Noda Kopi

12.1K 625 74
                                    

Kak Shane baru saja pulang dari kerjanya. Aku memang sedang kesal dengannya tapi sebagai istri yang baik aku harus tetap menyambutnya. Apa kata Mama Gina nanti jika aku tidak menyambut suamiku.

"Eh suamiku udah pulang ya." Sapaku lain dari biasanya yang membuat kak Shane mengerutkan dahinya.

Aku melihat kemeja kak Shane yang terdapat bekas kopi tapi sengaja aku tidak menanyakannya.

"Kamu kenapa?"

"Kenapa? Gakpapa. Suamiku mandi dulu ya habis itu turun makan malam. Sini aku bawain tasnya." Kak Shane bingung dengan perlakuanku.

Masih dengan wajah bingung kak Shane naik tangga dan sesekali menoleh ke arahku dan menatapku aneh.

"Kamu sakit?" Tanyanya di depan pintu kamar dan menghadap ke arahku menghalangi jalan masuk

"Gak suamiku."

Mendengar jawabanku kak Shane menggaruk- garukkan tangannya ke kepala.

"Udah sana mandi cepetan." Perintahku lalu meninggalkan kak Shane turun ke bawah.

***

Tak berapa lama kini kak Shane datang ke meja makan. Duduk di sampingku yang sedang memangku Airin. Aku memang sengaja menyibukkan diriku dengan Airin.

"Sayang, aku mau makan." Katanya, pasti dia ingin ku ambilkan makan.

"Iya udah makan, Airin sayang makan lagi ya." Jawabku tanpa menoleh ke arahnya dan kembali menyuapi Airin.

"Sini biar mama yang ambilin Shane, itu Ocha lagi sibuk gitu." Sahut Mama Gina.

Mendengarnya aku menjadi tidak enak tapi tak apalah sekali- kali ini.

"Gakusah Ma, Shane bisa ambil sendiri kalik hehe, gak kayak Airin yang harus di layani terus, di ambilin ini itu." Ujarnya melirik ke arahku, terdengar dari nada biacaranya sepertinya dia menyindirku.

"Yaudah, terserah kamu Shane."

"Papa papa." Tiba- tiba Airin memanggil kak Shane yang baru saja ingin makan.

"Airin, kenapa sayang? Uhh pengen di pangku papa yah? Iya?" Aku bertanya pada Airin, memang ku sengaja.

"Iya pap-pa."

"Airin kangen sama papanya ya." Imbuh Mama Gina.

Aku menatap kak Shane, ku lihat dia menghembuskan napas pasrah.

"Sayang..aku mau makan." katanya lirih sambil menatapku.

Aku hanya mengangkat kedua bahuku, lalu dia mengambil Airin dariku dan memangkunya. Kak Shane menahannya dengan tangan kirinya dan tangan kanannya untuk makan. Pasti sekarang dia capek sekali karena baru pulang kantor. Sebenarnya aku kasihan melihatnya, tapi aku masih kesal dengannya.

Setelah semua selesai makan aku bergegas membereskan meja makan. Mama Gina juga sudah kembali ke kamarnya. Aku membiarkan kak Shane yang masih memangku Airin.

"Huaaaaa pap-pa papa huaaa." Ku dengar Airin mulai menangis. Airin sudah mulai mengantuk sepertinya.

"Sayang Airin nangis nih."

"Yaudah gendong dulu, aku mau nyuci ini dulu."

Cukup lama aku mencuci piring, membereskan dapur serta menyapu lantai. Dengan di bantu Bibi akhirnya selesai juga. Kemudian aku mengambil Airin yang sudah tertidur di gendongan kak Shane lalu naik ke kamar.

"Sayang, kamu kenapa sih?" tanyanya sambil mengikutiku dari belakang.

"Gakpapa suamiku."

"Bohong."

PACAR RAHASIA : Bukan LagiOnde histórias criam vida. Descubra agora