9. Ayam Kampus

1.7K 75 7
                                    

Hari ini aku berniat untuk membalas topokki chicken rice yang Rey kasih kemarin. Tapi hari ini hari minggu, jadi otomatis nggak bisa ketemu Rey di sekolah.

Masa iya harus ke rumahnya? Nanti kalau ketemu mamanya terus minta aku langsung nikah dengan Rey, kan berabe. Ah yaelah kenapa pikiranku jadi ke nikah-nikah. Ini juga jantung kenapa deg-degan, berasa jantungku lagi dangdutan.

Lagian juga aku belum tau rumahnya dimana. Alhasil, aku chat Rey dan menanyakan dimana ia berada.

dmn?

Sebenarnya, balasan makanan yang aku akan beri ke Rey nggak sespesial topokki chicken rice. Aku hanya membuat ayam diungkep dengan bumbu-bumbu, kemudian digoreng nggak terlalu kering. Ayamnya lumayan banyak, tupperwareku penuh dengan ayam.

R.A
sekolah

Wah, kebeneran Rey sedang ada di sekolah ternyata. Nggak pake lama, aku langsung jalan menuju sekolah. Kalau bukan karena Rey, mana mau libur begini aku ke sekolah.

Sesaat sampai di pos satpam sekolah, aku langsung menelpon Rey, "Gue bawa makanan, cepet ke pos satpam. Gue nggak mau nunggu,"

"Saya lagi rapat,"

"Gue nggak mau nunggu,"

"Kemarin saya nunggu kamu lama. Lupa?"

"Jadi bales dendem nih?"

"Iya." Kemudian sambungan dimatikan sepihak. Bukan Rey namanya kalau nggak ngeselin.

Beruntung ada pak satpam yang menemani aku. Sedikit basa-basi mengobrol dengan pak satpam, hitung-hitung sambil nunggu Rey datang.

Setelah lumayan lama, kulihat anak-anak OSIS berjalan menuju gerbang sekolah, yang artinya rapat mereka sudah selesai.

"Ikut saya," tiba-tiba Rey datang menggenggam tanganku dan membawaku ke ruang OSIS yang sepi.

"Sepi amat, sengaja mau beduaan nih?" tanyaku sambil tersenyum geli.

"Nggak juga," balas Rey enteng. Kok aku mulai seneng nih dimodusin sama Rey.

"Boong banget,"

Rey menggidikkan bahunya, "Terserah," Ia duduk di bangku, kemudian aku juga ikut duduk di bangku sampingnya.

Aku menyodorkan tupperwareku, "Balesan buat kemaren. Gue lupa bilang makasih, lo nya sih nyelonong pulang,"

Rey mengambil tupperwarenya, lalu langsung membukanya. "Tau darimana saya suka ayam goreng?" tanyanya.

"Nggak darimana-mana, emang cuma di kostan adanya ayam,"

Rey tersenyum kecil, sejurus kemudian ia memakan ayamnya. Ketika sudah gigitan pertama, ia manggut-manggut, "Enak," pujinya.

Aku tersenyum puas.

"Besok bisa masakin lagi?"

"Eh?" Dikasih hati, minta jantung nih.

"Kalo bisa ayam kampung," pintanya lagi.

Ide jailku muncul, "Ayam kampus mau?"

Matanya mendelik, "Ngaco kamu..." kemudian berubah menatapku lekat, "boleh deh, bungkus!"

"Heh!" marahku.

"Cemburu?"

"Makan sana ayam kampus,"

"Oke, cemburu."

•••

A/n : Cerita saya memang ngebosenin abis. Banyak typo. Kurang panjang. Acak-acakan. Maklumlah saya masih belajar. Tapi cerita ini MURNI hasil pemikiran saya sendiri, jadi maaf bila ada kesamaan tokoh atau tempat dan tolong jangan Mengcopy cerita saya tanpa persetujuan saya. Terimakasih:)

[Saya sangat butuh kritik dan saran kalian, don't be silent readers guys!]

-Yo

My Cool KetOsWhere stories live. Discover now