pergi

49 4 0
                                    

"dasar gadis bodoh,untuk apa kau kuliah jauh jauh,hanya mengahabiskan uang !!!." ucap sang ayah saat jani,thifah dan bundanya sedang menyantap makan malamnya.

"untuk apa ayah bertanya, toh saya tidak menghabiskan uang ayah." ucap datar jani,seolah tak terusik dengan ucapan ayahnya itu.

"lebih baik kamu kerja cari uang yang banyak,dari pada kuliah gak jelas." ayahnya menyiram jani dengan sayur yang ada di mangkoknya.

Jani hanya diam seakan tak terjadi apa apa padanya.

"ayah jika kau lakukan itu lagi saya tidak segan segan untuk mencekik lehermu!!" ucap thifah geram,thifah memang berperawakan tomboy yang selalu melindungi adiknya.

Sedangkan bundanya mengambil handuk untuk membersihkan wajah jani.

"jangan banyak bicara kau,cari uang yang banyak sana."

Thifah menatap mata merah ayahnya.

"harusnya kau yang pergi dan cari uang se banyak banyaknya."ketus thifah.

"sudah sudah,jangan bertengkar,lebih baik lanjutkan makan malamnya."lerai sang bunda.

Setelah makan malam jani memasuki kamar nya dan athifa. Dia mempersiapkan keberangkatannya ke yogyakarta besok.

Thifah menghampiri jani yang sibuk memasukan barang barangnya ke koper.

"dek hati hati kamu nanti di sana. Inget jangan boros!!" ucap thifa yang membantu jani membereskan barang barangnya.

"kakak juga harus jaga bunda dari orang gak tau diri kaya dia." ucap dingin jani.

Jani memang periang jika di depan orang lain namun dia akan diam dan dingin dengan keluarganya.

"pasti itu mah."

Jani selesai membereskan barangnya dan merebahkan tubuhnya di kasur.

"dan setelah ini kakak stop kirim aku uang." ucap jani sambil memejamkan matanya yang sudah berat.

Thifa menautkan alisnya menatap jani heran.

"aku bisa membiayai diriku sendiri kak,biar uangnya nanti buat bunda dan kakak aja."ucap jani.

"oke kakak gak akan kirim uang lagi,tapi kalau kamu butuh tolong kasih tau kakak."

Pukul 6 pagi jani berangkat menuju yogyakarta dengan kereta dari stasiun senen menuju stasiun tugu.

Tanpa di antar thifa dan bundanya jani membawa satu koper dan ransel miliknya.
Thifa dan bundanya tidak bisa mengantarnya ke stasiun karena harus berangkat bekerja.

Jani mencari tempat duduk yang tertera dalam tiketnya.
Tempatnya berada di gerbong ke dua. Jani merapihkan barangnya dan duduk di tempatnya.

5 menit terakhir pemberangkatan sosok laki laki yang duduk di samping jani terengah engah nafasnya.

Jani menatapnya lekat,melihat gerak gerik dari laki laki itu.

"ada apa kamu menatapku seperti itu?" tanya laki laki itu yang heran dengan tatapan jani.

Jani memalingkan tatapannya ke arah jendela dan menyadari bahwa kereta sudah melaju.

"tidak, aku tidak menatap mu." ucap jani ketus.

"katakan saja kalau kau menganggapku aneh." laki laki itu menyandarkan tubuhnya dan menghela nafas berat.

"aku kabur dari rumah ku.karena itu aku hanya memakai kaos dan celana pendek,serta sendal jepit."jelas laki laki itu membuat jani menautkan alisnya seolah olah mengatakan 'ada apa?'

Laki laki itu bangkit dari sandarannya dan berbalik menghadap jani.
"oh ya, perkenalkan nama aku azlan ravindra" laki laki bernama azlan itu mengulurkan tangannya.

Awalnya jani ragu untuk membalas uluran dari azlan.

"aiken ajani ajwad." ucap jani.

"nama yang bagus" ucap azlan tersenyum mendengar nama jani.

"boleh aku tau,kenapa kamu kabur dari rumah?"

Tunjuk Pada KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang