3. Gosipin Gama 🌿

17.7K 1.1K 26
                                    

Pagi ini sangat cerah, matahari sudah memancarkan sinarnya membuat orang-orang merasa lebih bersemangat. Tapi berbeda dengan gadis ini, dia terlihat begitu panik dan berjalan terburu-buru.

Bagaimana tidak, hari ini dia bangun kesiangan dan sudah dipastikan akan terlambat sampai ke tempat kerja. Putri berdoa semoga saja ada keajaiban tuhan yang akan menolongnya.

Sesampainya di sana, Putri langsung mengambil alat kebersihannya, gadis itu bahkan memakai seragamnya sambil berjalan.

Pagi ini tugasnya adalah membersihkan kelas belajar untuk mahasiswi kebidanan. Dari jauh, Putri bisa melihat sudah banyak dari mereka yang hadir di sana. Sungguh, Putri merasa kepanikan luar biasa.

"Permisi, saya bersihkan dulu kelasnya," izin gadis itu.

Beberapa orang di sana bergeser, memberikan ruang bagi Putri untuk menyapu lantai dengan gerakan cepat. Tapi Putri bisa mendengar beberapa mahasiswi yang mendumel karena merasa terganggu, mereka bahkan mengatai Putri tak becus dan tak layak bekerja di sini.

Meski merasa sakit hati, Putri mencoba bersabar. Toh ini memang kesalahannya, jadi wajar ia mendapatkan perlakuan seperti itu.

Putri mengambil pengepelnya dan mulai membersihkan lantai, ia berdoa supaya pekerjaanya bisa selesai sebelum dosen pengajar masuk ke kelas.

Namun doa Putri rasanya sulit terkabul, karena salah seorang mahasiswi yang ada di sana dengan sengaja berjalan mondar mandir sambil berselfie ria sehingga lantai kembali kotor. Putri mencoba sabar, ia membersihkan bekas tapak sepatu perempuan yang bernama Rasi itu, hanya saja memang niatnya mengusik Putri, lagi-lagi Rasi sengaja menumpahkan kuah siomay yang berada di dekatnya.

Putri yang kesal menegur perempuan itu, "Jangan begitu dong, Mbak. Lantainya jadi basah terus."

Rasi melotot garang. "Memang tugas kamu 'kan itu? Sadar diri dong!" semburnya.

Putri meremas gagang pengepel dengan jengkel, entah apa salah dirinya sehingga Rasi memperlakukannya seperti itu.

"Ada apa ini?" Suara dari arah pintu membuat semua orang menoleh, termasuk juga Putri.

Tubuh gadis itu menegang, matanya melotot tak percaya. Jangan bilang bahwa pagi ini ia akan berurusan lagi dengan dosen satu ini.

"Pagi, Pak...." sapa semua mahasiswa.

Gama diam, matanya mumenusuk tajam pada gadis yang memegang pengepel itu.

"Ada apa ini?" ulangnya.

Rasi maju mendekat, dia melirik Putri sekilas. "Maaf pak, saya tak sengaja menumpahkan kuah somay ke lantai, tapi Mbak Putri langsung marah dan mengatai saya mengganggu pekerjaannya, padahal kami sudah berada di sini lebih dari setengah jam barulah Mbak Putri datang," papar gadis itu dengan mimik sedih.

Putri terperangah dengan akting perempuan itu, padahal kejadian sangat jauh dari yang dibicarakannya.

"Kamu terlambat?" Suara pria itu menyentak kesadaran Putri.

Gadis itu menunduk dalam, sudah pastilah dia mendapat hukuman lebih berat lagi kali ini.

"Jawab!" ucap Gama garang.

"Ma...maaf...." cicit gadis itu takut.

"Keluar!" usir pria itu.

Putri mendongak, lalu menggeleng panik. "Jangan pecat saya, Pak," mohonnya.

Gama diam, tapi matanya tetap menyorot tajam. Putri yang melihat itu langsung lunglai, di angkatnya alat kebersihan yang tadi bibawanya.

"Saya permisi," ucapnya ketika melewati Gama.

MILIK GAMA - (REPOST) - [PINDAH KE DREME]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang