1. Bertemu Gama 🌿

28.9K 1.4K 19
                                    

Pagi berseri untuk seorang gadis manis bernama Putri Prameswari. Hari ini ia begitu bersemangat untuk pergi bekerja. Tas ranselnya sudah menempel di punggung, tak lupa pula topi berwarna pink kesayangannya yang melindungi wajahnya dari sinar matahari.

Putri berjalan sekitar seratus meter dari rumah kakak sepupunya menuju universitas tempat ia bekerja. Tawaran tumpangan dari beberapa siswa yang juga melewati jalan itu ia tolak dengan halus, Putri tak ingin nantinya malah jadi bahan gunjingan para penghuni kampus karena dirinya yang berdekatan dengan mahasiswa di sana. Toh, jalan pagi itu sehat, jadi tak akan jadi masalah bagi seorang Putri.

Sesampainya di ruangan cleaning servis, Putri segera meletakkan tasnya ke dalam loker, lalu segera memakai seragamnya. Setelah itu ia mengambil alat kebersihan seperti sapu dan pengepel untuk dibawa ke lantai dua ruang laboratorium kebidanan, lokasi ia bertugas hari ini.

Suasana masih terasa sepi, sebab jam belum menunjukan waktu belajar mengajar dimulai. Hanya ada beberapa mahasiswa/i saja yang sudah datang dan berkumpul di beberapa spot santai.

Kampus ini sangatlah luas, karena termasuk Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan terbesar di kota ini. Ada beberapa gedung yang diperuntukkan bagi asrama mahasiswa/i yang tinggal di sini. Tapi ada sebagian yang memilih kost atau tinggal bersama sanak saudara.

Beberapa dosen tetap juga memiliki hunian di sini, dan tempatnya ada di gedung sebelah barat universitas ini, tepat di sebelah lantai yang sedang Putri bersihkan kali ini.

Putri sudah selesai mengepel lantai hingga ke balkon, rasanya ia sudah haus sekali, padahal ia baru menyelesaikan satu ruangan saja.

Diambilnya botol minuman yang tadi ia bawa, lalu diteguknya dengan rakus karena dahaga memang tengah melanda. Putri menghembuskan napas lega, lalu tersenyum sendiri menyadari kekonyolannya.

Saat ingin kembali memulai tugasnya, mata Putri tak sengaja memandang koridor gedung di sebelahnya. Seseorang berdiri di sana, sedang memperhatikan dirinya dengan mata tajam. Wajah datar orang itu mampu membuat Putri meremang, entah apa yang dipikiran laki-laki itu hingga menatapnya seperti itu. Apakah pekerjaannya buruk? Atau Putri melakukan kesalahan?

Putri yang takut dirinya melakukan kesalahan segera membungkuk hormat seraya tersenyum sopan, semoga dengan begitu dia bisa di maafkan dan orang itu tak berpikir untuk mengadukan kesalahannya yang sebenarnya tak Putri ketahui.

Akan tetapi betapa terkejutnya Putri. Ketika ia kembali berdiri tegak, pria itu sudah tak berada di tempatnya. Dosen muda itu malah melengos pergi tanpa berkata apapun.

Putri mengerutkan dahi, selama sebulan bekerja di sini, baru kali ini ia melihat wujud asli dosen yang bernama Gama Barack itu. Dosen yang disebut-sebut pembunuh berdarah dingin, tak pernah bermain-main dengan nilai, serta tak mempan di suap bahkan dengan cinta satu malam.

Putri mengakui bahwa gosip ketampanan dosen sekaligus dokter Gama bukanlah hanya bulan semata, dengan garis rahang tegas, tinggi badan di atas rata-rata serta aura tegas berwibawa yang sangat melekat padanya sudah sangat cukup menjadikan dirinya idola para wanita.

Suara sirene tanda pembelajaran akan di mulai sudah terdengar, Putri terkejut bukan main. Pasalnya, masih ada satu ruangan lagi yang belum ia bersihkan, yaitu ruang perpustakaan.

Putri segera bergerak cepat membawa peralatannya menuju perpustakaan yang ada di sudut bangunan bagian timur. Di sana tak terlalu ramai sebab ruang di sebelahnya sedang direnovasi.

Dengan cekatan Putri mulai menyapu seluruh isi perpustakaan, tak terlalu kotor karena memang di pagi hari belum banyak mahasiswa yang datang ke sini. Gadis itu mengambil pengepel dan mulai membersihkan lantai dengan kain basah itu.

MILIK GAMA - (REPOST) - [PINDAH KE DREME]Where stories live. Discover now