chapter 6. pulas.

Start from the beginning
                                    

esa kaget,


saat ingin membuka mulutnya,





mulut esa sudah di bungkam oleh tangan besar juna.


dan esa di peluk, sama juna.












esa kaget bukan main. ini, juna maksudnya apa?



ini pertemuan pertama kali mereka setelah seminggu lalu juna batal pulang bareng sama esa.








"hmmppph?" 
esa meminta juna melepas kan tangan nya dari mulut esa.









"ok gue lepas, tapi jangan berisik ya."




bisik juna,
esa yang dibisikin sih udah mau pingsan rasanya.











esa berbisik balik,
"kamu ngapain disini?"







"sembunyi dari dimas,






lo?"





"aku disuruh ngambil bola basket, sama pak arif."














"oh gitㅡ"









brak !



mendadak hening. esa dan juna terdiam,
saling menatap.









"juna, itu pintu ke kunci?"







"hah demi apa?"









juna yang baru sadar kalo suara tadi bukan barang jatuh, melainkan suara pintu yang dikunci langsung mengecek pintu masuk ruang olahraga.

dan benar, pintunya dikunci.

















mampus.
esa sama juna harus nunggu sampe kapan?







masa semaleman di ruang olahraga, berdua lagi,
karena tombol lampu nya di luar, mereka juga ga bisa nyalain lampu.









juna memilih duduk menyender ke lemari besar berwarna coklat.







"esa, lo mau berdiri depan pintu mulu? duduk sini. sebelah gue."
















juna sukses membuat pipi esa memerah dengan sempurna.






"ngㅡnggak papa jun, hehe bentar kan palingan ini."






"emang bakal sampe kapan?"










"ngㅡnggak . . tau . ."


"yaudah duduk dulu aja,"






esa pun mengangguk dan berjalan kearah juna,












dear juna | junho, eunsangWhere stories live. Discover now