Part XII

1.5K 98 8
                                    

"Di mana mereka sekarang?" Tanya Appa Eunha dengan raut wajah sedihnya.

"Eomma tidak boleh memberitaukan keberadaannya ke Appa." Ucap Eunha dengan wajah tegarnya.

"Kenapa? Appa salah Eunha Appa salah.... Appa sadar semua yang Appa perbuat membuat kekacauan di dalam kehidupan kita. Appa egois, selalu mementingkan diri appa tanpa melihat dampak yang terjadi untuk keluarga appa sendiri." Mendengar ucapan Appanya, tidak sengaja air mata Eunha terjatuh.

"Mengapa? Mengapa kau baru sadar Appa? Apa karena kau baru tau jika kau juga memiliki anak lelaki?" Tanya Eunha dengan senyum getirnya.

"Tidak. Aku baru menyadari betapa bodohnya Appa saat itu perubahan sikap Eomma yang membuatku kesal di karenakan Ia sedang hamil."

"Dan kau memilih jalan 'perselingkuhan'." Lanjut Eunha dengan wajah penuh amarah.

"Appa akan memperbaiki semuanya. Maafkan Appa yang bodoh ini Eunha. Maaf " Ucap Appa Eunha dengan wajah penuh dengan air mata.
Eunha sama sekali tidak percaya Appanya mengatakan hal yang tidak pernah Appanya katakan. Eunha lalu menuliskan sesuatu di secarik kertas lalu memberikannya pada Appanya.
"Jika Eomma marah pada Eunha karena ini, Appa harus tanggung jawab." Kata Eunha dengan tatapan tajamnya.
"Terimakasih nak terima kasih..." Ucap Appanya. Eunha lalu pergi ke kamarnya. Ia langsung tidur dengan banyak pikiran di kepalanya. Ia bingung dengan perasaannya sekarang. Ia merasa bahagia akhirnya tersadar namun di satu sisi Ia takut appanya akan menyakiti perasaan Eommanya lagi. Eunha menghapus semua pikiran kekhawatirannya. Ia bepikir sejenak lalu berdoa
'Ya Tuhan, jika memang ini pilihan terbaik yang Engkau miliki tolong buatlah keluarga Eunha menjadi lebih bahagia sebelumnya. Aamiin...' Eunha lalu tertidur dengan tenang setelah berdoa.

Tok tok tok

"Nona ayo bangun sarapan sudah siap." Ucap bibi rumah Eunha yang sedari tadi mengetok pintu kamar Eunha. Eunha lalu terbangun dan segera mandi dan segera bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Setelah siap, Ia pergi ke ruang makan. Seperti biasa, Appanya sudah pergi.

"Nona diantar Pak Hongmin ya..." Kata bibi sambil mengambilkan tas Eunha.

"Iya bi... Terima kasih ya bi."

"Sama-sama. Ayo lekas nanti terlambat loh..."

Eunha lalu tersenyum ke arah bibi yang selalu membantunya dari Ia kecil lalu berpamitan. Setelah Eunha telah menghilang dari hadapannya, Bibi itupun berkata sambil tersenyum,

"Lama tidak melihat senyuman mu yang tulus seperti itu nak."

Eunha telah sampai di sekolahnya. Eunha lalu menuju ke arah kelasnya. Dari jauh tampak ramai suasana kelasnya. Eunha melihat sekelompok geng Yein memukuli sahabatnya yaitu Yuju. Yuju tampak terkapar lelah. Eunha melihat Yuju di gebukin seperti itu langsung saja menendang punggung Yein.

Bruggg

"UGHHHH SIAPA YANG BERANI MENENDANG AKU!!!"

"AKU! APA YANG KALIAN LAKUKAN DENGAN YUJU HAH!? BERANINYA KALIAN!!!!" Pecah sudah amarah Eunha.

"Hah!? Masih kau membela si cewek murahan ini!?" Ucao Sujeong dengan tangannya terlipat di kedua dadanya.

"Murahan? Eh kalian lebih murahan." Ucap Eunha sambil memeluk Yuju dengan senyum merendahkan ke arah komplotan Yein.

"Dia pergi bersama cowokku! Dasar jalang!" Teriak Sujeong yang hendak mengacak wajah Yuju. Refleks Eunha menangkap tangan Sujeong lalu memelintirnya sampai si Empunya merintih kesakitan.

"KALAU KALIAN BERANI MENYENTUH APA YANG BERHARGA DI HIDUPKU, HADAPI AKU TERLEBIH DAHULU!" Teriak Eunha di hadapan ketiga cewek itu.

Yuju mendengar kata-kata Eunha terharu sampai air matanya keluar. Teman-teman Eunha berniat melerai,namun Ia tidak berani untuk bertindak. Ada teman kelas Eunha yang merekam kejadian dari awal. Ia bermaksud untuk menjadikan videonya viral.

I Hope, I Always Meet "Happiness"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang