Part.6; Suka - Suka Aku

2K 29 4
                                    

"Terimakasih sudah berhasil membuat saya pegal." Ucap Lasya yang sudah keluar dari mobil.

Lasya dan Arga telah sampai kembali dan Arga mengantar Lasya sampai di rumah kontrakannya.

"Harusnya kau senang karena bisa terus di dekatku Lasya." Ujar Arga dengan percaya diri.

"Anda pasti sudah gila." Gumam Lasya yang masih bisa terdengar Arga.

"Ck, kau selalu mengataiku gila. Kau memang tidak bisa membedakan yang mana teman dan atasan. Kau harus ingat Lasya, aku adalah atasanmu." Ucap Arga.

"Saya masuk dulu, Pak."

...

LASYA'S POV.

Sekarang pukul enam pagi. Aku harus mencari tahu tentang Andrew. Aku harus menjadi penyanyi.

Ah, google. Aku bisa mencarinya di google.

'Nama Agensi yang dimiliki Andrew.'

Astaga, hanya dengan mengetik itu aku bisa mengetahuinya. Apa seterkenal itu Si Andrew?

A' Entertainment.

Ada audisi hari ini. Aku lelah sekali kalau aku harus audisi hari ini juga. Tapi, aku harus ikut. Oh, disini juga tertulis kalau kita audisi langsung bertemu dengan Andrew.

Peluangku menang pasti juga besar. Karena, Andrew mengenalku.

Aku harus mandi sekarang.

Selesai mandi...

"I want you close to me,
I want you close i want you closer,
But when you're here with me,
It's hard to tell just what you're after," aku menyanyikan lagu Shawn Mendes - mutual. Apakah akan bagus nanti? Ah, intinya aku harus menang.

Tapi, Si Arga itu melarangku untuk iku audisi pastinya dengan alasan kita yang masih terjalin kontrak.

Bodo amat dengan Si Arga. Dia tidak akan tahu kalau aku tidak memberi tahu bukan?

Setelah siap, aku segera keluar dari rumah kontrakkanku dan pergi menuju lokasi.

...

Lasya sampai di A' Entertainment. Ia berjalan memasuki ruang pendaftaran yang sudah ditunjuki oleh satpam disana.

"Tolong berkas - berkasnya ya Kak." Ucap wanita petugas pendaftaran.

"Apa? Berkas?" Tanya Lasya yang terkejut. Berkas apa maksudnya? Ah, Lasya merutuki kebodohannya. Ia tidak melihat persyaratan untuk ikut daftar menjadi penyanyi.

"Apa harus pakai berkas - berkas itu?" Tanya Lasya.

"Iya." Jawab petugas tersebut.

"Apa tidak bisa diberi kemudahan? Saya belum menyiapkannya."

"Maaf, kalau begitu Anda bisa kembali lagi nanti."

"Bisakah kau bilang ke Andrew. Kalau aku Lasya yang ikut audisi." Lasya mencoba meyakinkan Si Petugas.

"Maaf, tapi memang tidak bisa."

"Ada apa ini?" Tanya seseorang dari belakang Lasya. Ia menoleh ke asal suara.

"Andrew!" Jerit Lasya yang terkejut.

"Astaga, Lasya. Kau ada disini. Apa kau ingin ikut audisi juga?" Tanya Andrew.

"Iya. Tapi, aku tidak ada berkas untuk syarat pendaftaran." Ujar Lasya murung.

"Hey, kenapa kau murung seperti itu? Untukmu, aku izinkan kau ikut audisi." Ucap Andrew.

"Benarkah?"

"Tentu."

Lasya menjerit kesenangan dalam hati. Ia tidak menyangka, sebentar lagi impiannya akan terwujud.

Lasya menunggu giliran tampil di dalam ruangan yang berisi juri yang salah satunya adalah Andrew di ruang tunggu bersama peserta lainnya. Lasya benar - benar bersamangat untuk audisi pertamanya ini.

"Peserta atas nama Lasya." Panggil salah satu panitia audisi.

Lasya tetap berusaha agar tidak gugup sebisa mungkin.

Lasya memasuki ruangannya dengan senyuman yang menghiasi wajahnya.

"Bagaimana perasaanmu?" Tanya Andrew.

"Baik dan sedikit gugup." Jawab Lasya.

Di ruangan tersebut diisi oleh tiga orang juri yang ekspresi wajahnya tidak terlihat ramah, kecuali Andrew. Tiga orang juri tersebut tidak memberikannya balasan senyum, kecuali Andrew.

Ah, Andrew memang terbaik.

"Kau bisa mulai." Ucap salah satu juri.

Baru Lasya membuka mulutnya untuk bernyanyi, seorang pria masuk dengan tampang menyebalkannya itu.

"Kau memang nakal, Sya."

"Astaga, Pak Arga?"

"Maaf Pak, kami sudah berusaha menahannya tapi,"

"Tidak apa - apa." Potong Andrew pada seorang panitia yang mencoba menahan Arga.

"Jadi, apa maksud anda mengganggu berlangsungnya audisi disini?" Tanya Andrew pada Arga.

"Ah, aku hanya ingin menjemput pekerjaku yang sangat nakal." Jawab Arga dengan senyum menyebalkan.

"Lasya, kau bekerja dengannya?" Tanya Andrew.

"Ah, maaf." Entah kenapa Lasya hanya bisa meminta maaf.

"Ayo kita kembali, Sya." Ujar Arga lalu menarik tangan Lasya.

"Pak, tapi--"

"Tidak ada tapi." Arga dan Lasya berhasil keluar dari ruangan tersebut. Ternyata, Andrew mengejar Arga dan Lasya.

"Tunggu." Teriak Andrew.

"Apa lagi?" Tanya Arga.

"Lasya, kau tidak akan mengikuti audisi?" Tanya Andrew sambil mendekati Lasya.

"Maaf, sepertinya tidak bisa."

"Kalau kau berminat lagi, kau bisa hubungi aku." Ucap Andrew sambil tersenyum.

Tanpa sepengetahuan Arga, Andrew memasukkan kartu namanya di saku jaket yang dipakai Lasya.

...

Arga menatap Lasya horor. Mereka yang kini di dalam mobil suasananya sungguh menyeramkan.

"Aku sudah melarangmu melakukan itu. Sampai kontrak kita berakhir!"

"Saya menolak, Pak."

"Apa alasanmu?" Tanya Arga.

"Karena, Bapak saja tidak bisa menentukan kapan kontraknya berakhir." Jawab Lasya.

"Kau tidak perlu memikirkan hal itu." Ujar Arga.

"Kenapa Pak?" Tanya Lasya.

"Karena, suka - suka aku." Jawab Arga dengan senyum menyebalkan.

...

Tbc.

Vote

Comment

Share.

Tq.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 27, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

WIN - WIN SOLUTIONWhere stories live. Discover now