Iv

522 11 1
                                    

Ibu, aku sungguh ketakutan membayangkan semua hal menyeramkan tentang meja interview pengangkatan kariawan tetap.setelah beberapah Bulan lalu aku pernah interview  namun gagal dan Kini, aku harus kembali berhadapan dengan meja interview untuk penentuan pengangkatan kariawan tetap pertamaku. Meskipun aku memang selalu menganggapmu hidup di hatiku, tapi saat itu aku sungguh berharap ada Ibu secara nyata yang akan menyemangati dan mendoakankj selama seleksi itu.
Tapi aku tidak bisa mengharapkan itu lagi, bukan?

Interview ku direncanakan tanggal 20 April, tapi aku mendapatkan kabar di pajukan jadwal interviewnya delapan hari sebelumnya sehingga mau tidak mau dan siap tidak siap aku harus menjalani saat yang menegangkan itu. Aku menjalani  Semua banyak berdo’a untuk kelancaran seleksiku. Alhamdulillah, interview seleksi berjalan lancar dan aku mendapatkan pekerjaan secara kariawan tetap. Perasaanku campur aduk. Bahagia, haru dan sedih jadi satu. Aku bahagia karena telah benar-benar mendapatkan yang aku inginkan dengan menjadi sekretaris. Aku juga terharu mengingat semua hal yang kualami selama Bekerja dan serta dukungan Ayah dan Kekasihku. Namun, aku juga merasa sedih karena saat itu aku tidak menemukanmu di sampingku. Ingin rasanya kusampaikan padamu bahwa Tuhan menjawab do’amu, Ibu. Bukankah selama ini Ibu selalu menginginkan aku menjadi sekretaris,  Tuhan memberikannya melalui aku. Pekerjaan yang Ibu tunggu itu adalah posisiku, Anakmu, Ibu. Aku yakin Ibu juga akan merasa bangga dan bahagia .
.
.
.
➡️➡️➡️➡️➡️

Sejuta Kerinduan Untuk IbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang