KIM NAMJOON

258K 16.5K 3.1K
                                    

"Namjoon-ahh kau sudah menjadi leader yang baik selama ini. Terima kasih sudah bertahan bersama kami. Dan, ayo kita akan bahagia kedepannya bersama Army."

💜💜💜

Seketika ingatan itu kembali terngiang indah di fikiranku. Entah kenapa setiap aku terdiam, ingatan itu selalu datang tanpa seizinku.

Kim Seokjin, hyung tertua di grup kami yang tingkahnya malah seperti paling muda di banding Jungkook yang benar-benar Maknae.

Aku tersenyum, mengingat semua yang berhubungan dengan Seokjin hyung.

Dia selalu saja menampilkan senyum bodohnya saat di depan kamera atau bahkan di belakang kamera.

Tidak ada yang tau dengan apa yang sebenarnya dia rasakan.

Tidak ada yang tau?

Hah, itu membuatku kembali merasa bersalah pada hyung satu itu.

Kalau saja dia di nominasikan untuk aktor terbaik, aku berani jamin dia pemenangnya.

"Aku tidak mau merepotkanmu Namjoon-ahh, kau sudah cukup pusing sebagai leader dan sebagai komposer kami. Kau harus bisa fokus pada tanggung jawabmu. Aku baik baik saja. "

Aku melirik bingkai foto yang bertengger indah di sebelah komputerku. Aku mengambil foto itu dan memperhatikan setiap wajah yang ada di dalam foto itu. 7 pria yang sambil tersenyum bahagia ke arah kamera sambil merangkul satu sama lain. Aku ingat betul kapan foto itu di ambil. Saat kami memenangkan Daesang Artist Of The Year di acara MAMA tahun kemarin. Aku mengelus satu persatu wajah member. Dan berhenti saat tepat di wajah tampan hyung yang menamai dirinya "Worldwide Handsome".

"Tidak mau merepotkanku hyung?" Aku tersenyum miris.

"Kau tau hyung? Kalau saja kau memberitahuku semua masalahmu, mungkin aku tidak akan se-menyesal ini."
Aku kembali mengingat kenangan kami saat Ber-7. Saat-saat yang sangat menyenangkan. Untukku.
.
.
.
.
.
"Namjoon-ah bangun! Astaga, bagaimana bisa kau tertidur di atas meja seperti ini. Namjoon-ahh bangun! Punggung dan lehermu bisa sakit."

Aku mendengar dan merasakan seseorang mengguncangkan tubuhku. Aku mengerjap, dan sedikit kesal dengan orang yang baru saja membangunkanku. Tidak tahukah aku baru tidur satu jam yang lalu?

"Hyung, biarkan aku tidur. Aku baru tidur 1 jam yang lalu."

"Mwo? Yak! Apa yang kau lakukan sampai pagi buta begitu hah?"

Aku tidak menjawab pertanyaannya. Sungguh mataku benar-benar tidak bisa terbuka. Bahkan hanya untuk menjawab pertanyaannya. Sampai aku kembali merasakan tangan kekar itu menepuk punggungku.

"Setidaknya pindah ke kamarmu. Bukan malah tertidur disini. Kau bisa melukai lehermu. Kau lupa lehermu baru sembuh dari cedera. Apa perlu hyung menggendongmu dan memalukanmu di depan adik-adikmu?"

Aku terpaksa membuka mata, karena memang benar perkataan Jin hyung. Leherku dan punggungku terasa sakit saat aku tertidur di atas meja.

"Geurae, aku akan ke kamar. Terima kasih Hyung sudah mengingatkanku."

Jin hyung mengangguk. Aku meninggalkan studio tempat aku berhibernasi saat aku harus membuat karya.

Namun, saat aku melewati dapur, aku mencium bau masakan yang tidak asing di penciumanku. Aku melangkah ke dapur untuk memastikan apa yang baru saja aku cium. Takut-takut hidungku masih eror karena efek mengantuk.

Tapi, saat melihat makanan yang masih berada di penggorengan dengan api kompor yang masih menyala, itu sudah sangat meyakinkan aku tidak salah mencium.

Aku melotot saat melihat makanan itu. Bukan, bukan karena berselera. Tapi, makanan itu sudah gosong di atas penggorengan. Bahkan aku sangat yakin, makanan ini pasti asalnya berkuah.

Tidak peduli dengan teriakan Jin hyung yang melarangku untuk menyentuh kompor selama 7 tahun ini.

Aku memang perusak, tapi hanya mematikan kompor tidak akan membuat dorm kebakaran bukan?

Aku mematikan kompor itu dengan segera sebelum masakan itu benar-benar membakar dorm.
"Namjoon-ah berhenti disitu! Jangan sentuh komporku!" Dan benar saja si pemilik kompor datang dan langsung memarahiku.

"Hyung! Masakannya gosong, kalau aku tidak mematikannya dorm kita bisa kebakaran!"
Aku menunjuk masakan yang sudah tidak berbentuk itu pada Jin hyung. Aku tidak mau disalahkan kali ini.

Aku melihat Jin hyung terkejut. Dan aku juga melihat perubahan raut wajah pada Jin hyung.

"Maafkan aku Namjoon-ah aku lupa kalau aku sedang memasak. Aku tadi meninggalkannya, karena aku fikir itu akan lama. Dan aku mencuci baju dulu, lalu membangunkanmu. Bukan langsung ke dapur."

Aku mengernyit. Sejak kapan Jin hyung menjadi pelupa? Aku ingin bertanya, tapi melihat raut wajahnya aku urungkan niat itu.

Aku berjalan ke arah Jin hyung yang menunduk.

"Sudah hyung tidak apa, lupa adalah sifat manusia bukan?"

Jin hyung masih terdiam. Aku mendorongnya untuk duduk di meja makan.

"Hyung jangan di fikirkan. Kau duduk saja, jangan banyak fikiran. Kau lelah."

"Tapi, aku harus membuat sarapan untuk kalian sebelum semuanya bangun."

"Tenang saja, aku akan membangunkan Yoongi hyung untuk menggantikanmu memasak."

"Tapi Namjoon-ah.."

Aku tidak perduli dengan protesan Jin hyung. Dia lelah aku tau itu. Bagaimana tidak? Dia bukan hanya mengurus diri sendiri. Tapi juga mengurus kami ber-6.

Aku meninggalkan Jin hyung untuk membangunkan Yoongi hyung.

Ceklek

"Eoh? Kau sudah bangun hyung?"

"Ya, aku tadi mendengar keributan diluar." Jawab Yoongi hyung yang masih menutup setengah matanya.

"Ah, itu maaf hyung. Tadi masakan di dapur gosong." Aku terkekeh sambil menggaruk tengkukku.

"Gosong? Kenapa bisa? Jangan bilang kau memasak? Astaga Namjoon! kau mau Jin hyung membunuhmu hah?"

Benarkan?  Pasti aku yang disalahkan 😑

"Bukan aku, tapi Jin hyung yang memasak."

"Tidak usah membela diri. Aku tahu betul Jin hyung tidak akan menggosongkan makanannya." Kekeuhnya.

"Tapi memang begitu faktanya hyung."

Yoongi hyung mengernyit.

"Kau tidak percaya kan? Sama akupun."

"Ada apa dengan Jin hyung?"

"Entah, tapi aku yakin Jin hyung sedang menyembunyikan sesuatu dari kita."

Yoongi terdiam.

"Oh iya, hyung maukan memasak untuk kami menggantikan Jin hyung?"

Aku yakin, Yoongi hyung pasti akan menolak, setelah aku melihat raut wajahnya yang datar.

"Aku tidak mau dimarahi Jin hyung lagi setelah aku tadi mematikan kompor. Dia hanya percaya padamu. Jadi tolong ya hyung. Aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan Jin hyung."

Yoongi hyung menghela nafas.

"Baiklah."

"Terima kasih hyung. Aku akan membangunkan member lain. "

Aku menutup pintu kamar Yoongi hyung saat setelah mengucapkan terima kasih dan melakukan misi selanjutnya. Membangunkan member lain.

"Semoga kau tidak apa-apa hyung. Kami akan selalu menyemangatimu. Jangan merasa sendiri, ada kami bersamamu. Aku harap kau memberitahu kami apa yang mengganggu fikiranmu."

Kim Seokjin - ✔️ Where stories live. Discover now