chapter 4. dimas dan rian.

Start from the beginning
                                    

anak laki laki disebelah dimas yang berponi gemay dan berkacamata bundar itu mengulurkan tangan nya, mengajak juna bersalaman.

"heh cendol gausa sok imut lo."






"aPAANSI DIMAS BACOT."







satu kantin hening.




juna hanya menelan ludahnya kasar,
baru juga berapa jam masuk sma ya gusti.

"sorry ya jun, si ayan emang suka gitu. gatau tempat gatau waktu ngoceh terus. yang sabar."





rian hanya melahap roti bakar nya dengan bibir di pout kan kearah dimas. pertanda rian lagi baper.



juna hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. tapi, dia lumayan lega. setidaknya ada yang mau temenan sama anak kaya dia. yang cuek minta ampun.


kalo cuek kenapa esa jatoh kamu gendong jun? .ngga



"juna, dimas, gue ke lapangan volly dulu ya, ada pendaftaran ekskul modern dance. juna gugus 6 kan mas sama kaya kita? gue duluan, bye ganteng-deul!"

setelah melahap habis roti bakar dan meneguk seluruh susu strawberry nya, rian pergi meninggalkan dimas dan juna di kantin.

"mas, kita ada apaansi abis ini?"

"paling pengarahan ekskul. kalo ga ya ke lapangan basket. ngapain lagi kalo bukan pendaftaran ekskul?"


"lah terus itu rian ngapain ke lapangan volly?"

"ekskul kesenian setau gue pendaftaran nya gatau kenapa. bingung gue juga."







"bubur gue udh abis. ke lapangan basket sekarang aja?"



"wokeh, gue bayar bakso dulu ya."





🍱。

lapangan basket, 09.45


sekarang dimas dan juna sudah ada di lapangan utama, lapangan basket sekolah mereka.


siswa siswi kelas 12 dan 11 sedang beradu yel yel dan mempromosikan ekskul mereka.


dimas sama juna sih udah tau, mereka maunya masuk basket.

jadi ya, mereka langsung datengin stand ekskul basket yang ada di tengah tengah.

dan terbukti, ekskul basket memang ekskul dengan peminat paling banyak. di susul dengan futsal dan sepak bola.



"anjir yang itu ganteng woy"

"lah itu yang di sebelahnya senyum nya juga manis bats!"



siswi siswi yang menjadi panitia mendadak tebar pesona saat giliran dimas dan juna yang mengisi formulir pendaftaran.

juna hanya diam. seperti biasa.

saat berbalik badan,




















hati juna rasanya mau meledak.











dear juna | junho, eunsangWhere stories live. Discover now