Ten

1.4K 149 2
                                    

.

.

.

Happy Reading

.

.

Apa kamu tau?
Aku bahagia bisa bertemu dengan dia
Setelah sekian lama
Tapi juga sedih tak bisa memilikinya
Seperti dulu
Dan juga takut,
Takut kalau janjinya dulu telah hilang
Berlalu bersama ingatannya akan diriku
-Arel

Pagi pagi buta Arel sudah berangkat ke sekolah. Hari ini mood nya sangat baik. Membayangkan kejadian kemarin membuat jantungnya tak bisa berdetak dengan normal.

Membayangkan saat Jaemin memeluknya, menggendongnya, tertawa dengannya, tidur di pundaknya bahkan saat lelaki itu mengomel padanya. Arel menyukai itu semua tapi ia tak suka pada jantungnya yang tak bisa ia kendalikan.

Dia berjalan di trotoar sendirian, kadang menari kadang locat loncat dan kadang tertawa sendiri, ditambah lagi pipinya yang bersemu merah meski tertutupi mantel tebal dan syal tetap saja warna rona itu memancar dengan sangat kentara.

Arel berangkat pagi pagi dengan alasan tak mau di wawancarai mama dan abang nya yang akan berujung pada sebuah ledekan dan itu hanya akan membuatnya semakin malu.

Dan satu alasan lagi, dia tak mau bertemu Jaemin lebih dulu. Dia malu dan takut mati karena jantung sialan ini akan berdetak melampaui batas jika melihat lelaki itu lebih awal.

"Dururududu pamparampamm" Arel mengoceh tak jelas untuk merileks kan detak jantungnya

Arel memasuki halaman sekolahnya, sekolah masih sangat sepi ia bisa memastikan jam jam segini hanya ada dirinya, pak satpam, ama pak tukang kebun.

Tetapi sesaat setelah ia masuk ke gedung sekolahan, gadis itu terbujur kaku saat melihat perawakan seperti Jaemin. Arel masih tak percaya karena untuk apa juga Jaemin berangkat pagi pagi kaya gini.

"Tapi-- kalo itu Nana beneran?"

Karena penasaran Arel mengikuti lelaki itu.

"Nana!" Arel meneriakkan nama itu agar ia tahu yang ada di hadapannya ini Jaemin atau bukan

Dan lelaki itu berhenti saat Arel meneriakkan nama nana lalu ia berniat menghadap ke belakang.

Arel terkejut yang benar saja! Jika ia bertemu Jaemin sekarang ia rasa jantung nya akan keluar dari tempatnya

"Yak tetep disitu! Jangan berbalik Na pliss. Lanjut jalan aja"

Lelaki itu tetap menoleh kebelakang.

"Gue bukan Jaemin bgst!" ucap seorang siswa tersebut. Tapi ia bingung saat di belakangnya sudah tak ada orang lagi.

"Iih setan pagi jan ganggu gue ya jan ganggu. Gue anak baik kok maaf maaf"

Bocah laki itu langsung ngacir lari masuk ke dalam gedung sekolahannya.

Sedangkan Arel, bocah itu kabur dan memilih untuk berjalan memutar menuju kelasnya.

"Eh tapi nanti kalo gue ke kelas Jaemin juga di kelas sama aja dong"

Arel terlihat frustasi, lalu dia memilih untuk duduk di bangku taman sekolah sampai bel masuk berbunyi. Ya setidaknya dia bisa mempersiapkan hatinya untuk bertemu Jaemin. Dia memasang earphone ditelinganya dan menyalakan musik

Beberapa menit kemudian seseorang mengagetkan Arel dari belakang.

"Ajsbksbhv Kaget beg--"

Arel menghentikan ucapannya setelah melihat siapa yang telah mengganggunya.

"Jae-Jaemin!!"

"Lo tu dengerin musik jangan keras keras. Budeg kan lo." oceh Jaemin

"Kok lo bisa disini? Bukannya tadi lo udah jalan ke kelas?"

"Hah? Gue baru aja berangkat padahal. Lo ngapain coba berangkat pagi. Tumben"

"Ee cuma-- ah gue ada piket kebersihan jadi ya harus berangkat pagi deh"

"Emang lo udah ada jadwal jatah piket? Bukannya pak DO nggak ada ya? Terus yang buatin jadwal siapa?"

"Emm- inisiatif sendiri dong.. Kan aku nak baik. Lo sendiri ngapain coba brangkat pagi pagi?"

"Gue mau ke perpus"

Sebenernya Jaemin belum begitu puas sama jawaban Arel, tapi yaudahlah.

"Ke perpus pagi pagi buta gini?"

"Iya, katanya Pak Suho ada novel thriller baru."

"Semangat amat pak, ikut dong na"

"Kata tadi mau piket kebersihan"

"Ngga jadi ah. Piketnya lain kali aja"

~~

Jaemin membuka gembok pintu perpustakaan dengan kunci yang sudah ada ditangannya.

"Na, kok lo punya kunci perpus? dapet kunci darimana??"

"Dikasih sama Pak Suho" ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari gembok pintu didepannya. Lalu membuka pintu perpustakaan.

"Emang lo siapanya pak Suho kok dia percaya banget sama lo. Sampe kunci cadangan perpus dikasihin ke lo" Tanya Arel membuntuti Jaemin yang sudah masuk perpustakaan terlebih dahulu.

"Kepo lo"

Jaemin tak menghiraukan gadis yang membuntutinya terus itu. Dia memilih mencari novel. Dia mencari letak novel, yang katanya pak Suho ada di rak tengah paling atas. Ketemu. Tapi meskipun Jaemin tinggi dia tak bisa mencapai rak tersebut.

Setelah berpikir keras akhirnya Jaemin punya solusi.

"Rel sini"

"Apa?"

"Cepetan"

Arel melangkah mendekat pada Jaemin. Tiba tiba Jaemin membalikkan badan Arel dan mengangkat tubuh gadis itu.

Arel mematung, jantungnya berdegup kencang.

"Ambilin novel warna item ungu di atas itu. Gue ga nyampe buat ngambil."

Arel masih diam mematung. Dia masih terlalu syok dan pikirannya jadi kosong.

"Yak Rel cepetan! Lo tu berat"

Arel yang menyadarinya, langsung mengambil novel yang dimaksud Jaemin

"A-ah iya. Yang ini?"

Jaemin menurunkan Arel lalu mengambil novel itu dari tangan gadis didepannya. Jaemin hendak melangkah menuju meja untuk membaca. Tapi tidak jadi, dia menatap gadis didepannya heran.

"Yak Rel pipi lo ngapa merah gitu"

"Hah??" Arel spontan langsung menutupi pipinya dengan kedua tangannya.

Arel merutuki dirinya yang mudah sekali lemah jika berada di samping lelaki didepannya ini.

Jaemin terkekeh melihat tingkah Arel. Sejujurnya dia sangat ingin mengacak rambut gadis itu dia sangat gemas. Tapi ngga jadi. Gengsi katanya.

"Dah sono ambil buku yang mau lo baca. Gue ke meja dulu"

Arel menggeleng, "gue numpang duduk disitu aja"

"Yaudah"

Maa tolongin jantungnya Rere~~

.
.
TBC
Hai my lupp readers🙌🙌
Chapt kali ini pendekan.. Emang sengaja aku pendekin si, hehe.
Jan lupa vote and comment nya ya^^
Gomawoo😘

Happy Reading alL 💕💕
===
Lily❤

IMPOSSIBLE || Jaemin x Mina ✔Where stories live. Discover now