"Hehehe sini sini peluk mama"

"Nanti bacah, adek ganti aju dulu"

Lucunya anakku, tidak mau memeluk hanya karena tidak ingin aku basah.

"Ini sayang" ucap kak Shane.

"Makasih ya kak, ayo sini dek mama pakekin baju"

"Yeayy" seru dedek kuki.

Dedek kuki tersenyum lebar sekali, beberapa menit kemudian aku telah selesai memakaikan baju. Aku merapikan rambut dedek kuki, tanpa sadar air mataku kembali menetes.

"Sayang, jangan nangis" bisik kak Shane.

"Dek, main sama kak Airin dulu yuk" ajak kak Shane.

"Yaa" lirih dedek kuki sambil menunduk.

Tak lama setelah kak Shane membawa dedek kuki keluar, kak Shane datang dengan membawa satu piring makan dan satu gelas susu.

"Kenapa belum makan?" tanya kak Shane.

"Gakpapa" lirihku sambil mengusap pipiku yang masih basah.

"Kamu tuh udah aku bilangin berapa kali? Jangan lupa makan, jangan sampe terlambat, kalau Bibi bawa makanan ke kamar jangan di tolak lagi" kak Shane marah.

Aku hanya mengangguk dan menunduk diam.

"Makan sekarang, aku suapin" ujar kak Shane tegas membuatku mendongakkan kepalaku lagi.

Aku mengunyahnya perlahan sambil menunduk. Aku tahu kak Shane terus memperhatikanku.

"Udah selesai ngunyahnya?"

Aku menggeleng.

"Gaksuka makanannya?"

Aku kembali menggeleng.

"Yaudah di makan lagi, ayo"

Tiba-tiba saja ponsel kak Shane berdering, kak Shane meletakkan piring dan mengambil ponselnya.

"Halo, ada apa dokter Mila?" ujar kak Shane pada ponselnya. Aku sedikit kaget mendengarnya. Apalagi saat kak Shane berdiri dan keluar kamar.

Dokter Mila, kak Shane lagi- lagi masih menyimpan nomornya.

Ahh tak apa mungkin memang sedang ada urusan

Aku cepat- cepat menghabiskan setengah nasi dan meminum susu itu. Setelahnya aku berbaring.

"Udah selesai makannya?" tanya kak Shane yang baru saja kembali.

Aku mengangguk

"Jangan tidur, gak baik tidur sore- sore"

"Iya"

Kak Shane masuk ke dalam kamar mandi, sepertinya mandi. Sedangkan aku hanya bisa menatap langit- langit kamar. Mengapa harus seperti ini? Dulu aku kuat- kuat saja saat hamil dedek kuki.

"Kak Shane mau kemana?" tanyaku saat melihat kak Shane sudah rapi lagi.

"Mau keluar sebentar"

"Kemana?"

"Ada sedikit urusan sebentar"

"Dokter Mila ya kak?"

"Emm iya"

Aku tidak bertanya lagi dan membiarkan kak Shane pergi. Aku percaya pasti ada sesuatu yang harus di urus.

"Pergi dulu ya" pamit kak Shane.

"Iya, hati- hati kak Shane"

Tapi, setelah kak Shane pergi. Bermacam pikiran menghantuiku. Aku baru menyadari bahwa keadaanku sekarang sangatlah tidak baik, aku tidak make up sama sekali. Aku bahkan mandi hanya di lap itu pun di bantu oleh Mama Gina. Aku memakai baju seadanya. Apa mungkin kak Shane bosan?

PACAR RAHASIA : Bukan LagiWhere stories live. Discover now