''Iya Carr, ko bisa" balas Elsa yang kini menarik-narik tangan Carra membuat gadis bermata elang ini mencebikan bibirnya kesal, mereka memang tidak bisa diam.

"Ada sesuatu, kalian gak perlu tau " jawab Carra yang segera duduk di kursi samping Ariana, membuat ketiga temanya ikut duduk bersama.

"Sesuatu, hm, apa jangan-jangan kalian mau, ena-ena terus ketauan pak satpam terus kak Agam digebukin, ... terus..terus.. kalian gak jadi dong" cerocos Elsa yang langsung mendapat toyoran dari Ariana dan Sella, namun Carra hanya menggelengkan kepalanya saja.

"Mulut lo Sa, mau gue sekalian gebukin.." rutuk Sella yang kembali menoyor kepala Elsa, Elsa mencebikan bibirnya sambil sesekali mengusap kepalanya.

"Ya.. gue kan cuma nebak'' balas Elsa yang membalas jitakan Sella yang demi apapun pedes banget.

"Tapi nebaknya gak kira-kira Sa, ena-ena disekolah, mana ada.." balas Ariana membuat Elsa cengengesan sendiri, "tapi seriusan gak ena-ena kan Carr?" tanya Ariana yang malah menunjukan cengiranya.

"Ena-ena? apaan itu?" tanya Carra yang otomatis membuat ketiga temanya fokus pada dirinya. Menatap wajah polos Carra yang sepertinya tidak mengerti arah pembicaraan mereka.

"Dia udah kelas berapa, kok masih gak tau ena-ena''

"Carr, lo gak demam kan?"

"Arah pembicaraan kita 17+ , Carr usia lo emang berapa"

Begitulah beberapa celetukan asal mereka yang sangat aneh dengan pertanyaan Carra, Apa arti ena-ena. Bolehkah Ariana, Elsa dan Sella menjawab bahwa ena-ena itu adalah.

"Lo gak tau ena-ena?" tanya Elsa yang mendapat gelengan dari Carra, gadis bermata sipit ini menepuk jidatnya.

"Apaan sih, aneh lo semua" ucap Carra yang memainkan ponselnya, tidak ada apa-apa sih, hanya saja Carra suka membuka tutup game nya.

"Carr, lo hidup dijaman apa sih, ena-ena itu, kaya gini nih.." ucap Elsa yang menunjukan suatu gerakan tangan, alis Carra terangkat sebelah pertanda ia bingung dengan pertunjukan Elsa.

"Udah Sa, udah, si Carra mana ngerti , orang pacaran ajah baru pertama kali, " balas Ariana membuat mata Elsa dan Sella terbelalak kaget.

"Sumpah demi apa lo Ar, gue gak salah denger, Carramel, kak Agam firts boyfriend lo dong?" tanya Sella membuat Ariana mengangguk, mereka berdua sontak menutup mulutnya. Kalau Carra sih sama sekali tidak peduli.

**

"Mata lo Rel, bisa jauh-jauh gak dari cewek gue" tegur Agam karna sedari tadi Darrel terus menatap Carra yang ada dikantin. Darrel tersenyum aneh.

"Kenapa, takut kalau gue ambil, .. wessh, tenang ajah Gam, gue gak tertarik sama dia, gue cuma gak nyangka dengan apa yang gue tau tentang dia" jawab Darrel membuat Agam menyernyit.

"Maksud lo, apa yang lo tau tentang cewek gue?" tanya Agam mulai terpancing, Darrel itu menatap Carra seolah baru pertama kali melihat seorang gadis, tatapan Darrel liar.

"Lo pasti kaget man, kalau tau, cuma yah.. gue juga gak akan percaya gitu ajah, gue akan buktiin dulu tentang dia" ucap Darrel semakin melantur, Raga yang melihat Agam mulai terpancing segera menengahi.

"Wess, Gam, ini gitar, lo bisa mainin kan, biar gue sama si Dewa yang nyanyi, Rel lo ikutan?" tanya Raga membuat Darrel menggeleng.

Darrel masih sibuk meneliti Carra, benarkah dia ketua geng itu, benarkah, kenapa tidak ada tanda-tanda, apa gue harus percaya sama tuh cewek, batin Darrel , sebenarnya ia tidak terlalu percaya dengan ucapan gadis yang sudah memberitahunya, namun ia juga tidak menyangkal kalau ia juga curiga.

"Oke hadirin, gue mau nyanyi, kalian semua mohon dengerin yah.."ucap Raga yang berdiri dikursi yang sempat ia duduki, tak lupa Dewa sudah berada disampingnya juga ikut berdiri.

"Ada riquest gak, lagu apa gitu yang lagi hits?" tanya Dewa mengambil bekas botol air sebagai mic.

"Lagu Selow kak, lagi jamannya" ucap salah satu dari mereka, Raga dan Dewa menatap Agam sebagai gitaris, Agam kemudian mengedikan bahunya saja.

"Oke, riquest nya diterima" teriak Raga yang mengambil sapu sebagai micnya, "Oke bang Agam, musiiik" lanjutnya dengan teriakan ala rocker.

Mereka kemudian bernyanyi dengan dipandu oleh gitar yang Agam petik, tak lama saat lagu sudah dimulai, Darrel keluar dari kantin dengan mengirim pesan pada cewek itu.

Kak Darrel
Gue tunggu dibelakang

Cewek yang mendapat pesan itu tersenyum, ia tau Darrel tidak akan percaya begitu saja, ia sudah mempersiapkan sesuatu yang akan membuat Darrel tau siapa sebenarnya Carramel.

Sementara itu dimeja Carramel.

"Kak Agam emang jago banget maen gitar, lagu apapun asal yang maen gitar kak Agam., lagunya pasti enak" pekik Ariana yang menikmati suara musik yang Agam mainkan, meski mereka sedikit meringis karna suara fals dari Dewa, ya walaupun suara Raga lumayan.

"Setuju, mon maaf nih Carr, lo itu beruntung bisa pacaran sama orang multitalent kayak kak Agam, betuntung lo Carr, percaya sama gue" lanjut Elsa yang membuat Carra mengalihkan matanya pada sumber suara.

Namun saat ia akan melihat Agam, justru pandanganya melihat seseorang yang saat akan keluar kantin menatapnya dengan seringai dibibir, tatapan itu adalah tatapan dimana saat Darrel bertemu dengan Carra sebagai ketua Black-Dragon. Carra tersenyum evil , Jadi lo udah tau batin Carra balas menatap tatapan Darrel tak kalah tajam.

"Gue mau ketoilet, ada yang mau ngenter gak"  ajak Sella membuat perhatian semuanya teralihkan.

"Gue sih ogah" balas Elsa yang masih menikmati musik yang kelas 12 itu sajikan.

"Gue ikut, pengen pipis gue, yuk" balas Ariana membuat Sella tersenyum bahagia. Mereka kemudian pergi ketoilet bersama.

**

"Gue masih belum percaya kalau dia ketua Black-Dragon , lo punya bukti supaya gue percaya?" tanya Darrel pada gadis yang baru sampai itu, terukir senyum jahat disana.

"Besok, besok gue kasih bukti, tunggu ajah digerbang, dan lo akan liat ketua Black-Dragon" ucap gadis itu dan akan pergi, namun Darrel menahan tangan gadis yang akan pergi itu.

"Kenapa lo lakuin itu, bukankah dia temen lo?"tanya Darrel aneh, pasalnya gadis ini adalah teman dari Carramel, karna Darrel selalu melihat mereka bersama.

"Gue benci dia, dari dulu, dan gue mau lo habisin dia saat sudah tau" ucapnya yang langsung melepaskan cekalan tangan Darrel, kemudian gadis itu sudah tidak terlihat lagi.

****

Salam dari Nattasha Ninna.

The Ice Girls [END]Where stories live. Discover now