27. Ungkapan Hati

Beginne am Anfang
                                    

Memang benar yang Mika katakan tadi soal ia yang dicari ustadzah Zahira. Makanya saat ini ia akan segera kembali ke pesantren diantar oleh kakaknya tanpa memberi tahu Fatimah dan Akira.

Radith baru saja menelponnya dan mengatakan bahwa ia sudah berada di dalam Mobil. Mika pun segera bergegas keluar. Namun saat ia baru saja ingin melangkahkan kakinya keluar dari pintu depan, ia melihat Rasyid yang tengah berjalan kearahnya.

Melihat itu mika diam sejenak.

"Itu kak Rasyid. Apa aku tanya sekarang? Tapi bang Radith udah nungguin aku" batin Mika lagi

Selagi Mika sedang berdiskusi dengan hatinya, ia baru saja sadar bahwa di depannya ada Rasyid yang berdiri.

Ia pikir Rasyid tadi akan melewatinya. Tapi ternyata malah berhenti di hadapannya.

"Kata Radith kamu cari saya?"

Mika mendongak. Dilihatnya Rasyid yang juga melihat kearahnya namun sudah pasti bukan dimatanya.

"Eh i iya " jawab Mika gelagapan. Entah kenapa sekarang ia merasa jadi susah untuk menanyakan hal yang tadi

"Ta tapi nanti saja Ustadz, saya harus pergi. Assalamualaikum" lanjutnya lalu berlalu melewati Rasyid

"Waalaikum mus sallam" balas Rasyid merasa ada yang aneh dengan gadis yang baru saja melewatinya itu

"Mika tunggu. Kamu mau ke pesantren kan? Nanti saya nyusul. Kita bicara disana!"

Ujar Rasyid berbalik menghentikan mika.

Mendengar panggilan Rasyid, Mika berhenti tapi ia tak berbalik. Tidak tau kenapa, perkataan Rasyid soal ia akan menyusulnya dan kata kita yang digunakan, membuat ia salting dan tak berani menoleh.









































































Sudah enam jam setelah Rasyid mengatakan ingin menyusul Mika di pesantren. Namun hingga kini ia belum juga beranjak dari rumahnya.

Selepas sholat ashar tadi, ia malah asik berkutat dengan dirinya. Macam macam persoalan yang bisa saja membuat Mika seperti tadi mulai terbayang di pikirannya.

"Apa mungkin dia dengar omongan Radith tadi?" Gumam Rasyid menduga duga

Rasyid berdiri dari kasurnya mengambil kunci mobil di atas nakas lalu beranjak pergi dari rumahnya.

Ia memutuskan untuk pergi ke pesantren dan menanyakan langsung apa yang ingin ditanyakan Mika tadi.

Saat sampai ia tak langsung pergi ke tempat Mika. Melainkan ia mencari Riki, anak kecil yang sering bersamanya akhir akhir ini di pesantren.

Ia menyuruh Riki memanggil Mika dan mengajaknya untuk pergi ke lapangan yang disana akan ada dirinya nanti.

Sekitar lima menitan Rasyid menunggu, akhirnya dilihatnya Riki yang berjalan kearahnya bersama Mika.

Sebenarnya Rasyid tak ingin melakukan ini. Tapi ia terlanjur mengatakan pada Mika untuk bicara dengannya.

Disisi lain saat jarak Mika semakin dekat dengan Rasyid, kegugupan Mika semakin menjadi bahkan keringat di tangannya sampai keluar.

Mika menghentikan langkahnya tepat dua meter di hadapan Rasyid. Sedangkan Riki anak kecil itu seolah mengerti dengan isyarat Rasyid, ia pun mengambil duduk di saung dekat mereka.

"Kamu dengar yang di omongin Radith tadi?" Tanya Rasyid memulai pembicaraan karena tahu saat ini Mika tengah gugup

Mika mendongak sebentar lalu kembali menunduk.

"Omongan bang Radith? Soal apa ya ustadz?" Tanya Mika balik, seolah tak tahu apa yang dimaksud Rasyid

"Jadi kamu gak dengar?" Tanya Rasyid lagi dan diangguki Mika

"Maafkan Mika ya Allah" batin Mika karena berbohong

"Terus apa yang tadi kamu mau bilang ke saya ?"

"Saya mau bilang            itu kalau

"Kalau?" Tanya Rasyid menunggu kelanjutannya

"Kalau hasil wawancara yang waktu itu, ustadzah kasih nilainya bagus ustadz. Iya itu. Saya cuma mau bilang itu" ucap Mika sambil cengar-cengir guna menghilangkan kegugupannya. Dan lagi lagi ia berbohong.

"Yakin cuma itu?" Tanya Rasyid masih ragu dengan jawaban Mika

"Iya ustadz. Kalau gitu saya permisi dulu. Assalamualaikum " pamit Mika namun baru saja ia ingin berbalik pergi, Rasyid menahannya.

"Tunggu. Kamu yakin gak dengar soal Radith yang bilang kalau saya bakal ngekhitbah kamu?"

Mika diam. Perlahan ia beranikan dirinya untuk melihat Rasyid. Raut wajahnya saat ini seolah sedang menunjukkan tanda tanya untuk Rasyid.

"Jadi itu benar?"

Rasyid diam sejenak lalu kembali bersuara.

"Iya itu benar. Saya memang berencana buat ngekhitbah kamu sepulang dari singapur. Jujur saya suka sama kamu"






































Hay Hay Hallow Manteman🤗
Assalamualaikum🌻
Jangan lupa vomentnya yaa 😂


Salam Manis 🌙
@adindaslsblh

Tetangga Idaman Hingga Jannah Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt