Itu bukan Jin hyung yang berbicara. Tapi si Hyung es batu yang menjawabnya. Yoongi hyung.

Jin hyung tersenyum saat aku, Taehyung dan Jungkook mulai melahap masakannya.

Memang kalau sudah Yoongi hyung yang bersuara, tidak ada yang bisa membantahnya.

"Jimin-ah. Kau sudah berhenti diet kan?"

"Mmm, belum hyung. Masih sedikit lagi."

"Sedikit lagi apanya Jim? Kau tidak lihat seberapa kurusnya kau sekarang?"

"Tapi masih banyak yang bilang kalau aku masih gendut hyung."

"Sudah hyung biarkan saja, kalau sudah terkena anorexia saja baru tahu rasa."

"Yoongi jaga omonganmu!" Tegur Jin hyung.

"Tahu nih Yoongi hyung! Kau mendoakan adikmu ini sakit eoh?" SelaKu.

"Hmmm apalagi Yoongi hyung itu terkenal cenayang oleh Army. Bagaimana kalau apa yang kau katakan itu jadi kenyatan?" Timpal Jungkook.

"Bukankah kau ingin kurus Jim?"

"Hyung! Sebenarnya aku ingin menganggap ini sebagai leluconmu hyung. Tapi untuk saat ini aku sedang sensitif. Jadi maaf, itu menyakitiku hyung. Aku selesai. Terima kasih atas makanannya Jin hyung. Aku permisi."

Aku benar-benar sedang sensitif hari ini. Apalagi kalau sudah membahas masalah berat badanku. Sekalipun itu Yoongi hyung. Aku merasa tersakiti.

Aku masuk kedalam kamarku lalu menutup diriku dengan selimut.

Ceklek.

"Jimin-ah"

Aku mendengar seseorang masuk ke dalam kamarku. Dan aku sudah tahu siapa itu. Jin hyung.

"Jimin-ah jangan seperti ini. Cuaca hari ini sedang panas. Buka selimutnya. Kau akan sesak nanti."

Jin hyung membuka selimutku perlahan. Dan aku tidak menolaknya.

"Jimin-ah kau kenapa? Tidak seperti biasanya kau seperti ini? Kau kan tahu Yoongi itu orangnya seperti itu."

"Aku tidak tahu hyung. Aku mungkin sedang sensitif saat ini."

"Jim, apa mereka membicarakan berat badanmu lagi?"

Aku terdiam. Aku bingung harus menjawab apa pada Jin hyung.

"Aku tahu, aku tidak sengaja membaca komentar komentar mereka di sosial media kita Jim."

"Hyung, apa salah kalau aku seperti ini? Apa mereka tidak mau melihat idolnya gembul sepertiku?"

"Hey! Siapa yang bilang kau gembul hmm? Coba buka bajumu! Sudah berapa kotak yang kau buat di perutmu?"

"Hyung kau menggodaku?"

"Tidak Jimin-ah. Hyung hanya ingin kau tahu batasan pada dirimu. Kau tidak bisa terus terusan berpacu pada mereka. Kalau kau seperti itu, tidak akan habisnya sampai mereka melihat tubuhmu yang tinggal tulang belulang. Dan kau fikir hyung akan membiarkan itu hmm? Tidak Jim. Hyung tidak akan membiarkan kau sakit. Lihatlah pipimu tidak setembam dulu saat pertama kita bertemu. Hyung sedih saat hyung tidak bisa lagi mencubit pipi tembammu seperti dulu."

"Hyung.. "

"Jim, hyung tidak melarang kau untuk menurunkan berat badanmu. Tapi, kau juga harus menyeimbangkan apa yang masuk kedalam tubuhmu saat sedang diet. Diet bukan berarti tidak makan seperti apa yang kau lakukan akhir-akhir ini."

Aku menunduk. Ya aku memang merasa melakukan diet yang salah. Ini demi mereka yang menuntutku untuk menurunkan berat badanku dengan cepat.
Jin hyung menangkup wajahku untuk menatap wajahnya.

"Dan untuk Yoongi, dia sangat khawatir saat kau diet berlebihan Jim. Kau tidak makan nasi, hanya minum air, dan sekalinya makan kau akan langsung memuntahkannya dengan sengaja. Yoongi seperti itu agar kau tahu, kalau apa yang kau lakukan itu dapat memicu penyakit yang Yoongi katakan. Astaga, untuk menyebutkan nama penyakitnya saja hyung tidak bisa. Apalagi kalau itu benar-benar terjadi padamu Jim."

"Maafkan aku hyung. Aku hanya.."

"Mengikuti ego mereka yang menginginkanmu untuk kurus? Sekali lagi hyung katakan. Itu tidak akan ada habisnya Jim. Kau tahu Army itu banyak. Dan setiap orang punya level kurus yang berbeda-beda. Jadi kau tidak akan tahu seberapa kurus yang mereka inginkan terhadapmu Jim." Sela Jin hyung.

Aku mengangguk meng-iyakan perkataan Jin hyung. Aku benar-benar merasa bersalah pada Yoongi hyung.

"Kau benar hyung. Terimakasih. Aku akan meminta maaf pada Yoongi hyung."

"Bagus kalau kau mengerti. Hyung tahu kau maknae yang paling dewasa di antara Tae dan Jungkook. Hyung yakin kau akan mengerti apa yang hyung katakan padamu. Kau akan minta maaf pada Yoongi besok. Sekarang mereka pasti sudah selesai. Yoongi akan langsung ke genius lab setelah makan."

"Yoongi hyung tidak marah padaku kan hyung?"

"Tidak Jim. Bahkan dia biasa saja saat kau pergi dari ruang makan tadi. Karena dia merasa kalau dia memang bercanda."

"Cih seharusnya dia Sedikitnya merasa bersalah padaku Hyung."

Pletak!

"Awww sakit hyung!!" aku mengelus keningku yang terkena jitakan Jin hyung.

"Jaga sopan santunmu. Kalau Yoongi tahu kau bisa di gantung Jim."

"Hehe mian hyung."

"Ini makanmu tadi belum selesai kan? Hyung bawakan lagi yang baru. Makan dan habiskan setelah itu tidur."

Jin hyung memberikan mangkuk nasi yang sudah di campur sayur padaku.

Aku mengernyit saat melihat Jin hyung memberikan mangkuk itu padaku.

"Hyung kenapa kau gemetaran?"

"Ini terima dulu mangkuknya."
Aku segera menerima mangkuk dari Jin hyung.

"Hyung ada apa?"

"Tidak apa-apa."

"Tidak apa-apa bagaimana? Lihat tanganmu tremor seperti itu."

"Jim..."

Aku kembali menyimpan mangkuknya di nakas. Lalu mengambil tangan Jin hyung yang bergetar hebat.

"Hyung bisa kau gerakan jarimu?"

Aku melihat Jin hyung menggeleng. Aku benar-benar panik.

Ada apa dengan hyungku yang satu ini.

Apa dia sakit?

Apa dia terluka?

"Jim jangan beritahu yang lain. Hyung tidak apa-apa sungguh. Hyung hanya kelelahan."

"Tapi hyung tanganmu tremor dan tidak bisa di gerakan! Bagaimana aku tidak panik!!"

"Jim tenanglah.. Jangan seperti ini."

Aku memeluk Jin hyung saat itu juga. Aku menangis sejadi-jadinya.

Aku tidak bisa berfikiran kalau Jin hyung baik-baik saja saat ini.

"Hyung.. Kalau kau sakit kau harus bilang pada kami. Jangan di pendam. Aku tidak mau kehilanganmu."

"Hei? Kau fikir aku akan mati Jim? Bicaramu itu! Tenanglah hyung hanya terkena asam urat kau tahu penyakit itu? Itu penyakit yang sering menyerang orang yang sudah berumur sepertiku. Jadi kau tidak usah khawatir Jim."

Jin hyung mengusap punggungku. Entah kenapa aku malah semakin terisak.

Ada apa ini. Kenapa aku merasa seperti akan kehilangan?

"Hyung.. Aku tidak ingin ada yang meninggalkanku di antara kalian. Aku ingin kita terus bersama-sama sampai 50 tahun kedepan, anii beratus ratus tahun kedepan sampai kita tua. Jadi aku mohon hyung. Beritahu aku kalau kau merasa sakit. Agar kami tidak terlambat untuk menyembuhkanmu."

Kim Seokjin - ✔️ Where stories live. Discover now