Chapter 2

13 1 0
                                    

Tidur Esom terganggu saat didengarnya seseorang menekan bel berkali-kali. Dengan kesal Esom beranjak dari kamarnya, berjalan dengan merentangkan kedua tangannya –dia belum sepenuhnya terbiasa dengan rumahnya–

"Dengan siapa ini?"

Suara itu membuat langkah Esom sempat terhenti.

Yumi? Sejak kapan dia di sini? Pikir Esom.

"Aku yang sebelumnya pernah tinggal di sini, aku kesini untuk mengambil barangku yang terting...,"

Esom mengambil alih intercom dari Yumi, saudara sepupunya –anak dari paman yang sedarah dengan ayahnya–

"Orang gila! Kau tidak tahu jam berapa ini?! Kau mengganggu tidurku!" umpat Esom, membuat Yumi terkejut.

"Yaa! Apa yang kau lakukan?" tegur Yumi. Namun, Esom hanya mengabaikannya.

"Maafkan aku, tapi itu barang yang cukup penting bagi suamiku,"

Esom terkekeh, dan mendecih, "penting bagi suamimu? Kudengar dari asistenku bahwa suami dari pemilik rumah sebelumnya telah meninggal, jadi bukankah sekarang barang yang kau cari itu tidak penting lagi, mengingat suamimu sudah tidak ada. Jadi jangan ganggu aku lagi dengan bualan ini, mengerti?!" tukas Esom. Yumi tercengang.

"Bukankah kau terlalu kasar?!" tegur Yumi.

"YAAA PELAYAN-PELAYAN BODOH!!!" Esom berteriak, membuat sepuluh orang pelayannya, dan juga Choi Eung Hak berkumpul di hadapan Esom.

"Nona, ada ap...,"

"Kalian tahu jam berapa ini, hah?! bisa-bisanya kalian membiarkan orang asing mengganggu tidurku!" bentak Esom, menyela perkataan Eung Hak.

"Esom, hentikan. Tidak masuk akal kau menyalahkan mereka," Yumi kembali menegur Esom, menyulut kemarahan Esom lebih parah.

"Pak Choi, siapapun yang membiarkan orang ini, Jang Mary, dan ibunya masuk ke rumah ini, segera pecat orang itu. tak terkecuali kau, Pak Choi! Dan lekas singkirkan semua barang milik penghuni sebelumnya rumah ini, jangan sisakan apapun! Aku sungguh tidak suka orang asing menggangguku!" tukas Esom. Dia berjalan tertatih menuju kamarnya. Para pelayannya ingin membantu langkah Esom, tapi ragu karena sikap wanita itu.

"Nona Lee, bagaimana ini? Apa aku sungguh akan dipecat?" tanya cemas seorang pelayan –semua pelayan Esom adalah wanita, Esom punya alasan untuk ini. Satu-satunya lelaki di rumahnya hanyalah Pak Choi– yang memersilahkan Yumi masuk, juga Mary yang beberapa hari lalu datang dengan alasan membawakan buah sebagai ucapan selamat atas kepindahan Esom ke rumah baru.

"Itu tidak akan terjadi. Sekarang kalian kembalilah beristirahat," titah Yumi.

Dengan resah para pelayan itu masuk ke kamar mereka. Sedangkan Yumi meminta Pak Choi untuk menemuinya sebentar di kamarnya –kamar tamu–

"Pak Choi, bagaimana bisa sikap Esom semakin parah seperti ini? Jika terus begini, dia tidak akan memiliki siapapun," keluh Yumi, dia juga merasa cemas pada sepupunya itu.

Eung Hak terdiam barang sejenak. Esom baik hati dalam ingatan Eung Hak memang sudah lama hilang sejak dia kehilangan pengelihatannya.

"Setiap harinya semakin memburuk, saya juga mencemaskan nona muda," ungkap Eung Hak. Namun, ada satu hal yang mengganjal bagi Eung Hak. Eung Hak mendapati bahwa setelah Esom terbangun dari koma, hampir tidak ada perubahan sikap dalam diri Esom. Esom tetaplah wanita yang ramah dan baik saat itu, meskipun dia kehilangan pengelihatannya. Namun, setelah sebulan pasca bangun dari koma, sikap Esom mulai berubah. Wanita itu tidak lagi percaya pada orang-orang di sekitarnya, dia juga mengidap Xenophobia, dan bersikap sarkastik pada siapapun.

Punishment: Day With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang