V. 04

159 39 14
                                    

“Gua pesenin makan, lo berdua cari tempat.” intrupsi Sakura sesampainya mereka bertiga di kantin sekolah. Bel istirahat telah berbunyi 5 menit lalu, mereka yang sebelumnya berada di uks segera melesat guna mengisi perut kosong mereka.

“Yang biasanya ya, Sak.” ujar Hinata. Sakura mengangguk, ia berbalik meninggalkan kedua sahabatnya.

“Kosong tuh, gas ayo disana.” ujar Ino, ia segera menarik pergelangan tangan Hinata, membawa gadis itu mengikutinya.

“Nyari perkara lo? Itu tempat yang sering di pake rombongan demit, gila.”

“Bukan berarti punya mereka, 'kan? Lagian liat noh tempat lain, udah full nyisa ini sama tempat di samping cowo - cowo setres itu.”

Hinata menghela napas, “Tumben banget kantin full, biasanya ga serame ini.”

Ino tak menghiraukan, ia mendudukkan dirinya di kursi kosong yang sebelumnya telah ia tunjuk. Hinata mendudukkan dirinya tanpa bersuara, memperhatikan sekeliling yang tampak begitu ramai.

Belum ada satu menit mereka duduk, segerombolan siswi menghampiri mereka dengan memukul meja. Membuat Ino dan Hinata menatap pelaku yang sedikit mengejutkan mereka itu.

“Ya Tuhan, pertanda apa ini gua bisa liat demit!” seru Ino dengan nada yang ia buat - buat.

Hinata tertawa, sedangkan si pelaku penggebrakan meja menggertakkan gigi kesal. “Berani - beraninya lo berdua disini!” seru siswi itu geram.

Ino menyilangkan kedua tangan di depan dada dengan punggung yang ia senderkan pada kursi, “Siapa lo sampe kita harus takut? Setan?”

Hinata tertawa kembali, “Haha, gua liat - liat emang mirip sih.”

Ino tergelak keras, “HAHA, 'kan? Bukan mirip lagi, Nat. Ini mah emang setannya.”

Hinata semakin mengeraskan tawanya, membuat rombongan siswi itu menggeram kesal. Salah satu dari mereka hendak menampar Ino, namun sebuah suara mengintrupsi mereka.

“Berani lo nyentuh temen gua?”

Mereka beralih, si pemilik suara berjalan menghampiri mereka lalu meletakkan nampan berisi makanan di atas meja. Membuat Ino dan Hinata berbinar senang melihat makanan favorit mereka telah di depan mata.

“Wih, lo beli dessert juga? dalam rangka apa lo dari tadi jajanin kita berdua?” tanya Ino antusias.

“Lagi pengen buang - buang duit aja.” jawab Sakura enteng.

“Gua dengan senang hati nerima duit lo kalau lo mau buang - buang, Sak.” sahut Hinata diikuti anggukan oleh Ino.

“Kalian!”

Ketiganya beralih, mereka hampir lupa bahwa segerombolan siswi itu masih berdiri di dekat mereka.

Sakura memincingkan alis, “Kalian mau juga? Muka ngenes amat, udah ga makan berapa hari?” tanya Sakura dengan sok polosnya.

“Sialan, disangka gembel sama Sakura, HAHAHA.” gelak Ino seraya memandang konyol wajah siswi yang tengah berdiri tepat di hadapan Sakura.

“Duh, gua jadi dia malu sih, No. Better cabut ga sih?” sahut Hinata yang dijawab anggukan cepat oleh Ino. Ia tau maksud sahabatnya itu apa, ia mencoba mengusir segerombolan siswi itu dengan cara halus.

“Siapa nama lo? Spion?” tanya Sakura, ia sungguh lupa nama gadis di depannya ini.

Ucapan Sakura membuat Hinata dan Ino semakin tertawa terbahak - bahak. Sedangkan segerombolan gadis itu tampak semakin memerah kesal terlebih gadis di depannya itu.

ViragosWhere stories live. Discover now