan menggema hingga masuk ke penjuru ruangan. Mengundang rasa ingin tahu para siswa dan siswi berserta guru yang tengah melakukan aktivitas belajar.

Para pelaku yang sedari tadi menjadi sumber kebisingan mulai terlihat setelah berbelok dari ujung koridor menuju tangga lantai dua. Bagaikan lomba lari, ketiga gadis berseragam sama namun sedikit acak - acakan itu saling menyalip satu sama lain hingga salah satunya tersandung kakinya sendiri hingga tersungkur di lantai dengan tidak elite - nya.

"Ahh!" Kedua lainnya menghentikan langkahnya lalu berbalik. Menatap iba teman mereka yang kini bagai tengah memeluk lantai itu.

Merasa bahwa seseorang yang mengejar mereka mulai mendekat. Keduanya dengan sesegera mungkin membantu temannya yang terjatuh itu untuk berdiri lalu membopongnya. Membawanya masuk ke dalam ruangan kosong yang untungnya terbuka. Dengan sedikit terpincang gadis yang baru saja terjatuh itu mengikuti kemana kedua temannya ini membawanya.

Salah satunya menutup pintu rapat lalu berbalik bersender di pintu. Meletakkan jari telunjuknya di bibir, meng - kode kedua temannya untuk tak bersuara.

"Kemana hilangnya anak - anak setan itu." suara yang terdengar tepat dari luar pintu itu membuat ketiganya sedikit terkikik dalam diam.

Sesuatu merayap dari pintu mendekati si gadis penjaga pintu. Ia menunduk saat dirasa sesuatu berjalan di tangannya. Dengan menahan pekikan ia mengibas tangannya panik hingga hewan yang diketahui adalah kecoa itu terbang dan hinggap di baju salah satu temannya.

"AAAA! TOLONG!!!!" teriaknya lepas, membuat kedua temannya kepanikan dan segera membekap mulutnya rapat - rapat.

"Eum-"

Pintu di dorong dari luar hingga terbuka lebar. Ketiganya menoleh mendapati tatapan mengerikan dari seorang pria tua yang kini membawa sebilah rotan di tangannya.

"Sakura, Hinata, Ino! Ikut bapak sekarang!" perintahnya tegas. Ketiga gadis yang disebutkan namanya itu hanya bisa menghela napas pasrah seraya menggerutu dalam hati. Bukan untuk pertama kalinya mereka tertangkap saat membolos, hanya saja kali ini adalah pak Yamato, guru paling menyebalkan di SMA ini.

....

Disini mereka sekarang, berjemur di tengah lapangan basket seraya mengangkat sebelah kaki. Dengan sempoyongan mereka mencoba menyeimbangkan badan agar tak terjatuh. Namun nihil, meski sebisa mungkin mereka menjaga keseimbangan, mereka tetap sempoyongan hingga terjatuh menyenggol satu sama yang lain.

"Lo kalau jatoh jangan nyenggol gua dong, No!" protes Hinata yang kini sudah jatuh terduduk akibat tersenggol Ino.

Hinata Hyuga, salah satu penghuni kelas 11 IPA 1 yang terkenal sebagai kelas bagi anak - anak pintar. Namun pengecualian untuk dirinya. Rumor tentang dirinya yang membayar pihak sekolah untuk bisa masuk ke kelas itu bukan lagi hal yang biasa, melainkan sudah seperti hal umum yang nyaris semua murid tahu. Meski ia terlihat polos, nyatanya ia salah satu siswi bermasalah yang nyaris setiap hari terlibat masalah. Bahkan rasanya wajah polosnya tidak sesuai untuk mulutnya yang terbilang kasar.

"Lo kalau jatoh jangan pas kita kabur dong, Nat! Kan gua sama Sakura jadi repot harus nyeret lo ke gudang!" protes balik Ino tak terima.

Ino Yamanaka, penghuni kelas 11 IPS 1. Dirinya bagai princess yang di puja - puji oleh kalangan siswa di sekolah ini. Namun di kalangan siswi, dirinya bagai musuh bebuyutan yang selalu ditatap sinis bahkan tak jarang kalimat 'jalang' terlontar untuknya. Alasannya sederhana, karena gadis itu pandai menarik perhatian siswa - siswa tampan di sekolahnya. Nyatanya, gadis itu tidak pernah sekalipun berpacaran dengan siswa sekolah ini. Ia hanya senang menggoda, bukan berarti ia bersungguh - sungguh.

ViragosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang