Bujukan ify berhasil membuat Agni mengangguk. Cewek tomboy itu menurut saja ketika lengannya ditarik oleh ify dan Sivia keluar ruangan.
Meninggalkan cakka, gabriel, dan rio disana. Ketiga cowok itu menatap wajah pucat sahabat mereka dengan sorot mata sendu. Sudah terlalu sering mereka melihat alvin dalam kondisi seperti ini bahkan sempat kritis.
Hal itu membuat mereka bertiga begitu sedih. Kanker yang di derita oleh alvin sudah memasuki tahap akhir kata dokter mereka hanya perlu berdoa untuk kesembuhan alvin.
"Bro, kita tau lo kuat setidaknya berjuang demi kita.. Lo gak kasian sama Agni yang terus nangisin lo atau ify dan via? Bangun bro! Kalo lo pengen bercanda ga gini caranya. " setetes cairan bening mengalir dari pelupuk mata cakka.
Gabriel dan rio saling menatap selama beberapa detik.
"Lo inget gak? Dulu pas gue sama gabriel berantem gara gara rebutan ify? Lo yang marahin kita berdua sampe kita keliatan kayak anak kecil... Gue kangen sama segala omelan lo.. Mending lo noyor kepala gue daripada gue harus ngeliat lo kayak gini vin, wake up bro! I miss you so much. " lanjut cakka.
Rio maju selangkah mendekati alvin yang masih terbaring lemah dengan segala selang medis melilit tubuhnya. Wajah pucatnya tak lagi memancarkan kehangatan yang selalu digunakan untuk menenangkan hati para sahabatnya.
Tangannya yang selalu di gunakan untuk memeluk mereka kini hanya terdiam lemah.
"Vin, lo bilang lo mau mukul gue kalo gue sakitin ify? " rio memejamkan mata sebentar guna mengusir sensasi panas.
"Wake up bro.. We miss you so much. "
YOU ARE READING
Alvin (COMPLETED✔)
Teen FictionAku cinta kamu, tapi kamu cinta dia (TAHAP REVISI) Ini bukan kisah yang bisa membuatmu menggigit bantal karena baper atau greget, melainkan kisah yang bisa membuatmu kembali berpikir untuk bertindak. Kembali ke masa lalu mungkin bukan hal yang bag...