7 = We are complementary ( 互いに補完し合う)

11.9K 1K 86
                                    

-- Sasuke's POV --

Aku tidak tau apa yang kurasakan sekarang ; bahagia, senang, perasaan luar biasa, aku dapat merasakan semuanya berkumpul jadi satu. Sekarang, Hinata adalah milikku setelah sekian lama terpendam, akhirnya aku bisa mengutarakannya.

Aku tak bisa berhenti tersenyum saat mengingat perasaanku yang tersampaikan pada Hinata. Tubuh yang selalu kuinginkan akhirnya bisa kudekap, bibir yang dulu kutatap secara diam kini sudah kupangut dalam.

Aroma rambutnya membuatku tenang. Tatapan sayu dengan mata indah yang tak seorangpun dapat memilikinya selain Hinata dan klannya. Aku sangat menyukainya.

Kulirik Hinata yang tengah berada di sampingku, melangkah bersama dengan tangan yang bertaut. Hinata sangat cantik. Aku tidak bisa berhenti mengatakan itu, karena itu adalah faktanya.

Tertawalah, jangan di tahan. Aku memang narsis dalam diam. Tapi aku tetap berkarisma dan tampan.

Aku tidak pernah berbohong, karena itu benar.

"Apa kau lelah?"

Kulihat Hinata hanya menggelengkan kepalanya. Aku tau dia sudah lelah, karena berjalan tanpa henti selama lima jam lamanya.

Aku mengerti, hari mulai senja. Kami harus mengantar Hoshi Tsuki sebelum langit menjadi gelap. Akan sangat berbahaya jika kami belum sampai saat matahari mulai tenggelam.

"Naiklah!" titahku seraya menjongkok kan tubuhku di depannya. Aku akan memperlakukanmu dengan baik Hinata. Walaupun itu harus membuat karismaku hancur di depan pelayan-pelayan itu.

"E-eh? Ti-tidak perlu, Sasuke-kun. Kau pasti juga lelah." Hinata membantahku dengan lembut. Aku tau dia tak ingin merepotkan seseorang.

Hinata itu tak pernah ingin merepotkan orang lain. Namun, membiarkan dirinya kerepotan untuk orang lain. Sifat yang kuhafal bertahun-tahun, dan tidak pernah berubah.

"Kakimu sudah lecet, Hinata. Cepat naiklah!" Sedikit mendengar para Maid yang membicarakanku dengan senyuman. Aku tidak perduli, karena yang kuperdulikan adalah Hinata.

"Ta-tapi--"

"Kita harus cepat, Hinata!" selaku menghentikan ucapannya.

Lama terdiam. Akhirnya aku mulai merasakan tubuh Hinata yang bersandar di punggungku. Tubuh Hinata tidak berat. Namun, aku sedikit menggunakan tenaga. Itu sebenarnya aku juga lelah, tapi aku juga tidak bisa membiarkan Hinata seperti ini.

"Lingkarkan tanganmu pada leherku."

"Uh-humm ...." Hinata menuruti perintahku dan mengalungkan tangannya pada leherku.

Aku dapat merasakan aroma khas gadis ini yang menyeruak dari tubuhnya. Dan aku suka.

Selama perjalanan, aku dan Hinata hanya terdiam dengan pikiran masing-masing. Aku memikirkannya. Namun, aku tidak tau apa isi pikiran Hinata sekarang. Dia terus menyandarkan kepalanya di perpotong leherku.

Ah, pasti Hinata tertidur sekarang.

"Sasuke-kun ...."

Ah, ternyata Hinata hanya menyandarkan kepalanya. Dia tidak tertidur.

"Aa ...?"

ᴡᴀᴛᴀsʜɪɴᴏʜɪᴍɪᴛsᴜ [21+]Where stories live. Discover now