Chapter 1 : Awal, Bagian 9

15 4 0
                                    

Hah...

"Tam, dia datang." Walter membiaskan dirinya dengan cahaya yang keluar dari tubuh. Khas dia. Dan, dia menghilang.

Murad mungkin masih berjalan kemari. Dan Light kini sedang memasang sihir ilusi. Lebih mudah melawan Sorrow di tempat terbuka. Kuburan memang tempat terbuka, tapi...

Semoga tidak ada batu yang rusak.

"Tam, dimana sabit mu?" Guru bertanya.

"Ini!" Biksu itu sudah mengajarkannya, setidaknya memperlihatkannya. Mengubah suatu pusaka menjadi bola kecil memang hampir mustahil. Tapi karenanya, ini berhasil. "Aku sudah berhasil melakukannya." Memperlihatkan bola segenggaman tangan yang hitam legam dengan simbol-simbol aneh terukir mengitarinya.

"Kau..."

"Ya... Karena aku memang sedikit mirip dengan orang itu."

...

Guru tersenyum. Senyum manis yang sudah lama tidak terlihat. "Kau lebih hebat darinya dalam satu hal. That's my apprentice."

Dia melebih-lebihkan.

Tapi...

Dasarnya memang benar...

RAVEN!

Hah... Yang ini juga sihir meski mantranya terdengar bodoh, dan harus berteriak. Tapi setidaknya, bola tadi berubah menjadi hal yang diinginkan. Sabit. Ya, sabit yang cukup besar untuk menebas penyihir gila yang dapat membiaskan dirinya.

Albeora

...

...

...

Perubahan yang indah sejak pertama kali dicoba. Cahaya putih bersinar dari bola itu dan menyilaukan sebelum berubah menjadi sabit besar setinggi dua meter.

Hitam, legam, dan indah. Sejujurnya itu menurutku.

Dan, Guru baru kali ini terlihat begitu takjub dengan ini. Ya... Dia sudah pernah bilang jika apa yang dilakukan biksu itu tidak dapat ditiru siapapun. Selain aku.

"Tam, bagaimana caramu berlatih?"

"Kadang-kadang, ada rekaman Biksu itu yang masuk di file organisasi."

"Kau kan tidak punya wewenang sebagai petinggi. Ah! Oh... Benar juga. Dasar hacker." Guru terdiam. Mendung di atas semakin kelam. Semoga sihir Light bisa berhasil. Akan bahaya jika ada Lockseed, sebutan para penyihir untuk manusia biasa. Mendungnya saja sudah menyeramkan apalagi pertarungannya. Manusia bisa mati.

Ngingngingngingngingngingnging!!!

Suara Connector... Sudah lama tidak mendengarnya.

Mungkin bagi orang biasa, itu adalah ponsel. Namun alat ini sama sekali tidak terhubung menggunakan gelombang, internet, atau apapun. Koneksinya mutlak, dan meski terbuat dari sihir, alat ini tak perlu dialiri mana.

"Trevis, ada apa?" Guru menelpon orang organisasi. Trevis adalah salah satu petinggi. Nampaknya, kali ini serius.

"Maaf Dan... Kau tahu, Albeora telah menghilang beberapa bulan lalu."

"Aku baru tahu." Sudah ku duga...

"Dia memang ahli sihir perubahan, namun jelas-jelas perilakunya aneh sebelum menghilang."

"Dia lelaki baik, Trevis... Dia lelaki baik." Guru sepertinya tidak tahu.

"Ya... Kau, bersama Penjaga Kubur, kan. Usahakan Albeora tetap hidup. Lockseed sudah kami amankan, jadi tenang."

Penjaga KuburWhere stories live. Discover now