#6. Ruang Pemujaan Iblis

3.6K 141 0
                                    

Pov Damar.

Setelah berdiskusi dengan Arjun Aku langsung benjalan kearah bekas ruang lab biologi itu.
Memang benar disini auranya gelap dan juga pengap banget, kenapa aku bisa gak menyadari nya selama ini.

Sebelum masuk aku berdoa terlebih dahulu.
untuk meminta perlindungan dari Allah Swt.

Didalam terlihat sangat berantakan, Banyak meja dan kursi yg berserakan dimana2,
Ada pula gelas2 kaca bekas lab biologi yg di biarkan begitu saja.
" Hmmm pantesan Auranya gelap banget, dalemnya aja dah kayak penampungan rongsokan begini".
Dengusku melihat kondisi bekas lab ini.

Aku melanjutkan menyusuri ruangan itu, mataku terpaku pada sebuah pintu dekat kamar mandi ruangan ini.
Berbagai cara kucoba untuk membukanya, Bahkah saat kucoba mendobrak pintunya pun tak bergeming sama sekali,

Saat ingin ku dobrak lagi aku mencium bau amis dari dalam ruangan tersebut,

"Kok kayak bau amis darah ya, mmm baunya dari dalem,
gimana ya?!!,
Kayaknya ruangan ini agak bahaya, Apa Aku ngomong dulu sama Arjun ya ".

Saat ingin keluar dari ruangan bekas lab ini aku dikejutkan dengan suara dentuman dan teriakan yg kuketahui itu adalan teriakan Anjani.

Braaaaaakkkkkk

Kak Arjun.

Aku langsung lari keluar ruangan itu, kuedarkan pandanganku kesekitar tempat itu,
Kulihat Arjun bersandar didinding sambil batuk darah,
Kucari dimana Iblis itu berada,

Tak jauh dari Ruang Guru tergeletak pak kepala sekolah yg sudah tak sadar kan diri,
Sepertinya Iblis yg merasukinya sudah berhasil di kalahkan.
Alhamdulillah.

Kulihat Anjani dan beberapa temannya mendekati Arjun yg masih bersandar di dinding yg dia tabrak tadi,.
Tanda basa basi Akupun ikut mendekatinya, untuk memastikan kondisi sepupuku itu.

Pov Arjun

Uhuuuk Uhuuuuk

"Haaah haaaah sepertinya Iblis itu sudah keluar dari badan bapak itu". (Jelasku sambil menyandar kan tubuhku pada tembok yg retak akibat terbentur oleh ku tadi).

Setelah ini pasti Aku jadi Bahan Omongan lagi deh, Seperti di Smp dulu.
Haaah biar saja lah ,
Aku sudah terbiasa di cap Aneh.
Yg penting aku gak menyalah gunakan ke mampuan yg diberikan oleh Allah Swt kepadaku.

Tapi karna ke mampuanku ini, aku juga sulit untuk berteman, kebanyak mereka pada takut sama aku.
Ntah takut ku hajar atau takut kena soal saat berteman denganku.

Saat sedang asik memikirkan apa yg akan terjadi setelah hari ini Aku mendengar suara teriakan Anjani.

Anjani :" Kak Arjun", (teriaknya sambil berlari kearahku bersama teman2 nya).

"Hah pasti bakalan cerewet seperti biasanya niiih".
(Dengusku melihat ekspresi khawatirnya).

Anjani : "Kakak gapapa kan, Ada yg sakit gak, punggung kakak sakit gak, tadi kan kebentuk sama tembok,
Apa perlu Anjani telvonin Ayah, dan bla bla bla". (Hah bener kan cerewet seperti biasanya.)
Arjun : "kakak gapapa kok, cuman lecet dikit, ntar juga sembuh sendiri, gak usah telvon Ayah, takut Ayah khawatir nanti nya".
(Jawabku sambil sesekali terbatuk).

INDIGO STORY "KETURUNAN KE TUJUH"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang