K º Keno

2.3K 310 14
                                    

16. Keno

"Jangan nilai orang dari penampilan!"

Karsa

Sore itu Karsa sedang berada di kamar dengan kepala dijatuhkan ke atas ranjang, dahinya basah oleh keringat sedangkan wajahnya begitu pucat. Tidak jauh dari tempatnya berada, terdapat pil obat yang berserakan memenuhi sebagian lantai kamar.

Karsa memejamkan mata saat sakit di kepalanya perlahan menghilang. Setidaknya obat itu bekerja dengan baik. Sambil menghela napas panjang, Karsa mengangkat kepala dan duduk bersandar ke ranjang, mengabaikan panggilan dari Andra. Sudah sepatutnya dia menghindari cowok itu. Untuk saat ini dia harus meyakinkan Aldi bahwa dia sudah menarik diri dari semua orang.

Karina: Jemput aku sekarang juga!!

Karina: PENTING!!!

Karsa menghela napas panjang, tanpa mengganti baju seragamnya dia segera turun ke bawah, melewati sang Mama yang tampak asik membaca majalah.

"Ke mana?" Secara tiba-tiba Sheilan bertanya tanpa mengalihkan pandangan dari majalah. "Saya tidak keberatan kamu buat ulah dan membuat Aldi kecewa, tapi jangan memakai seragam sekolah, nanti pihak universitas tidak jadi mengunjungi Garuda."

Karsa diam tidak menyahut, hanya melirik sang Mama dan segera pergi mengendarai mobil menuju sekolah Karina.

"Arsya!" seru Karina saat melihat Karsa tengah berjalan ke arahnya. "Buruan sini!"

Dengan gaya lambat Karsa berjalan mendekati Karina. "Ada apa? Tumben minta dijemput."

Karina nyengir lebar lalu menggandeng lengan Karsa seolah pada pacar sendiri. "Tadi pentolan sekolah ini nembak aku." Dia bercerita sambil berjalan menyusuri koridor. "Tapi aku tolak, soalnya orangnya nyebelin banget udah gitu nakal lagi. Aku 'kan nggak suka. Terus pas dia tanya kenapa aku tolak, ya aku jawab aku udah punya pacar."

Karsa melirik saudara kembarnya datar, tidak memedulikan tatapan kagum para cewek padanya. "Tapi, kan kamu belum punya pacar."

Karina mendengus, "Kenapa? Kamu ingin pamer udah suka sama cewek, hah? Pokoknya kamu nggak boleh pacaran sebelum aku punya pacar. Awas aja kalau ketauan, aku nggak akan biarin pacar kamu hidup tenang."

Karsa menghela napas, Karina itu sebenarnya lebih gila dibandingkan dirinya. "Terserah kamu saja."

Karina kembali tersenyum lebar. "Terus dia marah-marah. Ya udah aku bilang kalau pacar aku bakalan datang jemput aku."

Karsa menoleh pada Karina. Tahu bahwa Karina ingin dirinya melindungi cewek itu dari cowok yang mengganggunya. "Kenapa nggak kamu terima aja?"

Karina mendelik. "Ihh, aku nggak mau ya pacaran sama badboy kayak dia. Aku tuh maunya pacaran sama cowok ganteng terus pinter terus baik lagi."

"Sana, cari dalam novel aja."

Karina mendengus kesal, namun tetap menggandeng tangan Karsa saat dilihat semua orang memandangi mereka dengan tatapan penuh dengan rasa ingin. Sontak saja Karina senang setengah mati karena rencananya berjalan mulus.

"Jangan marah, aku pasti bakalan dapat pacar kalau udah kuliah di Inggris nanti dan setelah itu aku nggak bakalan ganggu kamu."

Karsa hanya menganggukan kepala saja, terlalu malas meladeni Karina yang mau menang sendiri. Ketika Karsa hendak membuka pintu mobil untuk Karina, tiba-tiba dari seseorang menepuk bahu Karsa.

"Jadi, lo itu pacarnya Karina." Seorang cowok dengan penampilan berantakan menatap Karsa tajam.

Karsa balas menatap cowok itu, sedangkan Karina berjalan berputar mendekati Karsa.

KARSAWhere stories live. Discover now