K º Sampai Jumpa Lagi

4.3K 301 31
                                    

25. Sampai Jumpa Lagi

"Tuhan memberikan kamu hidup bukan karena kamu membutuhkannya, melainkan seseorang membutuhkanmu."

Up!

Agustus 2018

Karsa menyandar ke pintu mobil, kedua tangan disilangkan di atas dada, sedangkan kedua matanya terpejam. Apa dia sedang tidur lagi? Pikir Cahya saat melihat keberadaan Karsa di depan sekolah dengan setelan kemeja hitam dan jins hitam juga yang membuat para cewek terpesona. Padahal pada saat Karsa masih sekolah di SMA Garuda, cowok itu tidak pernah berpenampilan sekeren itu.

"Lho, itu 'kan Ka Karsa? Ngapain dia di sini? Makin ganteng aja dia, tapi bukannya dia mau kuliah ke Amerika? Tapi Ka Karsa beneran sudah sembuh?" Susi, teman baru Cahya bertanya tanpa henti saat melihat Karsa.

Cahya memutar bola mata, kadang merasa kesal saat ada seseorang yang memuji penampilan Karsa secara terang-terangan. Dia kembali menatap Karsa, cowok itu keluar dari rumah sakit dua minggu yang lalu setelah memaksa dokter untuk memulangkannya karena Karsa tidak betah tinggal lama-lama di rumah sakit. Kondisinya membaik, penyakitnya juga sudah sembuh meski harus check up rutin.

Untuk kuliah, Karsa akan tetap kuliah di Amerika sesuai perintah Aldi. Itu sudah menjadi kesepakatan baru antara Karsa dan Aldi, mungkin yang dihilangkan, kalau mau Karsa tidak perlu mengambil progam Master di Amerika. Yang paling mengejutkan adalah, bahwa Karina tidak jadi kuliah di Oxford meski Aldi dan Sheilan memberi izin. Alasannya karena Karina ingin memata-matai Cahya agar tidak selingkuh saat Karsa pergi. Harus dikatakan kalau Cahya dan Karsa sudah jadi sepasang kekasih.

Cahya mendesah panjang, wajahnya selalu memerah tiap kali mengingat kejadian seminggu lalu. Ketika dengan nggak bangetnya Karsa datang ke rumah dan meminta izin sang Mama, Lina, agar cowok itu menjadi pacar Cahya. Lina yang merasa berutang pada Karsa langsung memberi izin dan menyuruh Cahya untuk berpacaran dengan Karsa.

Cahya sengaja berjalan agak jauh dari Karsa, dia masih malu soalnya apalagi sekarang ada banyak orang. Karsa itu suka aneh-aneh. Sayangnya, ketika Cahya berhasil keluar dari gerbang tiba-tiba seseorang menarik tangannya. Siapa lagi kalau bukan Karsa.

"Mobil saya ada di sana, kenapa kamu malah jalan ke sini?" Karsa menatap Cahya bingung, tidak sadar alasan kenapa Cahya pergi ke arah yang lain adalah untuk menghindarinya. "Oh, kamu ingin mobilnya saya pindahin ke sini?"

"Hah?" Wajah Cahya begitu merah, benar-benar malu diperhatikan oleh banyak orang.

"Tunggu bentar," kata Karsa lalu masuk ke dalam mobil lantas berhenti tepat di samping Cahya, cowok itu keluar dari dalam mobil. "Nah, sekarang udah bener. Ayo masuk!"

Karena Karsa membukakan pintu mobil untuk Cahya, dengan sangat terpaksa Cahya masuk ke dalam mobil Karsa. Dia bertanya ke mana mereka akan pergi, tapi Karsa tidak menjawab. Cowok itu malah menggombal tidak jelas hingga akhirnya mereka sampai di parkiran luas. Bandara? Cahya menatap Karsa, memberi kode pada cowok itu untuk menjelaskan semuanya.

"Kenapa kita ke bandara?"

Karsa tersenyum. "Hari ini kita kencannya di bandara aja, kalau ke tempat lain nanti saya ketinggalan penerbangan."

Sontak Cahya menatap Karsa setelah mendengar perkataan cowok itu. "Apa?"

"Hari ini saya pergi ke Amerika." Karsa menjawab enteng, tidak memedulikan reaksi Cahya yang jelas saja sangat terkejut mendengar kepergian Karsa yang mendadak. "Saya juga baru tau kemarin siang."

"Bukannya pertengahan bulan nanti?"

Karsa menarik tangan Cahya masuk ke dalam bandara, dia melihat ke sekitar lalu pergi ke dalam restaurant cepat saji. Kebiasaan Karsa, dia tidak pernah membawa Cahya menemui teman-temannya dan Karina meski mereka satu tempat.

KARSAWhere stories live. Discover now