Kencan terakhir

6.7K 607 76
                                    

Namjoon sama Seokjin tiduran diatas kasur

Satu kasur men, sekasur woe!

Namjoon memeluk Seokjin sambil tiduran, dagunya bertumpu tepat dipucuk kepala Seokjin. lengannya melingkar sempurna dipinggang Seokjin.

"Mau ngomong apa sih?" Seokjin mendongak, hidungnya tepat menyentuh dagu bawah Namjoon.

"Gue keterima ikut pertukaran pelajar" jawab Namjoon

"wahh,bagus dong... trus apa masalahnya?"

"Yaa berarti kita berdua bakalann pisah, setahun mungkin," Wajah Namjoon sedikit murung.

"Yaa gapapa, kan bisa telponan nanti"

"Gimana kalo aku kangennya meluk kamu kek gini?" Namjoon makin erat meluk Seokjin trus menduselkan kepalanya keleher Seokjin.

Kadang dia ambil kesempatan ngecup daun telinga Seokjin

Hmm kesempatan

"Manja ihh"

"Biarin, kan manjanya sama pacar" Namjoon makin merapatkan pelukannya, dan Seokjin pun terdiam pasrah.








Seokjin udah ketiduran dalam pelukan, sedangkan Namjoon masih kejaga. Sesekali dia membelai surai hitam itu dan mengecupnya dengan lembut.

Dibandingin cemburu, Namjoon lebih khawatir sama hubungan yang jarak jauh ini. ga tau apa penyebabnya, pokoknya dia khwatir aja kalo harus jauh dari Seokjin.

Nanti yang nemenin Seokjin makan siapa?

Ntar tiap malam minggu yang bawa Seokjin jalan-jalan siapa?

Yaa masa si Ken

Mati ae njing.

Namjoon tak sudi.

Yaa masa nanti jodoh gue keslepet sama Ken, buntelan kepuk sih? -knj

Batalin pertukaran pelajar juga bakalan sia-sia aja perjuangan dia selama ini.

ini Namjoon benar-benar ribetin pikirannya sendiri.

Sejenak dia lihat Seokjin yang masih tertidur dengan nyaman dalam pelukan itu.

Mana Seokjin tuh ngangenin pula.

"Kenapa mau jauh dari lo aja susahnya minta ampun buat gue? Ada magnet bumi di lo yaa?" gumam Namjoon sambil ngelus pipi Seokjin.

Pas lagi asyik pandangin wajah Seokjin yang manis itu, ada bunyi pesan masuk ke Ponsel Namjoon, yang ngasih tau keberangkatan dia tuh lusa hari jum'at.

"Anjir, mepet banget," gumam Namjoon lagi sambil natep ponsel, Seokjin masih tertidur pulas.

Dan mau ga mau Namjoon harus cepat pulang buat nyiapin pakaiannya.

Jadi dengan berat hati yang teramat sangat berat, dia ngelepasin rangkulannya dari Seokjin.

Trus ngambil jaket, sama kunci motor, habis itu dia pamit bentar ke Seokjin "Sampai ketemu besok  yaa" ucap Namjoon pelan. Ia meninggalkan sebuah ciuman hangat dibibir Seokjin.

Kadang pengennya gigit bibir Seokjin, tapi ntar kalo Seokjin bangun, yang ada malah dia yang diterkam hidup-hidup












Destinasi kencan mereka di malam terakhir bersama, sebelum Namjoon pergi meninggalkan tercintanya itu adalah pasar malam.

Yaaa sekalian buka puasalah

"Dih, aku kirain kamu bakalan ajak ketempat sepi" kata Seokjin pas turun dari motor dibantu Namjoon.

"Oh kamu mau tempat yang sepi dan gelap?"

"aku ga bilang gelap yaa tadi"

Seokjin tau emang otak bejat Namjoon itu.

"bejat emang itu otakmu Namjoon"

Karena jalan saling berdampingan, maka Seokjin dengan gampang langsung mendaratkan cubitan dipinggang Namjoon.

"Akh!, sakit, sakit.."

"rasain" ejek Seokjin

"Makanya ga usah mikir mau diperbaiki lagi otak aku"

Mereka berdua pun saling tatap terus ketawa bareng.

Sebulan pacaran sama Seokjin, udah bikin Namjoon paham gimana maunya Seokjin, dan nanggepin perkataan Seokjin yang kadang bisa berubah jadi masalah.

Bagi Namjoon pacaran sama Seokjin itu ga sesante PDKT ke Luna maya.








Pasar malam, semakin larut malah semakin ramai dengan para manusia, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Dan Seokjin sangat-sangat menyukai keramaian.

"Ini pasar malam apa diskotik sih?" celetuk Namjoon, langkahnya dan Seokjin saling beriringan, tangannya merangkul pundak Seokjin merapat.

"kenapa emang?"

"Makin malam, makin ramai"

Heuh dasar Namjoon

"harusnya lo bersyukur kalo makin ramai, jadinya kan kita berdua bisa jalan dempetan"

Eh otak Seokjin

"Kamu yaa, jangan mancing loh... taukan?,  kalo bejat aku dah keluar tuh susah dikendaliin lagi"

"Apa? Mau cium kening aku lagi? hih, ga zaman" ujar Seokjin meremehkan, sembari  mutar bola matanya dengan malas.

"Jadi maunya dimana? Bibir?"

"eh! hah?!"

"Sini deketan biar aku cium"

"Ga..ga.."

Seokjin berlari kecil menghindari Namjoon yang akan menciumnya.








Kali ini dibawah sinar rembulan, mereka berdua duduk diatas sebuah carpet berwarna coklat gelap, yang sengaja dibentangkan pada rumputan hijau. Mereka duduk berdua sambil lihat kelangit, lalu kadang Seokjin berdecak kagum ketika ada kembang api yang menghiasi langit.

"Seokjin, " Panggil Namjoon, bikin fokus Seokjin ke kembang api jadi teralih

"iya,"

"mau nulis pesan gak?"

"untuk siapa?"

"Jadi aku tulis pesan buat kamu, trus kamu nulis pesan buat aku. Nanti bacanya pas kita udah kepisah. Gimana mau gak?"

"boleh"

Namjoon ngeluarin buku dari tasnya, trus nyobek selembar kertas kosong. Kemudian membagi kertas jadi dua bagian. Satunya dikasih ke Seokjin dan satunya buat dia.

Mereka berdua pun duduk dengan saling membelakangi untuk menulis pesan tersebut. 

.


.

.

TBC___

Boo minta maaf lagi nih, 

Karena rencana cuma mau nambah dua chapter sebelum diakhiri bagian 1, tapi Boo malah nambahin  empat Chapter.

So sorry gaes, harap maklum, ide Boo suka melebar dan mempersempit tiba-tiba :")

RECOK "Instagram" ✔️ [NAMJIN]Where stories live. Discover now