Jika dilihat menggunakan kedua mata, maka ledakan yang terjadi di gedung tersebut dapat dikatakan sebuah ledakan hebat, karena efeknya juga cukup terasa dan menggetarkan tanah yang ada.


"Ah, rupanya di depan sama di belakang juga ga ada bedanya.." batin Zafran  sebelum menutup mata yang melihat dua puluh meter dari tempatnya berdiri sebelum terhempas, puluhan gangster bersenjatakan senjata tajam di depannya tadi sedang bersembunyi di balik kegelapan dan tentu  saja, mereka juga ikut terhempas pula oleh ledakan dahsyat barusan.

"Bukan sekarang waktunya" bisik Joseline yang tiba-tiba teleport entah darimana dan langsung menangkap tubuh Zafran dalam posisi sama-sama melayang, lalu menteleport kembali mereka berdua ke tempat yang lain.


***


Di suatu tempat yang berjarak sekitar lima kilometer dari  tempat kejadian, sengaja Joseline memindahkannya cukup jauh agar tak terlalu terkena imbas ledakan tadi meskipun ia sedang pingsan sekarang.


"Hah, Intan merepotkan saja.."

"Dia malah main-main sama Zafran."


 Dalam kasus ini, karena Zafran tadi tidak berada di dalam gedung, maka luka yang ia dapatkan hanyalah luka psikis dan kemungkinan terburuk adalah gegar otak. Tak ada luka bakar sama sekali karena ia terhempas duluan sebelumnya dan Joseline berhasil menyelamatkannya berhasil sebelum membentur apapun dengan keras.


***


"Ini dimana?" tanya Zafran entah kepada siapa ketika pertama kali membuka kedua bola mata miliknya. Ketika ia memandang ke arah jendela, sinar matahari masih bisa masuk ke dalam ruangan, pertanda jika sekarang bukanlah malam


 Agak merasa pusing ketika sedikit menyenderkan punggungnya ke dinding yang ada di belakangnya, Zafran sama sekali tak tahu sedang berada di mana. Terlihat jelas jika tangan kirinya telah dipasangi sebuah infus yang sudah habis entah sejak kapan, Zafran langsung mencabutnya.


"Sus"

"Suster..." panggil Zafran.


 Berulang kali Zafran memanggil suster ataupun dokter, namun sama sekali tak ada yang datang, tidak satu pun. Ia juga telah menekan tombol pemanggil suster dan terasa percuma saja karena sepertinya listrik telah mati.


"Aduh, sshh" agak merasa sedikit nyeri di bagian kepala yang entah sejak kapan sudah dipasangi oleh sebuah perban ketika mencoba turun dari ranjang.


 Meskipun Zafran telah mencabut infus yang sempat menempel di tangan kirinya, ia juga masih membutuhkan tongkat yang menopang infus sebagai penahan karena kakinya juga masih belum terlalu kuat untuk digunakan berjalan.


"Haus..." merasa tenggorokannya sangat kering sekali saat ini.


 Ketika Zafran mencoba mencari apakah ada sesuatu yang bisa diminum, kedua bola matanya sama sekali tak bisa menemukannya. Menggunakan air keran untuk diminum juga merupakan sebuah pilihan yang salah, karena air dari keran negara ini tidak bisa langsung diminum begitu saja, berbeda dengan negara sebelah. Sakit perut yang ada.

I'm Coming [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang